Hasiltani.id – Perbedaan Perkutut Kalung Tepung dan Perkutut Kalung Kemben, Filosofi Lurik dan Tuah yang Berbeda. Di dunia burung kicau, perkutut dikenal sebagai burung yang memiliki suara kicauan yang indah dan merdu.
Di Indonesia, terdapat dua jenis perkutut yang cukup populer yaitu perkutut kalung tepung dan perkutut kalung kemben. Meskipun sama-sama memiliki ciri khas dan daya tarik, keduanya memiliki perbedaan yang mencolok.
Dalam artikel ini, Hasiltani akan membahas perbedaan antara perkutut kalung tepung dan perkutut kalung kemben.
Perbedaan Perkutut Kalung Tepung dan Perkutut Kalung Kemben
Katuranggan atau ciri-ciri istimewa pada burung Perkutut sering dianggap sebagai pertanda dari Tuhan tentang adanya tuah atau keistimewaan yang tidak dimiliki oleh burung Perkutut pada umumnya.
Beberapa katuranggan Perkutut memiliki ciri-ciri dan nama yang hampir serupa, seperti Perkutut katuranggan Kalung Tepung dan Perkutut katuranggan Kalung Kemben.
Perkutut Kalung Tepuk, atau yang juga dikenal sebagai Pedaringan Kebak, ditandai dengan lurik atau corak garis-garis yang nyambung atau tepung di bagian leher dan dada.
Perkutut Kalung Tepung yang lokal alam termasuk sangat langka, karena biasanya lurik di bagian leher dan dada burung Perkutut pada umumnya tidak nyambung atau tidak menyatu.
Perkutut Kalung Tepung atau Pedaringan Kebak dianggap baik untuk dipelihara karena dipercaya memiliki tuah untuk membawa kelancaran rejeki, sebagaimana filosofi yang terkandung dalam namanya.
Perkutut Kalung Tepung menjadi simbol harapan agar rejeki bagi orang yang memeliharanya selalu mengalir tanpa henti.
Nama “Pedaringan Kebak” mengandung makna wadah beras yang selalu penuh, melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan dalam sandang dan pangan (gemah ripah loh jinawi).
Kepercayaan akan tuahnya menjadi alasan banyak orang ingin memelihara Perkutut Kalung Tepung atau Pedaringan Kebak dengan harapan agar rejeki mereka semakin lancar dan kehidupan menjadi lebih makmur setelah memelihara burung Perkutut tersebut.
Perkutut katuranggan Pedaringan Kebak juga mengandung makna filosofi sebagai pitutur, terutama bagi seorang laki-laki atau kepala rumah tangga, untuk menjaga “pedaringannya” agar selalu penuh.
Artinya, seorang laki-laki atau kepala rumah tangga memiliki kewajiban untuk memastikan mencukupi kebutuhan keluarganya, termasuk sandang, pangan, dan papan, karena itu merupakan tanggung jawab utama bagi seorang laki-laki.
Sementara itu, Perkutut Kalung Kemben atau Kalung Usus memiliki ciri khusus pada luriknya yang nyambung, namun hanya pada bagian dada atau temboloknya saja, sedangkan lurik pada bagian lehernya tidak nyambung.
Perkutut Kalung Kemben dianggap baik untuk dipelihara karena dipercaya memiliki tuah untuk menambah kharisma dan keberuntungan dalam hal rejeki, sehingga orang yang memelihara Perkutut ini akan disukai oleh banyak orang dan lebih mudah dalam mencari rezeki.
Lurik yang nyambung pada bagian temboloknya menjadi simbol harapan agar orang yang memelihara Perkutut ini rejekinya selalu berkelanjutan tanpa ada putusnya.
Kepercayaan mengenai tuah Perkutut Kalung Kemben atau Kalung Usus terkait dengan mitos yang beredar di masyarakat Jawa tentang bayi Kalung Usus, yaitu bayi yang pada saat lahir memiliki leher yang terlilit oleh tali pusar.
Perbedaan Suara Kicauan
Dalam Perkutut Kalung Tepung dan Perkutut Kalung Kemben, selain perbedaan morfologi, Hasitani juga membahas perbedaan dari suara kicauannya.
Salah satu aspek paling menarik dari kedua jenis perkutut ini adalah suara kicauan mereka. Perkutut kalung tepung memiliki suara yang lebih merdu dan berirama, dengan variasi kicauan yang kompleks dan kadang-kadang bersifat repetitif.
Suaranya terdengar seperti “koo-too-too-too” atau “koo-roo-roo” dengan volume yang cukup nyaring. Di sisi lain, perkutut kalung kemben memiliki suara yang lebih lembut dan halus, cenderung bersifat monoton dengan kicauan yang berulang-ulang seperti “kem-beeen, kem-beeen.”
Suara kicauannya yang unik memberikan nuansa ketenangan di lingkungan sekitarnya.
Perilaku dan Kebiasaan Makan
Perkutut kalung tepung dan perkutut kalung kemben juga memiliki perbedaan dalam perilaku dan kebiasaan makan mereka.
Perkutut kalung tepung cenderung lebih aktif dan lincah, sering terlihat bergerak di antara dedaunan atau mencari makanan di tanah.
Mereka memakan berbagai jenis biji-bijian, tunas tanaman, dan serangga kecil. Di sisi lain, perkutut kalung kemben cenderung lebih tenang dan tertutup.
Mereka lebih suka tinggal di semak-semak atau rerimbunan daun yang rimbun. Kebiasaan makan mereka pun lebih fokus pada biji-bijian dan tanaman kecil.
Penyebaran dan Habitat
Perkutut kalung tepung dan perkutut kalung kemben memiliki perbedaan dalam penyebaran dan habitat asli mereka.
Perkutut kalung tepung umumnya dapat ditemukan di berbagai wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Filipina, dan Australia bagian utara.
Mereka lebih sering menghuni dataran rendah dan perbukitan dengan vegetasi yang cukup lebat. Sementara itu, perkutut kalung kemben lebih umum ditemukan di wilayah Indonesia bagian barat dan tengah, termasuk Jawa dan Bali.
Mereka lebih suka tinggal di daerah terbuka seperti savana, padang rumput, dan hutan yang jarang.
Pemeliharaan sebagai Burung Peliharaan
Kedua jenis perkutut ini juga memiliki perbedaan dalam pemeliharaan sebagai burung peliharaan.
Perkutut kalung tepung umumnya dianggap lebih mudah untuk dipelihara karena sifatnya yang aktif dan mudah beradaptasi dengan lingkungan manusia.
Mereka juga lebih gesit dan cenderung lebih rajin berkicau. Sementara itu, perkutut kalung kemben dianggap lebih sulit untuk dipelihara karena sifatnya yang lebih tertutup dan kurang aktif dalam bergerak.
Namun, suara kicauannya yang unik membuatnya tetap diminati sebagai burung peliharaan yang menarik.
Baca juga:
- Makna dan Tuah Perkutut Katuranggan Cendolo Sabdo
- Mempelajari Ciri dan Mitos Perkutut Pathak Warak
- Makna Filosofi dan Tuah Perkutut Katuranggan Satrio Wirang
Penutup
Demikian artikel ini, Hasiltani.id telah membahas mengenai Perbedaan Perkutut Kalung Tepung dan Perkutut Kalung Kemben.
Terdapat perbedaan yang signifikan antara Perkutut Kalung Tepung dan Perkutut Kalung Kemben, keduanya merupakan jenis burung Perkutut dengan katuranggan atau ciri khusus yang unik.
Perkutut Kalung Tepung menonjolkan keistimewaannya melalui lurik atau corak garis-garis yang nyambung dan tepung di bagian leher dan dada.
Burung ini dipercaya membawa tuah untuk kelancaran rejeki dan dianggap sebagai simbol harapan agar rejeki pemelihara selalu mengalir tanpa henti.
Sementara itu, Perkutut Kalung Kemben memiliki ciri khusus pada luriknya yang nyambung, namun hanya terbatas pada bagian dada atau temboloknya saja, sedangkan lurik di bagian leher tidak nyambung.
Burung ini dipercaya membawa tuah untuk menambah kharisma dan kemudahan dalam mencari rejeki.
Meskipun keduanya memiliki keunikan masing-masing, Perkutut Kalung Tepung fokus pada aspek kelancaran rejeki dan kesinambungan rezeki, sedangkan Perkutut Kalung Kemben lebih menonjolkan kharisma dan kemudahan dalam mencari rejeki.
Bagi para pecinta burung Perkutut, pemilihan antara Kalung Tepung atau Kalung Kemben menjadi penting, karena masing-masing burung memberikan manfaat dan tuah yang berbeda.
Sehingga, pemahaman mengenai perbedaan katuranggan ini dapat membantu para pemelihara dalam memilih sesuai dengan tujuan dan harapan mereka dalam merawat burung Perkutut kesayangan.