Asmaul Husna Dzikir Al-Bashir

Keutamaan dan Manfaat Asmaul Husna Dzikir Al-Bashir

Posted on

Hasiltani.id – Keutamaan dan Manfaat Asmaul Husna Dzikir Al-Bashir dalam Kehidupan Sehari-Hari. Asmaul Husna merupakan 99 nama Allah yang mengandung makna agung dan penuh hikmah, salah satunya adalah Al-Bashir yang berarti Allah Maha Melihat. Dzikir Al-Bashir menjadi salah satu bentuk ibadah yang mampu mendekatkan diri kepada Allah dengan menyebut dan merenungi sifat-sifat-Nya. Melalui dzikir Al-Bashir, umat Muslim diajak untuk selalu sadar bahwa setiap gerak-gerik, perilaku, dan niat kita senantiasa berada dalam pengawasan Allah yang Maha Melihat.

Dzikir ini bukan hanya sekedar lantunan di bibir, namun juga refleksi untuk menjaga penglihatan dari hal-hal yang dilarang serta menggunakan indra mata dengan penuh kesadaran untuk melihat tanda-tanda kebesaran Allah di alam semesta. Dalam kehidupan sehari-hari, meneladani sifat Al-Bashir dapat membantu kita lebih berhati-hati dalam bertindak, lebih bijaksana dalam memanfaatkan waktu, serta mendorong kita untuk merenungi setiap peristiwa sebagai bagian dari kebesaran Allah.

Mengenal Al-Bashir

Sebelum membahas Asmaul Husna Dzikir Al-Bashir, Hasiltani membahas mengenai Al-Bashir.

Al-Bashir berarti Allah Yang Maha Melihat. Kata Al-Bashir berasal dari akar kata dalam bahasa Arab klasik, yaitu “b-s-r,” yang bermakna melihat, menatap, memperhatikan untuk memahami, mengetahui dengan wawasan, serta menjadi sadar sepenuhnya.

Allah melihat segala sesuatu sepanjang waktu, memahami apa yang telah terjadi dan akan terjadi, serta memiliki wawasan yang sempurna tanpa pernah salah dalam detail sekecil apapun. Penglihatan Allah tidak terbatas pada hal-hal yang tampak di luar, tetapi juga mencakup apa yang ada dalam hati setiap makhluk-Nya.

Dalam buku Rahasia Keajaiban Asmaul Husna oleh Syafi’ie el-Bantanie, dijelaskan bahwa Al-Bashir berasal dari kata “Bashara,” yang berarti pengetahuan terhadap sesuatu. Seiring berjalannya waktu, makna ini berkembang menjadi “melihat.” Artinya, Allah mengetahui segala sesuatu dengan penglihatan-Nya yang sempurna.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga menegaskan bahwa memahami makna Al-Bashir dapat dilakukan dengan merenungkan kejadian dan peristiwa yang terjadi di sekitar kita. Allah melihat segala sesuatu, bahkan hal yang paling kecil di langit dan bumi, dan seluruh alam semesta berada dalam pengawasan-Nya.

Cara mengimani sifat Allah Al-Bashir, menurut Syafi’ie el-Bantanie, dapat dilakukan dengan:

Baca Juga :  Doa Nabi Nuh Robbi Anzilni Munzalan Mubarokan Wa Anta Khoirul Munzilin

  1. Melihat tanda-tanda kebesaran Allah di lingkungan sekitar dan menjadikan itu sebagai bahan renungan agar ketaatan dan keimanan semakin meningkat.
  2. Menggunakan penglihatan untuk hal-hal yang baik, seperti beribadah dan menghindari hal-hal yang buruk.
  3. Menggunakan indra penglihatan untuk hal-hal yang bermanfaat, seperti belajar, bekerja, dan aktivitas yang positif.

Memahami Asmaul Husna ini memiliki keutamaan yang besar. Seperti yang disebutkan dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim:

“Allah mempunyai 99 nama, seratus kurang satu. Barangsiapa yang memahaminya akan masuk surga.” (HR Bukhari dan Muslim).

Dengan memahami dan mengamalkan Asmaul Husna, termasuk Al-Bashir, kita dapat memperoleh ketenangan hati dan menguatkan hubungan kita dengan Allah SWT.

