Puasa tapi Tidak Sholat Tarawih

Puasa tapi Tidak Sholat Tarawih – Apa Hukumnya?

Posted on

Hasiltani.id – Puasa tapi Tidak Sholat Tarawih – Apa Hukumnya?. Bulan Ramadan adalah waktu yang penuh berkah, di mana umat Islam menjalankan ibadah puasa sebagai salah satu rukun Islam. Selain berpuasa, Sholat Tarawih juga menjadi tradisi penting yang dilaksanakan setiap malam selama bulan suci ini. Namun, seringkali muncul pertanyaan: apakah puasa tetap sah jika seseorang tidak melaksanakan Sholat Tarawih?

Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan hubungan antara puasa dan Sholat Tarawih, membahas hukum serta pandangan yang ada tentang pelaksanaan ibadah ini. Dengan pemahaman yang lebih baik, diharapkan kita dapat menjalankan ibadah puasa dengan lebih khusyuk dan optimal, meskipun mungkin ada alasan tertentu yang membuat seseorang tidak dapat melaksanakan Sholat Tarawih.

Hukum Meninggalkan Salat Tarawih

Pada artikel puasa tapi tidak Sholat Tarawih, Hasiltani membahas hukum meninggalkan sholat tarawih.

Salat Tarawih adalah sunnah muakad, yang berarti sangat dianjurkan dan hampir dianggap wajib. Rasulullah SAW selalu melaksanakan salat ini dan jarang meninggalkannya.

Melaksanakan Salat Tarawih memiliki banyak keistimewaan. Meskipun seseorang melakukannya sendirian, salat ini tetap sah dan akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Namun, jika seseorang tidak melakukannya, mereka tidak berdosa.

Rasulullah SAW menyatakan bahwa Salat Tarawih tidak bersifat wajib. Dalam sebuah hadis, beliau bersabda:

إِنِّي خَشِيْتُ أَنْ تُفْرَضَ عَلَيْكُمْ.

Artinya: “Sesungguhnya aku khawatir ini (dianggap) wajib atas kalian.”

Dari hadis ini, kita bisa memahami bahwa puasa seseorang tetap sah meskipun tidak melaksanakan Salat Tarawih. Bagi umat Islam yang melewatkannya, tidak ada kewajiban untuk mengganti atau mengqadhanya.

Namun, sangat dianjurkan untuk melaksanakan Salat Tarawih karena memiliki banyak keutamaan yang hanya bisa diraih selama bulan Ramadan.

Apakah Shalat Tarawih Bisa Diganti?

Pada pembahasan puasa tapi tidak Sholat Tarawih, Hasiltani akan menjawab pertanyaan apakah shalat tarawih bisa diganti?

Baca Juga :  Khasiat Surat Ali 'Imran Ayat 9 dan Maknanya

Shalat Tarawih dapat diganti, tetapi tidak wajib. Hal ini sesuai dengan statusnya sebagai sunnah muakkad.

Menurut Ustaz M. Mubasysyarum Bih, yang dikutip dari artikel NU Online berjudul “Apakah Shalat Tarawih Dapat Diqadha” (2019), Tarawih termasuk dalam kategori salat sunnah An-Naflul Muaqqat.

Salat sunnah An-Naflul Muaqqat memiliki batasan waktu tertentu. Contohnya termasuk Salat Tarawih, Salat Rawatib, dan Salat Duha.

Dalam mazhab Syafi’i, jika seseorang melewatkan salat sunnah jenis An-Naflul Muaqqat karena ketiduran atau alasan lain, mereka diperbolehkan untuk mengqadhanya. Namun, penggantiannya bersifat sunnah, bukan kewajiban.

Jadi, jika seseorang tidak dapat melaksanakan Salat Tarawih karena kepentingan lain atau tertidur, mereka boleh menggantinya di waktu lain, baik pagi, siang, atau bahkan di luar bulan Ramadan. Namun, sangat dianjurkan untuk segera menggantinya.

Dasar hukum lain yang mendukung diperbolehkannya mengganti Salat Tarawih adalah hadis riwayat Muslim yang menyebutkan bahwa Rasulullah pernah mengqadha Salat Rawatib. Salat Rawatib termasuk dalam kategori An-Naflul Muaqqat, sama seperti Salat Tarawih.

“Nabi mengqadha dua rakaat setelah Salat Zhuhur setelah Salat Ashar.” (Hadis riwayat Al-Bukhari dan Muslim). Karena salat ini memiliki batasan waktu, maka bisa diqadha seperti salat fardhu. Ketentuan ini berlaku baik untuk salat sunnah yang tertinggal saat bepergian maupun di rumah, sebagaimana dijelaskan oleh Imam Ibnul Muqri.

Syarat Shalat Tarawih

Pada pembahasan puasa tapi tidak Sholat Tarawih, Hasiltani membahas syarat shalat tarawih.

Untuk melaksanakan Shalat Tarawih yang sah, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi:

1. Waktu Pelaksanaan:

Shalat Tarawih harus dilakukan setelah Shalat Isya dan sebelum Shalat Subuh, di malam hari. Shalat ini bisa dilaksanakan segera setelah Shalat Isya atau di akhir malam.

2. Niat yang Tulus:

Niatkan dengan tulus dan sungguh-sungguh untuk beribadah kepada Allah SWT saat melaksanakan Shalat Tarawih.

3. Rukun dan Syarat Shalat:

Lakukan Shalat Tarawih dengan memenuhi rukun dan syarat yang benar. Ini termasuk membaca Al-Fatihah dan surah Al-Qur’an pada setiap rakaat, serta melakukan rukuk, sujud, dan duduk di antara dua sujud.

Baca Juga :  Keutamaan dan Manfaat Asmaul Husna Dzikir Al-`Azhiim

4. Tidak Harus Berjamaah:

Shalat Tarawih bisa dilakukan sendiri di rumah atau berjamaah di masjid, jadi tidak ada kewajiban untuk melakukannya secara berjamaah.

5. Mengikuti Tata Cara yang Sesuai:

Perhatikan tata cara dan aturan Shalat Tarawih sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW. Ini mencakup membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar, serta menjaga kesopanan dan kekhusyukan selama shalat.

6. Jumlah Rakaat:

Jumlah rakaat Shalat Tarawih yang sesuai dengan contoh Rasulullah adalah 11 rakaat, dengan urutan dua rakaat-dua rakaat dan diakhiri dengan Shalat Witir yang ganjil.

Keutamaan Sholat Tarawih

Pada artikel puasa tapi tidak Sholat Tarawih, Hasiltani membahas keutamaan sholat tarawih.

Keutamaan Salat Tarawih tidak hanya terletak pada pahala yang dilipatgandakan, tetapi juga terdapat banyak keutamaan lainnya. Berikut adalah ringkasan keutamaan Salat Tarawih selama 30 hari, seperti yang tertera dalam buku 30 Keutamaan Sholat Tarawih (2021) terbitan Pena Kreativa:

  1. Hari ke-1: Dosa orang mukmin diampuni seperti saat ia baru dilahirkan.
  2. Hari ke-2: Dosa kedua orang tua juga mendapatkan ampunan dari Allah.
  3. Hari ke-3: Allah mengampuni dosa-dosa orang yang ikhlas melaksanakan Salat Tarawih.
  4. Hari ke-4: Mendapat pahala seperti membaca Al-Qur’an.
  5. Hari ke-5: Mendapat pahala setara dengan shalat di Masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan Masjidil Aqsho.
  6. Hari ke-6: Pahalanya setara dengan melakukan tawaf di Baitul Makmur, sama seperti saat umrah.
  7. Hari ke-7: Menjadi penolong dari kejahatan.
  8. Hari ke-8: Mendapat anugerah seperti yang diberikan kepada Nabi Ibrahim.
  9. Hari ke-9: Seperti melaksanakan ibadah para nabi.
  10. Hari ke-10: Allah memberikan rezeki yang lebih baik di dunia dan akhirat.
  11. Hari ke-11: Seseorang yang melaksanakan Salat Tarawih akan keluar dari dunia seperti saat baru dilahirkan.
  12. Hari ke-12: Wajahnya bercahaya seperti rembulan purnama.
  13. Hari ke-13: Selamat dari keburukan.
  14. Hari ke-14: Tidak akan dihisab di hari kiamat.
  15. Hari ke-15: Malaikat akan memintakan ampun untuk dosa-dosa kalian kepada Allah.
  16. Hari ke-16: Selamat dari siksaan neraka.
  17. Hari ke-17: Mendapat pahala seperti yang diperoleh para nabi.
  18. Hari ke-18: Mendapat rida Allah.
  19. Hari ke-19: Derajatnya diangkat di surga Firdaus.
  20. Hari ke-20: Diberi pahala setara dengan orang yang mati syahid.
  21. Hari ke-21: Dibangunkan rumah dari cahaya di surga.
  22. Hari ke-22: Selamat dari kesulitan di hari kiamat.
  23. Hari ke-23: Dibangunkan kota di surga.
  24. Hari ke-24: Doanya dikabulkan.
  25. Hari ke-25: Allah menghilangkan siksa kuburnya.
  26. Hari ke-26: Mendapat pahala selama 40 tahun.
  27. Hari ke-27: Mendapat kemudahan saat melewati jembatan Shirathal Mustaqim.
  28. Hari ke-28: Allah mengangkat seribu derajat di surga.
  29. Hari ke-29: Mendapat pahala setara dengan seribu ibadah haji.
  30. Hari ke-30: Mendapat balasan surga.
Baca Juga :  Lirik Qasidah Ya Laqolbin dalam Arab, Latin dan Terjemahannya

Baca juga:

Penutup

Demikianlah informasi dari Hasiltani.id tentang puasa tapi tidak Sholat Tarawih.

Bahwa ibadah puasa dan Sholat Tarawih memiliki kedudukan masing-masing dalam agama Islam. Meskipun Sholat Tarawih sangat dianjurkan dan memiliki banyak keutamaan, tidak melaksanakannya tidak menghapuskan sahnya puasa seseorang. Puasa tetap sah dan berharga di hadapan Allah, bahkan jika seseorang tidak dapat melaksanakan Sholat Tarawih karena berbagai alasan, seperti kesibukan atau kondisi kesehatan.

Namun, kita sebaiknya selalu berusaha untuk menjalankan kedua ibadah ini semaksimal mungkin, karena keduanya saling melengkapi dalam mendekatkan diri kepada Allah. Dengan memahami bahwa setiap amal ibadah memiliki nilai dan pahalanya masing-masing, kita dapat menjalani bulan Ramadan dengan penuh kesadaran dan keikhlasan, serta terus berupaya meningkatkan kualitas ibadah kita secara keseluruhan.

Terimakasih telah membaca artikel puasa tapi tidak Sholat Tarawih ini, semoga informasi mengenai puasa tapi tidak Sholat Tarawih ini bermanfaat untuk Sobat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *