Hasiltani.id – Panduan Sukses Ternak Ikan Patin di Kolam Terpal Air Diam. Hasiltani akan membahas tentang panduan sukses ternak ikan patin di kolam terpal air diam. Metode beternak ini cocok untuk Sobat Tani yang ingin beternak ikan patin di rumah tanpa perlu kolam yang besar dan luas.
Mengenal Ikan Patin?
Sebelum melangkah ke panduan sukses ternak ikan patin di kolam terpal air diam, Sobat Tani terlebih dahulu mengenal ikan patin. Ikan patin adalah salah satu jenis ikan air tawar yang banyak diminati oleh masyarakat.
Ikan ini menjadi populer sebagai hidangan kuliner karena memiliki kandungan lemak yang paling rendah dibandingkan dengan jenis ikan lainnya. Tingginya permintaan pasar juga memberikan prospek yang cerah bagi pembudidayaannya.
Secara fisik, ikan patin memiliki struktur anatomi atau morfologi yang mirip dengan ikan lele, namun dengan beberapa perbedaan. Patin sebenarnya terdiri dari berbagai macam spesies yang hidup di negara-negara yang berbeda. Di Indonesia, ikan yang biasa disebut Pangasius djambal atau Pangasius nasutus ini hidup di sungai-sungai besar, muara sungai, dan perairan danau.
Morfologi Patin
Dilihat dari segi fisiknya, tubuh ikan patin dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu kepala, tubuh, dan sirip. Ciri-ciri tubuh ikan patin dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Kepala
Organ-organ yang terdapat pada kepala ikan patin meliputi mulut, mata, tutup insang, dan sirip. Bagian kepala ikan ini memiliki ukuran yang relatif kecil bila dibandingkan dengan ukuran tubuhnya. Mulut ikan patin terletak di ujung kepala dan sejajar secara horizontal dengan mata. Sirip dada yang tumbuh di kepala berada tepat di bawah mata.
Posisi mulut ikan patin juga merupakan ciri khas dari kelompok ikan kumis atau catfish, karena selain berada di ujung kepala, mulutnya juga agak sedikit ke bawah. Di kedua sisi mulut, tumbuh dua pasang kumis berukuran pendek yang berfungsi sebagai indera peraba.
2. Tubuh
Meskipun kepala ikan patin relatif kecil, namun tubuhnya cukup besar dan memanjang. Bahkan menurut beberapa penelitian, panjang tubuh ikan air tawar ini bisa mencapai 120 cm atau lebih dari satu meter, yang termasuk besar untuk jenis ikan air tawar pada umumnya.
Warna tubuh ikan patin putih keperakan di seluruh bagian tubuhnya, sedangkan pada bagian punggungnya berwarna agak kebiru-biruan. Menariknya, tubuh patin tidak memiliki lapisan sisik, namun kulitnya cukup keras dan tebal untuk melindungi diri dari gangguan luar.
3. Sirip
Seperti ikan pada umumnya, ikan patin juga memiliki sirip yang berfungsi untuk bergerak di dalam air. Ikan ini memiliki enam jenis sirip yang tersebar di sepanjang tubuhnya, yang masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda-beda.
Keenam jenis sirip ikan patin tersebut adalah satu pasang sirip dada (pectoral fin), satu pasang sirip perut (ventral fin), satu sirip dubur (anal fin), satu sirip ekor (caudal fin), satu sirip punggung (dorsal fin), dan satu sirip tambahan (adpose fin).
Panduan Ternak Ikan Patin di Kolam Terpal Air Diam: Langkah demi Langkah
Berikut ini adalah panduan langkah demi langkah untuk memulai ternak ikan patin di kolam terpal air diam:
1. Persiapan dan Perencanaan
Sebelum memulai ternak ikan patin di kolam terpal air diam, ada beberapa persiapan dan perencanaan yang perlu dilakukan:
- Tentukan lokasi yang tepat untuk kolam terpal. Pastikan tempat tersebut mendapatkan sinar matahari yang cukup dan mudah diakses.
- Ukur dan tentukan ukuran kolam terpal yang akan Sobat Tani buat. Pertimbangkan jumlah ikan yang ingin Sobat Tani ternak dan pastikan kolam terpal memiliki uk
uran yang memadai.
- Periksa kualitas tanah dan pastikan kolam terpal dapat berdiri dengan kokoh. Jika diperlukan, lakukan penggalian dan perataan tanah sebelum memasang terpal.
2. Memilih Bibit Ikan Patin yang Berkualitas
Pilih bibit ikan patin yang sehat dan berkualitas. Cari peternakan ikan terpercaya atau toko ikan yang menyediakan bibit ikan patin. Pastikan bibit yang Sobat Tani pilih bebas dari penyakit dan memiliki pertumbuhan yang baik.
3. Persiapan Kolam Terpal
Sebelum memasukkan bibit ikan patin, persiapkan kolam terpal dengan baik:
- Bersihkan kolam terpal dari kotoran atau benda asing lainnya.
- Isi kolam terpal dengan air yang bersih dan bebas klorin. Pastikan kualitas air memenuhi kebutuhan ikan patin.
- Jika perlu, pasang sistem aerasi untuk meningkatkan oksigen dalam air.
4. Penebaran Bibit Ikan
Setelah kolam terpal siap, lakukan penebaran bibit ikan patin:
- Pastikan suhu air dalam kolam terpal sesuai dengan kebutuhan ikan patin.
- Rendam kantong plastik yang berisi bibit ikan dalam air kolam terpal selama beberapa saat untuk menyesuaikan suhu.
- Setelah itu, buka kantong dan secara perlahan masukkan bibit ikan ke dalam kolam terpal. Pastikan Sobat Tani tidak merusak sisik atau sirip ikan saat memasukkannya ke air.
5. Pemeliharaan Harian
Untuk menjaga pertumbuhan dan kesehatan ikan patin, lakukan pemeliharaan harian seperti berikut:
- Beri makan ikan patin dengan pakan berkualitas sesuai dengan kebutuhan dan umur ikan.
- Pantau kualitas air secara teratur, termasuk suhu, pH, dan kadar oksigen. Jika diperlukan, lakukan perubahan air sebagian atau tambahkan bahan kimia untuk menjaga kualitas air.
- Periksa kesehatan ikan secara rutin. Jika ada tanda-tanda penyakit, segera ambil tindakan untuk mengatasinya.
Kolam Terpal
Dalam ternak ikan patin di kolam terpal air diam, sebanyak 100 bibit ikan patin ditempatkan dalam kolam terpal dengan ukuran kecil, hanya sebesar 1,2 m x 2 m dengan ketinggian air maksimal 40 cm. Kolam tersebut tidak memiliki aliran air masuk dan keluar serta tidak dilengkapi dengan aerator.
Untuk mempersiapkan kolam sebelum benih ikan ditebar, air kolam idealnya harus disiapkan beberapa waktu sebelumnya seperti dalam budidaya ikan lele. Air kolam perlu diisi dan dilakukan pemupukan untuk menumbuhkan plankton dalam air.
Tidak dilakukan proses pematangan air karena bibit ikan patin sudah tersedia. Setelah kolam dibersihkan, kolam diisi dengan air sumur. Kemudian, segenggam garam dan satu ember air dari kolam ikan lele yang sehat dimasukkan ke dalam kolam.
Bibit ikan patin yang sebelumnya dibungkus plastik kemudian dicelupkan ke dalam kolam setelah direndam selama setengah jam untuk beradaptasi dengan suhu perlahan.
Sebagian besar bibit ikan terlihat sehat dan aktif, namun beberapa ekor terlihat lemah dan bergerak lambat sejak awal. Pada pagi harinya, ditemukan 2 ekor bibit ikan yang sudah mati dan beberapa ekor lagi diperkirakan akan menyusul karena kondisinya yang lemah. Setelah seminggu, tingkat kematian bibit ikan mencapai 10%.
Dari percobaan pertama dalam memelihara ikan patin di kolam terpal dengan air tenang ini, target yang diinginkan tidaklah terlalu tinggi. Namun, terlihat bahwa banyak ikan yang dapat bertahan hidup dan mau makan, yang membuatnya cukup memuaskan. Perkiraan waktu panen ikan patin ini sekitar 4 hingga 7 bulan, tergantung dari ukuran atau berat yang diinginkan.
Penyakit
Salah satu kendala utama dalam pemeliharaan ternak ikan patin di kolam terpal air diam adalah penyakit. Pada minggu kedua pemeliharaan, beberapa ikan patin terlihat memiliki bintik-bintik putih di seluruh tubuhnya, mulai dari kepala hingga badan.
Beberapa ikan kemudian mulai mengalami sesak napas dan akhirnya mati satu per satu. Jenis penyakit ini tidak pasti, mungkin jamur atau white spot (bintik putih) yang sering menyebabkan kematian massal pada benih ikan.
Kemungkinan lebih besar penyebabnya adalah jamur, karena dalam perkembangannya terlihat bentuk seperti serat benang putih memanjang. Selain tanda-tanda di atas, penyakit ini juga ditandai dengan peradangan di sekitar sirip ikan patin.
Selain tanda fisik yang telah disebutkan, penyakit ini juga dapat dikenali dari perilaku ikan yang berkumpul dan berdesakan di salah satu sudut kolam.
Beberapa cara telah dicoba untuk mengatasi penyakit ini, seperti merendam ikan dalam larutan methylene blue dan PK, serta mengganti seluruh air kolam dengan yang baru. Namun, hasilnya tidak terlalu signifikan dan jumlah bintik putih pada ikan tetap bertambah dengan adanya kematian ikan.
Akhirnya, dilakukan langkah dengan melarutkan MB dan PK langsung ke dalam kolam, sebanyak 2 tutup botol atau meter persegi setiap dua hari. Meskipun ikan hanya diberi makan secukupnya, sepuluh hari kemudian ikan yang tersisa mulai terlihat sehat dan jumlah bintik putih pada tubuh ikan juga berkurang.
Diperkirakan bahwa hanya 40-50% ikan yang berhasil selamat setelah mengalami penyakit ini.
Mudah Panik
Ternak ikan patin di kolam terpal air diam berbeda dengan ikan lele yang kurang sensitif terhadap kebisingan, ikan patin cenderung mudah terkejut. Bahkan suara atau gangguan kecil saja bisa membuat ikan patin panik. Ketika ikan patin panik, sering terdengar suara benturan pada dinding kolam dan ikan patin berusaha untuk melompat keluar dari kolam.
Kadang-kadang, pergantian air dapat menyebabkan masalah juga. Air yang terlalu jernih bisa membuat ikan tidak mau makan selama tiga hari. Oleh karena itu, disarankan untuk mengganti air maksimal separuh dari volume kolam kecuali jika air benar-benar sangat kotor.
Selain itu, patil ikan patin ternyata tidak kalah tajamnya dengan ikan lele. Menangkap ikan patin dengan tangan dapat menyebabkan lebih banyak luka dibandingkan dengan menangkap ikan lele. Selain itu, patil ikan patin yang tajam dapat menembus terpal dan membuat kolam bocor.
Penutup
Demikian informasi dari Hasiltani tentang ternak ikan patin di kolam terpal air diam. Ternak ikan patin di kolam terpal air diam adalah metode yang menarik untuk mencoba budidaya ikan patin. Dengan mengikuti panduan yang telah kami berikan, Sobat Tani dapat memulai peternakan ikan patin Sobat Tani sendiri dengan lebih percaya diri.
Ingatlah untuk selalu memantau kualitas air, memberikan pakan yang baik, dan menjaga kesehatan ikan secara keseluruhan. Dengan kesabaran dan perawatan yang baik, Sobat Tani dapat mencapai kesuksesan dalam bisnis ternak ikan patin di kolam terpal air diam.