Dalil Asmaul Husna Al-Basir dalam Al-Quran

Pada artikel Asmaul Husna Dzikir Al-Bashir ini, Hasiltani membahas dalil Asmaul Husna Al-Bashir dalam Al-Quran.

Berikut ini adalah penjelasan mengenai dalil Asmaul Husna Al-Basir dalam Al-Qur’an, yang menggambarkan bahwa Allah Maha Melihat segala sesuatu.

1. Surah An-Nisa Ayat 58

Dalam ayat ini, Allah memerintahkan agar amanat disampaikan kepada yang berhak menerimanya, serta untuk bersikap adil dalam menetapkan hukum di antara manusia. Ayat ini diakhiri dengan pengingat bahwa Allah Maha Mendengar dan Maha Melihat, menegaskan bahwa tidak ada yang luput dari pengawasan-Nya.

Bunyi Ayat: “Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat.” (QS. An-Nisa [4]:58)

2. Surah Al-Isra Ayat 1

Ayat ini menceritakan peristiwa Isra Mi’raj, di mana Allah memperjalankan Nabi Muhammad dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa. Ayat ini diakhiri dengan penegasan bahwa Allah adalah Yang Maha Mendengar dan Maha Melihat, mengingatkan kita bahwa Dia senantiasa menyaksikan setiap kejadian dan mendengar segala doa hamba-Nya.

Bunyi Ayat: “Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.” (QS. Al-Isra [17]:1)

3. Surah Asy-Syura Ayat 11

Ayat ini menegaskan bahwa Allah adalah Pencipta langit dan bumi, dan tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya. Dalam penciptaan manusia dan hewan, Allah memperlihatkan kekuasaan-Nya. Ayat ini ditutup dengan pengingat bahwa Allah Maha Mendengar dan Maha Melihat, memastikan bahwa setiap makhluk selalu dalam pengawasan-Nya.

Bunyi Ayat: “(Allah) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu pasangan-pasangan dari jenis kamu sendiri, dan dari jenis hewan ternak pasangan-pasangan (juga). Dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia. Dan Dia Yang Maha Mendengar, Maha Melihat.” (QS. Asy-Syura [42]:11)

Baca Juga :  Dzikir Wirid Sirrullah Dzatullah Sifatullah Kodratullah Wujudullah

Semoga penjelasan ini membantu dalam memahami dalil mengenai sifat Al-Basir dalam Al-Qur’an.

Meneladani Sifat Al-Basir

Pada pembahasan Asmaul Husna Dzikir Al-Bashir, Hasiltani membahas manfaat meneladani sifat Al-Bashir.

Meneladani sifat Al-Basir, yang berarti Allah Maha Melihat, membawa banyak manfaat yang positif bagi kehidupan kita, baik secara spiritual maupun sosial. Berikut beberapa manfaat yang dapat diperoleh:

1. Menjaga mata, perilaku, ucapan, dan sikap

Dengan meneladani sifat Al-Basir, kita akan lebih berhati-hati dalam menggunakan mata, ucapan, dan sikap sehari-hari, menjaga diri dari hal-hal buruk yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain.

2. Menjaga diri dari dosa

Kesadaran bahwa Allah selalu melihat setiap perbuatan kita membuat kita lebih waspada dan menjaga diri dari perbuatan yang berdosa, baik yang terlihat oleh orang lain maupun yang tersembunyi.

3. Membantu di hari akhir

Pada hari kiamat nanti, setiap anggota tubuh, termasuk mata, akan dipertanggungjawabkan. Meneladani sifat Al-Basir membantu kita menggunakan mata dengan cara yang baik, sehingga dapat menjadi pertolongan saat hari perhitungan tiba.

4. Menambah hal-hal positif dalam diri

Meneladani sifat Allah ini juga mendorong kita untuk terus belajar dan mengembangkan ilmu, baik yang bermanfaat untuk kehidupan dunia maupun akhirat. Ini membuat kita lebih berpengetahuan dan bijak dalam menjalani kehidupan.

5. Hidup lebih tenang dan bersyukur

Dengan menyadari bahwa Allah Maha Melihat, kita akan lebih bersyukur atas segala nikmat yang diberikan-Nya, dan berusaha untuk tidak menyakiti orang lain. Sikap syukur ini membuat hidup kita lebih tenang dan damai.

Dengan meneladani sifat Al-Basir, kita dapat membentuk diri menjadi pribadi yang lebih baik, memperkuat iman, dan menjalani kehidupan yang lebih bermakna dan penuh kebaikan.

Berakhlak dengan Asmaul Husna Al-Bashir

Pada artikel Asmaul Husna Dzikir Al-Bashir, Hasiltani juga membahas mengenai berakhlak dengan Asmaul Husna Al-Bashir.

Berakhlak dengan Asmaul Husna Al-Bashir berarti kita berusaha meneladani sifat Allah yang Maha Melihat dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam menjaga penglihatan kita. Syaikh Izzuddin bin Abdussalam menjelaskan bahwa penglihatan manusia terbagi menjadi dua:

1. Penglihatan yang tidak terhindarkan (dharuri)

Ini adalah penglihatan yang tidak disengaja, seperti melihat sesuatu secara kebetulan. Penglihatan ini tidak bisa kita hindari, sehingga tidak ada dosa yang terkait dengannya.

2. Penglihatan yang diupayakan (kasbi)

Penglihatan ini adalah yang kita lakukan dengan sengaja, dan inilah yang harus kita kendalikan. Kita harus memastikan bahwa apa yang kita lihat sejalan dengan ridha Allah. Mata kita seharusnya digunakan untuk hal-hal yang mendekatkan diri kepada-Nya, seperti melihat tanda-tanda kebesaran-Nya di alam semesta, membaca Al-Qur’an, mencari ilmu, dan merenungkan penciptaan Allah.

Baca Juga :  Fadilah Asmaul Husna Dzikir Al-Baari - Keutamaan dan Manfaatnya

Menjaga penglihatan agar sejalan dengan akhlak Al-Bashir juga mencakup menghindari hal-hal yang diharamkan, seperti melihat sesuatu yang tidak pantas atau mengandung dosa. Allah memerintahkan dalam Al-Qur’an untuk memperhatikan ciptaan-Nya, sebagaimana disebutkan dalam ayat berikut:

“Katakanlah: ‘Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman.’”
(QS. Yunus: 101)

Ayat ini mengajak kita untuk memperhatikan tanda-tanda kekuasaan Allah di alam semesta, karena dengan mengamati alam dan ciptaan-Nya, iman kita akan semakin kuat.

Dalam ayat lain, Allah menyebutkan pentingnya merenungkan penciptaan langit dan bumi:

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): ‘Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.’”
(QS. Ali Imran: 190-191)

Dengan merenungkan ayat-ayat ini, kita diajak untuk selalu melihat alam sebagai tanda kebesaran Allah dan menjadikan penglihatan kita sebagai sarana mendekatkan diri kepada-Nya. Melalui penglihatan yang baik dan penuh kesadaran, kita bisa memperkuat keimanan dan menjaga akhlak.

Baca juga:

Penutup

Demikianlah informasi dari Hasiltani.id tentang Asmaul Husna Dzikir Al-Bashir.

Sebagai salah satu nama dari Asmaul Husna, Al-Bashir mengajarkan kita bahwa Allah adalah Dzat yang Maha Melihat, baik yang tampak maupun yang tersembunyi. Dengan mengamalkan dzikir Al-Bashir, kita dapat memperkuat kesadaran bahwa setiap tindakan, ucapan, dan pikiran kita selalu berada dalam pengawasan Allah. Melalui dzikir ini, kita diajak untuk memperbaiki penglihatan kita—tidak hanya secara fisik, tetapi juga secara batin, dengan selalu melihat kebaikan dan menjauhi keburukan.

Menjadikan dzikir Al-Bashir sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari dapat membantu menjaga hati, pikiran, dan perilaku kita agar senantiasa sejalan dengan kehendak Allah. Semoga dengan rutin berdzikir dan meneladani sifat Al-Bashir, kita dapat menjalani hidup yang lebih bermakna, penuh kesadaran, dan selalu berada dalam lindungan-Nya.

Terimakasih telah membaca artikel Asmaul Husna Dzikir Al-Bashir ini, semoga informasi mengenai Asmaul Husna Dzikir Al-Bashir ini bermanfaat untuk Sobat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *