Mantra Ajian Pancasona versi Islam

Mengenal Mantra Ajian Pancasona Versi Islam

Posted on

Hasiltani.id – Mengenal Mantra Ajian Pancasona Versi Islam. Selamat datang di artikel Hasiltani yang membahas tentang mantra ajian Pancasona versi Islam. Di sini, Hasiltani akan mengungkap secara mendalam mengenai mantra ajian Pancasona versi Islam, sejarahnya, kegunaan, serta panduan untuk mengamalkannya.

Ajian Pancasona merupakan salah satu ilmu spiritual yang memiliki keunikan tersendiri dan sangat berarti bagi banyak orang. Mari kita eksplorasi lebih dalam tentang ajian ini.

Apa Itu Ajian Pancasona?

Sebelum membahas mengenai mantra Ajian Pancasona versi Islam, Hasiltani akan memberikan informasi mengenai Ajian Pancasona ini.

Ajian Pancasona adalah salah satu bentuk ilmu gaib yang memiliki akar dalam kepercayaan spiritual dan kejawen. Asal usul ajian ini belum bisa dipastikan secara pasti, namun banyak yang percaya bahwa ajian Pancasona berasal dari budaya Jawa.

Dalam versi aslinya, ajian ini berhubungan dengan kekuatan lima elemen alam, yaitu angin, api, air, tanah, dan ether (ruang). Namun, dalam perkembangannya, ajian ini juga mengalami adaptasi di kalangan masyarakat Islam.

Ilmu ini digunakan untuk mencari kehidupan abadi. Mereka menjadi tak terkalahkan dalam pertarungan.

Tubuh mereka yang terluka dalam duel dapat pulih dengan cepat, bahkan jika tubuh terputus, dapat kembali menyatu. Bahkan, ketika mereka mati, mereka dapat hidup kembali.

Ajian Pancasona banyak diaplikasikan oleh pejuang-pejuang masa silam untuk melawan penjajah. Bahkan, beberapa arsip Belanda kuno juga mencatat keampuhan dari ajian ini.

Tentara-tentara Belanda sering kali merasa kewalahan saat berhadapan secara langsung dengan para kampiun Tanah Air.

Mereka tidak hanya memiliki kulit yang tak tembus peluru, tetapi juga tulang yang sekeras baja. Sulit sekali untuk mengalahkan mereka, kecuali dengan menggunakan strategi politik pecah belah (devide et impera).

Baca Juga :  Keajaiban Dua Peluru Ayat Al-Quran yang Ditembakkan Kiai Uti Cirebon

Sejarah Ajian Pancasona

Dalam mantra ajian Pancasona versi Islam, Ajian Pancasona memiliki sejarah panjang yang mencakup berbagai perubahan dan evolusi dari masa ke masa. Asal usul ajian ini dapat ditelusuri ke zaman kerajaan di Pulau Jawa.

Di masa lalu, ajian ini digunakan oleh para raja atau kesatria sebagai sarana perlindungan dan kekuatan dalam pertempuran. Namun, seiring berjalannya waktu, ajian Pancasona juga menemukan tempat di kalangan masyarakat yang lebih luas.

Dengan masuknya agama Islam ke Indonesia, ajian Pancasona mengalami pengaruh dan perubahan. Orang-orang mulai mengadaptasi prinsip-prinsip ajian ini dengan ajaran Islam, sehingga muncullah versi Islam dari ajian Pancasona.

Dalam versi Islamnya, ajian ini dikaitkan dengan asmaul husna dan doa-doa yang berasal dari Al-Quran.

Mantra Ajian Pancasona versi Islam

Ilmu kekebalan yang kemudian banyak disebut sebagai Ajian Pancasona Sunan Kalijaga ini kemudian banyak diterapkan pada berbagai perguruan silat dan kanuragan, terutama di daerah Banten dan ujung timur Pulau Jawa.

Namun, sebagaimana ilmu kekebalan sejati yang telah Hasiltani bagikan sebelumnya, tidak ada ilmu kekebalan yang mudah dan ringan untuk dipelajari.

Begitu juga dengan Ajian Pancasona, ilmu ini dikenal memiliki syarat ritual dan lelaku yang sangat berat bagi sebagian orang, terutama bagi yang belum terbiasa mengamalkannya.

Adapun syarat lelaku untuk memperoleh Ajian Pancasona adalah melakukan puasa sunnah setiap hari Senin dan Kamis selama 7 bulan (di luar puasa Ramadhan). Setelah itu, dilanjutkan dengan puasa sunnah selama 40 hari berturut-turut tanpa putus.

Pada hari ke-41, calon pengamal melakukan puasa patigeni, yaitu puasa tanpa makan dan minum, tidak tidur, dan tidak terkena cahaya matahari selama sehari semalam. Makanan yang diperbolehkan hanya air putih dan nasi putih saja untuk sahur dan berbuka.

Baca Juga :  Lirik Suluk Man Mitslukum Lirosulillah Yantasibu - Arab, latin dan terjemahannya

Selama menjalankan puasa tersebut, diwajibkan membaca mantra Ajian Pancasona sebanyak 21 kali setiap selesai melaksanakan sholat fardhu.

Di malam hari, dilakukan sholat hajat untuk memohon karomah dari ajian ini. Sebelum mengerjakan sholat hajat, diwajibkan mandi besar dengan membacakan doa Aji Pancasona sebanyak 21 kali.

Pada hari terakhir puasa patigeni, mantra Ajian Pancasona dibaca sebanyak 75 kali. Setelah selesai menjalankan puasa, setiap hari setelah sholat, mantra tersebut dibaca sebanyak 3 kali.

Adapun mantra Ajian Pancasona versi Islam adalah sebagai berikut:

bismillah-hirrahman-nirrahim

niat ingsun amatek ajiku aji pancasona

ana wiyat jeroning bhumi

surya murub ing banthala

bumi sap pitu

anelahi sabhuwana

rahina tan kena wengi

urip tan kenaning pati

ingsun pengawak jagat

mati ora mati

tlinceng geni tanpa kukus

ceng cleleng (2x) kasangga ibu pertiwi

tangi dhewe, urip dhewe aning jagat

mustika lananing jaya

hem, aku si pancasona

ratune nyawa sakelir

Manfaat Ajian Pancasona

Setelah membahas mengenai Mantra Ajian Pancasona versi Islam, kita juga akan membahas mengenai manfaat Ajian Pancasona.

Ajian Pancasona versi Islam diyakini memiliki beragam manfaat bagi praktisi yang mengamalkannya dengan penuh keyakinan dan ketekunan. Beberapa manfaat dari ajian Pancasona adalah:

1. Perlindungan dari Bahaya: Ajian Pancasona dapat berfungsi sebagai perisai spiritual yang melindungi diri dari ancaman dan bahaya.

2. Ketajaman Intuisi: Praktisi ajian ini sering mengalami peningkatan dalam hal intuisi dan kepekaan terhadap lingkungan sekitar.

3. Pengaruh Positif: Amalan ajian ini diyakini membawa energi positif dan membantu menarik kesuksesan serta keberuntungan.

4. Keseimbangan Batin: Ajian ini membantu mencapai keseimbangan batin dan ketenangan jiwa.

5. Pengasihan: Salah satu tujuan dari ajian ini adalah untuk memperkuat ikatan cinta dan kasih sayang antara pasangan.

Baca Juga :  Rahasia Khasiat Bismillah 12000 - Kemuliaan, Perlindungan, dan Keberuntungan

Penutup

Demikian artikel ini, Hasiltani.id telah membahas mengenai Mantra Ajian Pancasona versi Islam. Mantra Ajian Pancasona versi Islam telah menjadi bagian penting dari warisan keilmuan tradisional yang turun-temurun.

Keberadaannya yang kini banyak diterapkan dalam berbagai perguruan silat dan kanuragan, terutama di daerah Banten dan ujung timur Pulau Jawa, membuktikan nilai dan kekuatan yang diakui oleh para penganutnya.

Namun, kita harus mengingat bahwa ilmu kekebalan sejati tidaklah mudah untuk dipelajari dan dikuasai. Syarat ritual dan lelaku yang berat menjadi bagian tak terpisahkan dari Ajian Pancasona.

Mantra Ajian Pancasona menjadi semacam kunci spiritual dalam mengakses kekuatan yang tersembunyi. Dengan membacanya dalam jumlah tertentu pada waktu-waktu yang ditentukan, pengamalnya berharap untuk memperoleh karomah dan keistimewaan dari ilmu tersebut.

Penghayatan dan ketekunan dalam menjalankan amalan juga menjadi faktor krusial dalam memahami dan memanfaatkan energi yang terkandung dalam Ajian Pancasona.

Meskipun telah disesuaikan dengan versi Islam, esensi dari Ajian Pancasona tidaklah hilang. Nilai-nilai kearifan lokal yang diwariskan dari generasi ke generasi tetap menjadi pondasi kuat dari ilmu ini.

Keberadaan Mantra Ajian Pancasona versi Islam tidak sekadar menambah dimensi spiritual, tetapi juga mengokohkan nilai-nilai keagamaan dalam upaya menjalani kehidupan yang seimbang antara fisik dan rohaniah.

Terimakasih telah membaca artikel Mantra Ajian Pancasona versi Islam ini. Semoga artikel Mantra Ajian Pancasona versi Islam ini bermanfaat untuk Sobat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *