Hasiltani.id – Sejarah, Jenis, Ciri-ciri dan Contoh Puisi Tentang Kebaikan. Kebaikan adalah nilai universal yang selalu relevan dalam kehidupan manusia. Melalui puisi, kebaikan dapat diekspresikan dengan indah dan mendalam, menggugah perasaan serta mendorong tindakan positif.
Dalam artikel ini, Hasiltani akan menyajikan beberapa contoh puisi tentang kebaikan yang mampu menyentuh hati dan memberikan inspirasi.
Puisi-puisi ini tidak hanya menyoroti keindahan kebaikan itu sendiri, tetapi juga mengajak pembaca untuk merenungkan makna dan pentingnya berbuat baik dalam kehidupan sehari-hari.
Mari kita simak bersama bagaimana kata-kata dapat menjadi jembatan menuju dunia yang lebih baik melalui karya sastra yang penuh makna.
Pengertian Puisi dan Sejarahnya
Sebelum membahas contoh puisi tentang kebaikan, Hasiltani membahas pengertian puisi dan sejarahnya.
Secara etimologis, kata “puisi” berasal dari bahasa Yunani Kuno, yaitu “poieo” atau “pocima,” yang berarti kreasi atau penyusunan. Dalam konteks ini, puisi adalah hasil dari kreativitas dan penyusunan kata-kata oleh manusia.
Menurut E. Kosasih dalam bukunya “Bahasa Indonesia” (2017), puisi merupakan karya sastra yang mengekspresikan pikiran dan perasaan dengan keindahan kata-kata.
Untuk menciptakan keindahan bahasa yang utuh, penyair sering kali menggunakan irama, rima, diksi, baris, kiasan, dan elemen lainnya, sehingga puisi bisa disebut sebagai seni literasi.
Pengertian ini umumnya menggambarkan puisi lama, yang memiliki aturan ketat mengenai jumlah baris, bait, dan rima.
Namun, pada puisi modern atau puisi bebas, aturan-aturan ini tidak lagi mengikat, sehingga penyair memiliki kebebasan lebih dalam mengekspresikan diri.
Oleh karena itu, H.B. Jassin (1917-2000), yang dikenal sebagai Paus Sastra Indonesia, menjelaskan bahwa puisi adalah karya sastra yang menyampaikan perasaan yang terkandung di dalamnya.
Menurut H.B. Jassin, puisi mengandung pemikiran, gagasan, dan tanggapan terhadap realitas dunia, yang dirangkai dalam kata-kata indah. Sejarah puisi sendiri sudah dimulai sejak 1.700 tahun sebelum Masehi di India, dengan karya-karya kuno seperti Veda dan Gathas dari Zoroaster. Pada masa lalu, penyair dianggap sebagai tokoh yang terhormat dan berpendidikan, yang merenungkan serta berpikir tentang makna kehidupan.
Hal ini juga terlihat dari sejarah pujangga Nusantara kuno, yang karya-karyanya masih dipelajari hingga saat ini. Biasanya, sebuah kerajaan memiliki penyair resmi yang memegang posisi penting dalam pemerintahan, seperti Empu Prapanca dari Majapahit dan Ranggawarsita (1802-1873), pujangga utama Kasunanan Surakarta.
Jenis dan Ciri-ciri Puisi
Pada pembahasan contoh puisi tentang kebaikan, Hasiltani membahas jenis dan ciri-ciri puisi.
Puisi dapat dibagi menjadi dua jenis utama: puisi lama dan puisi modern.
1. Puisi Lama
Puisi Lama umumnya anonim, artinya penulisnya tidak diketahui. Puisi lama memiliki ciri khas yang terikat pada aturan tertentu, seperti jumlah baris per bait, jumlah kata per baris, rima (persamaan bunyi), dan irama. Beberapa jenis puisi lama antara lain pantun, syair, talibun, mantera, dan gurindam.
- Mantera adalah jenis puisi tertua yang diciptakan dalam kepercayaan animisme untuk dibacakan dalam upacara atau ritual budaya. Ciri khas mantera adalah penggunaan kata-kata yang berulang, penggunaan kata-kata yang tidak umum dalam kehidupan sehari-hari, dan efek bunyi yang magis.
- Pantun memiliki ciri bersajak a-b-a-b, terdiri dari empat baris, dengan dua baris sampiran (pembuka) dan dua baris isi.
- Talibun adalah pantun yang terdiri dari lebih dari empat baris, dan jumlah barisnya selalu genap, seperti enam, delapan, sepuluh, atau dua belas baris.
- Syair adalah puisi yang terdiri dari empat baris per bait dan bersajak a-a-a-a, yang biasanya menceritakan suatu kisah.
- Gurindam terdiri dari dua baris yang berirama sama (a-a). Baris pertama biasanya berisi sebab, dan baris kedua berisi akibat.
2. Puisi Modern
Puisi Modern adalah bentuk puisi yang tidak lagi terikat oleh aturan jumlah baris, rima, atau aturan lain yang umumnya ada pada puisi lama. Puisi modern, yang muncul pada angkatan ’45 dan dipelopori oleh Chairil Anwar, lebih fokus pada isi dan makna puisi daripada bentuk atau jumlah baris dalam baitnya. Ciri-ciri puisi modern antara lain:
- Mengandung unsur humanisme universal dan terbuka terhadap pengaruh dari berbagai budaya dunia.
- Realis, dan sering terimbas unsur naturalis.
- Menggunakan kata-kata yang hemat, dan sering menyampaikan makna melalui perbandingan yang kuat dan berkesan.
- Menyajikan perbandingan visual yang jelas, bahkan hingga ke aspek-aspek di balik kenyataan.
- Menunjukkan sinisme dan sarkasme terhadap masalah-masalah sosial.
- Menggunakan bahasa percakapan sehari-hari.
- Tidak lagi mementingkan tipografi atau rima dalam baris dan bait.
Dalam pembacaan puisi modern, unsur utama yang perlu diperhatikan adalah pelafalan, intonasi, dan ekspresi.
Contoh Puisi Tentang Kebaikan
Berikut adalah contoh puisi tentang kebaikan:
Kebaikan yang Tak Terlihat
Di sudut hari yang sunyi,
Ada tangan-tangan lembut yang tak dikenal,
Memberi tanpa pamrih,
Menyebar cahaya di antara bayang.
Kebaikan bukanlah suara gemuruh,
Bukan teriakan di tengah keramaian,
Ia adalah bisikan halus,
Dalam keheningan yang mendalam.
Seperti embun pagi yang menghapus debu malam,
Kebaikan datang tanpa disadari,
Menghapus luka di hati yang tersembunyi,
Menghangatkan jiwa yang hampir layu.
Tiada wajah yang mencari pujian,
Tiada tangan yang menunggu balasan,
Kebaikan adalah air jernih,
Mengalir tenang tanpa henti.
Di setiap langkah yang kita tempuh,
Kebaikan adalah cahaya kecil,
Menunjukkan jalan bagi mereka yang tersesat,
Membawa harapan bagi yang hampir putus asa.
Semoga kita semua menjadi lilin,
Yang tak pernah padam di tengah malam,
Menebarkan kebaikan tanpa lelah,
Meski dalam gelap, kita tetap bersinar.
Cahaya Kebaikan
Kebaikan adalah matahari pagi,
Menyinari hari dengan sinar yang lembut,
Menyapu dingin dari malam yang panjang,
Menghangatkan hati yang beku dan kaku.
Setiap senyum adalah sinar yang jatuh,
Setiap tangan yang terulur adalah cahaya,
Membawa harapan di lorong yang gelap,
Mengiringi langkah-langkah kecil dengan cinta.
Kebaikan tak butuh panggung besar,
Ia ada dalam setiap tindakan kecil,
Dalam sepotong roti yang kau bagi,
Dalam pelukan yang menenangkan jiwa.
Mari kita jaga cahaya ini tetap menyala,
Di tengah badai dan kegelapan malam,
Karena di setiap sinarnya, ada kehidupan,
Di setiap kebaikan, ada cahaya Tuhan.
Benih Kebaikan
Di ladang hati yang kering dan tandus,
Aku tanam benih kebaikan,
Meski hujan jarang turun,
Aku siram dengan harapan.
Kebaikan tumbuh perlahan,
Menembus tanah yang keras,
Akar-akar kecilnya mencari,
Menemukan jalan di antara batu.
Hari berganti, waktu berjalan,
Benih itu menjadi pohon,
Daunnya teduh melindungi,
Dari panasnya kehidupan.
Orang-orang berlindung di bawahnya,
Menikmati buahnya yang manis,
Tak ada yang tahu siapa yang menanam,
Tapi kebaikan itu kini milik semua.
Jadilah penanam benih,
Meski tak kau lihat panennya,
Sebab kebaikan akan tumbuh,
Walau dalam diam, ia akan berbuah.
Baca juga: Contoh Puisi Kerja Keras Demi Masa Depan yang Memotivasi
Penutup
Demikianlah informasi dari Hasiltani.id tentang contoh puisi tentang kebaikan.
Melalui puisi, kebaikan menemukan tempatnya untuk diungkapkan dengan keindahan dan kedalaman yang tak tertandingi.
Contoh puisi tentang kebaikan yang telah disajikan dalam artikel ini menunjukkan bahwa kebaikan adalah benih yang dapat kita tanam dalam hati, dan dengan penuh kasih, kita dapat menyebarkannya ke seluruh penjuru kehidupan.
Semoga puisi-puisi ini tidak hanya menjadi sekadar rangkaian kata, tetapi juga menjadi inspirasi untuk lebih banyak berbuat baik dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan menumbuhkan kebaikan di dalam diri dan berbagi dengan sesama, kita semua dapat menciptakan dunia yang lebih indah dan penuh kedamaian.
Terimakasih telah membaca artikel contoh puisi tentang kebaikan ini, semoga informasi mengenai contoh puisi tentang kebaikan ini bermanfaat untuk Sobat.