Mengawinkan Indukan Lele Dumbo Secara Alami

Cara Mengawinkan Indukan Lele Dumbo Secara Alami untuk Pemula

Posted on

Hasiltani.id – Cara Mengawinkan Indukan Lele Dumbo Secara Alami untuk Pemula. Menjadi seorang petani lele membutuhkan pengetahuan dan keterampilan yang luas untuk mencapai kesuksesan dalam budidaya. Salah satu aspek penting dalam pemeliharaan lele adalah mengawinkan indukan dengan benar.

Dalam artikel ini, Hasiltani akan membahas tentang cara mengawinkan indukan lele dumbo secara alami. Hasiltani akan memberikan tips dan trik yang efektif bagi para pemula yang ingin memulai proses perkawinan lele dumbo.

Jadi, jika Sobat Tani tertarik untuk mempelajari cara mengawinkan indukan lele dumbo secara alami, teruslah membaca!

Mengawinkan Indukan Lele Dumbo Secara Alami

Mengawinkan indukan lele dumbo secara alami adalah langkah yang penting untuk memastikan reproduksi yang sukses dan keberlanjutan budidaya. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat Sobat Tani ikuti untuk mengawinkan indukan lele dumbo secara alami:

Pemilihan Indukan yang Tepat

Pilihlah indukan yang sehat dan berkualitas tinggi untuk memastikan keturunan yang baik. Untuk memilih induk lele yang benar-benar matang, air dalam kolam indukan dikuras agar semua calon induk terlihat dengan lebih jelas.

Kemudian, dipilih satu ekor induk betina yang diperkirakan telah siap sepenuhnya untuk dikawinkan. Induk lele betina yang siap dapat dengan mudah dikenali dari perutnya yang membesar. Perut yang membesar ini bisa berisi ribuan atau puluhan ribu telur. Ketika melihat bagian lubang saluran telur pada induk betina ini, warnanya telah memerah tua.

Dari beberapa induk jantan yang ditangkap untuk dijadikan indukan, terdapat perbedaan warna pada alat reproduksinya. Beberapa alat reproduksi cenderung berwarna putih, sementara yang lain memiliki sedikit nuansa kemerahan.

Baca Juga :  Budidaya Ikan Lele Red Water System RWS (Red Water System)

Induk jantan yang dipilih adalah yang memiliki alat reproduksi berwarna lebih merah dibandingkan yang lainnya, serta memiliki ukuran badan yang seimbang dengan induk betina. Untuk menangkap kedua indukan ini, diperlukan jaring yang cukup besar. Selain memiliki ukuran yang besar, kedua induk ini juga memiliki gerakan yang kuat.

Persiapan Kolam Terpal

Kolam terpal yang telah disiapkan telah diisi dengan air bersih dan jernih sejak siang hari. Air tersebut diambil dari tandon air yang diisi dari sumur air tanah.

Ketinggian air dalam kolam dijaga sekitar 30 cm saja, mengingat konstruksi kolam yang masih sederhana dan dapat berpotensi jebol jika terlalu penuh.

Pengenalan Indukan

Pada sore hari, kedua induk lele telah dimasukkan ke dalam kolam. Kedua induk lele tersebut, yang sebelumnya berontak kuat saat ditangkap, kini hanya sedikit bergerak setelah berada di dalam kolam. Mereka diam saja di bagian kolam, hampir tidak bergerak sama sekali.

Tutup kolam yang terbuat dari kawat strimin dipasang untuk menutupi seluruh permukaan kolam agar induk lele tidak melompat keluar. Satu aliran air dengan debit kecil dipasang di tengah kolam pada ketinggian tertentu, sehingga terdengar suara gemericik air jatuh. Hal ini bertujuan untuk memberikan aerasi dan kenyamanan bagi ikan. Diperkirakan proses pemijahan akan terjadi pada malam hari atau menjelang pagi esok.

Pemantauan Perilaku

Setelah indukan jantan dan betina ditempatkan dalam kolam kawin, perhatikan perilaku mereka dengan seksama. Biasanya, indukan jantan akan mulai mengejar betina dan melingkari tubuhnya.

Ini adalah tanda bahwa proses perkawinan telah dimulai. Pantau perilaku mereka secara teratur untuk memastikan bahwa perkawinan berjalan dengan baik.

Memantau Hasil Keturunan

Kedua induk terlihat berbaring di sisi kolam yang saling berjauhan. Dalam posisi seperti itu, awalnya diperkirakan tidak akan terjadi pembuahan. Namun setelah melihat induk betina yang lebih ramping dengan perut yang lebih kecil, kemungkinan besar bahwa induk betina telah mengeluarkan telur.

Baca Juga :  Mengapa Ukuran Kolam Budidaya Ikan Patin Penting?

Setelah diamati dengan seksama, terlihat adanya banyak bulatan kecil berwarna kecoklatan yang menempel pada paranet. Warna bulatan tersebut mirip dengan pil minyak ikan yang sering dijual di apotik. Bulatan-bulatan tersebut tersebar merata di lantai kolam, bahkan hingga ke batu-bata penahan kakaban.

Sebagian bulatan berada sendiri-sendiri, sementara sebagian lainnya bergabung membentuk gumpalan. Tentu saja, inilah telur ikan lele. Posisi paranet hitam yang digunakan untuk kakaban tampak berantakan dan tidak teratur. Batu-bata yang digunakan untuk menahan paranet ternyata tidak cukup kuat untuk menahan gerakan ikan.

Setelah dikonfirmasi bahwa ikan telah bertelur, kedua induk segera ditangkap dan dikembalikan ke kolam indukan. Praktik ini bertujuan agar telur-telur tersebut dapat menetas tanpa kehadiran induknya, serta untuk mengurangi risiko pemangsaan telur oleh induknya. Terlebih lagi, kedua induk ini telah dipuasakan selama 12 jam sebelum proses pemijahan dilakukan, dengan tujuan agar mereka tidak buang kotoran di dalam kolam pemijahan.

Sebuah aerator dipasang untuk menyediakan udara atau oksigen ke dalam air, dengan harapan dapat meningkatkan kemungkinan penetasan telur. Jika telur-telur tersebut tidak berhasil menetas, setidaknya langkah awal dalam memastikan bahwa induk lele telah bertelur telah dilakukan.

Perkembangan Telur

Setelah beberapa saat, terjadi perkembangan pada telur-telur ikan. Sebagian kecil telur menunjukkan perubahan mencolok dengan warnanya yang berubah menjadi putih, mirip dengan warna beras. Sementara sebagian besar telur tetap berwarna kecoklatan. Telur-telur berwarna putih tersebut kemungkinan tidak akan menetas karena tidak terbuahi dengan baik.

Kurang dari 24 jam setelah pengecekan, sebagian telur mulai menetas. Terlihat larva ikan lele atau burayak yang baru menetas bergerak di dasar kolam terpal dan permukaan batu-bata. Larva-larva tersebut berasal dari kelompok telur berwarna kecoklatan. Gerakan mereka mirip dengan gerakan cacing sutra yang meliuk-liuk ke kiri dan ke kanan, namun mereka belum mampu berenang.

Baca Juga :  Budidaya Belut - Panduan Lengkap untuk Sukses di Industri Ini

Ukuran larva tersebut tidak lebih besar dari jentik-jentik nyamuk dewasa. Keesokan harinya, sebagian larva ikan mulai berenang naik ke permukaan air. Proses pemijahan induk lele hingga menetas berhasil dilakukan dengan sukses.

Apa Penyebab Kegagalan Mengawinkan Indukan Lele Dumbo Secara Alami

Ribuan larva bibit lele yang sehat dan diharapkan dapat tumbuh dengan baik, ternyata mengalami hasil yang jauh dari harapan. Dalam waktu beberapa jam saja, semua larva lele yang sebelumnya berwarna kecoklatan dan aktif berenang tiba-tiba berhenti bergerak dan mati dalam jumlah yang banyak, menumpuk di dasar kolam.

Warna mereka berubah menjadi putih, senada dengan warna air kolam yang memutih. Jelas terdapat kesalahan dalam praktik pemijahan ini. Dugaan sementara adalah bahwa larva lele, yang jumlahnya sangat banyak, mengalami kekurangan oksigen atau keracunan.

Hal ini menyebabkan kematian massal larva lele. Aliran air yang masuk ke kolam terlalu kecil dan tidak mampu memberikan aerasi serta pertukaran air yang cukup.

Penutup

Mengawinkan indukan lele dumbo secara alami adalah langkah penting dalam budidaya lele yang berhasil. Dalam artikel ini, Hasiltani.id telah memberikan panduan langkah demi langkah tentang cara mengawinkan indukan lele dumbo secara alami.

Hasiltani telah menjelaskan pemilihan indukan yang tepat, persiapan kolam terpal, pengenalan indukan, pemantauan perilaku, dan pemantauan hasil keturunan.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, Sobat Tani dapat meningkatkan peluang keberhasilan perkawinan dan menghasilkan keturunan lele dumbo yang sehat. Penting juga untuk memantau kondisi lingkungan dan kesehatan indukan secara keseluruhan selama proses perkawinan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *