Hasiltani.id – Rahasia Belajar Ilmu Makrifat Maka Kafir dalam Perspektif Islam. Dalam dunia keagamaan, ada berbagai pemahaman dan interpretasi terhadap ajaran-ajaran yang diajarkan.
Salah satu hal yang sering menjadi perdebatan di kalangan ulama dan penganut agama adalah mengenai “Belajar Ilmu Makrifat Maka Kafir”.
Banyak yang mempertanyakan, apakah benar mempelajari ilmu makrifat dapat mengantarkan seseorang menjadi kafir? Atau adakah kesalahpahaman dalam interpretasi ajaran ini?
Dalam artikel ini, kita akan mencoba menggali lebih dalam mengenai Belajar Ilmu Makrifat Maka Kafir, kontroversi di sekitarnya, dan bagaimana seharusnya kita memahami ajaran ini dalam konteks kehidupan keagamaan kita.
Apa Itu Ilmu Makrifat?
Sebelum membahas mengenai Belajar Ilmu Makrifat Maka Kafir, Hasiltani akan memberikan penjelasan dan keutamaan belajar Ilmu Makrifat.
Ilmu makrifat merupakan cabang dalam ilmu tasawuf yang bertujuan untuk memahami dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Ilmu ini membantu seseorang untuk memahami sifat-sifat Allah, cinta kepada-Nya, dan mengenal diri sendiri melalui pengalaman spiritual.
Keutamaan Belajar Ilmu Makrifat
Dalam pembahasan Belajar Ilmu Makrifat Maka Kafir, berikut adalah keutamaan belajar ilmu Makrifat:
1. Meningkatkan Kualitas Iman dan Taqwa
Belajar ilmu makrifat dapat membantu seseorang untuk memperkuat iman dan taqwa mereka.
Dengan memahami lebih dalam tentang Allah, seseorang akan lebih tekun dalam beribadah dan menjalani kehidupan yang taat kepada-Nya.
2. Menyelami Kebesaran Allah
Ilmu makrifat membantu seseorang untuk merasakan kebesaran Allah melalui pengalaman spiritual.
Hal ini dapat menginspirasi dan memotivasi seseorang untuk menjalani hidup dengan penuh kasih sayang dan rasa syukur kepada-Nya.
3. Menemukan Tujuan Hidup
Belajar ilmu makrifat juga membantu seseorang untuk menemukan tujuan hidup mereka.
Dengan merenungkan makna hidup dan eksistensi, seseorang dapat menemukan arah yang benar dalam menjalani kehidupan ini.
Ilmu Hakikat dan Ma’rifat
Syariat Islam adalah kode hukum dan aturan-aturan yang mengatur aspek-aspek kehidupan seorang Muslim.
Banyak umat Muslim yang berkeinginan mempelajari ilmu hakikat dan ma’rifat, yang dianggap sebagai ilmu yang mendalam dan esensial untuk meraih pencerahan spiritual.
Sebagai informasi yang diambil dari Alif.id, KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani al-Banjari, yang dikenal luas dengan sebutan Abah Guru Sekumpul, memberikan nasihat penting kepada seluruh murid-muridnya.
Berdasarkan rekaman pengajian yang dapat ditemukan di Channel Youtube, beliau mengingatkan para santrinya agar berhati-hati dalam mempelajari ilmu hakikat dan Ma’rifat.
Belajar Ilmu Makrifat Maka Kafir
Dalam Belajar Ilmu Makrifat Maka Kafir, Abah Guru Sekumpul, yang dikenal sebagai ulama berkarisma dan sangat terkenal di Kalimantan, serta merupakan keturunan ke-8 dari ulama besar Banjar, Maulana Syekh Muhammad Arsyad bin Abdullah Al Banjari, memberi peringatan keras mengenai bahayanya menyebarkan ilmu hakikat, baik melalui perkataan atau pun tulisan.
Menurut beliau, seseorang yang mengungkapkan ilmu hakikat dapat dianggap kafir, karena ilmu tersebut seharusnya tidak diucapkan dan tidak seharusnya ditulis.
Mengungkapkan atau menulis ilmu makrifat dianggap sebagai tindakan yang membatalkan keimanan. Hal ini berakar dari pandangan beberapa aulia yang menyatakan bahwa mengungkap ilmu-ilmu yang bersifat rahasia adalah tindakan kafir.
Abah Guru Sekumpul menekankan bahwa tidak ada Nabi maupun sahabat Nabi yang pernah mengungkap ilmu hakikat secara terbuka.
Namun, apa yang diajarkan kepada umat adalah dasar atau fondasi dari ilmu hakikat dan ma’rifat, yaitu ilmu syariat, yang meliputi Ilmu Muamalah dan Ilmu Ibadah.
Dalam perjalanan spiritual untuk mencapai ilmu ma’rifat, ada proses yang harus dilalui. Proses ini diilustrasikan dengan prinsip “Dari Liya’budun, kita mencapai Liya’rifun” dan “Dari Wattaqullah, kita dapat Wayuallimu kumullah.”
Ini mengacu pada konsep bahwa melalui ibadah yang tulus (ليعبدون) seseorang akan mendekati pengenalan (ليعرفون), dan dengan memiliki takwa (وتقوالله), Allah akan mengajari (ويعلم كم الله) orang tersebut.
Namun, ada peringatan keras yang disampaikan: bagi siapapun yang berani mengungkapkan ilmu hakikat dan ma’rifat, baik melalui perkataan atau tulisan, dianggap telah menyimpang dari jalan yang benar.
Oleh karena itu, batasan yang seharusnya dijaga oleh kita dalam berbicara maupun menulis adalah berdasarkan ilmu syariat.
Abah Guru Sekumpul juga mengajak untuk berharap agar kita diberikan kesempatan untuk memahami ilmu hakikat. Tetapi kita harus hati-hati.
Ilmu hakikat bukanlah sesuatu yang bisa kita capai dengan pemahaman kita sendiri. Ilmu tersebut adalah anugerah dari Allah yang diberikan kepada mereka yang sungguh-sungguh berusaha.
Usaha yang dimaksud di sini adalah dengan melaksanakan ibadah yang wajib dan sunnah dengan penuh keikhlasan.
Abah Guru Sekumpul menambahkan bahwa salah satu cara untuk melaksanakan ibadah wajib dan sunnah dengan keikhlasan adalah dengan belajar langsung dari seorang guru.
Beliau menekankan pentingnya kehadiran seorang guru dalam perjalanan spiritual seseorang. Ibadah yang dilakukan dengan benar dan ikhlas adalah sarana yang membawa seseorang menuju pemahaman mendalam tentang Allah atau ma’rifatullah.
Pada suatu kesempatan, Abah Guru Sekumpul memberikan peringatan penting. Beliau menekankan bahwa bagi mereka yang bukan berasal dari keturunan Rasulullah SAW, sebaiknya tidak mengambil alih peran sebagai pemimpin dalam pengajaran ilmu makrifat.
Alasannya adalah karena mereka tidak memiliki perlindungan kekuatan Ruh Rasulullah yang mampu memagari dan melindungi ajaran tersebut dari penyimpangan.
Tanpa keberadaan kekuatan Ruh Rasulullah tersebut, ada kemungkinan besar munculnya praktek-praktek bid’ah atau inovasi dalam ajaran yang dapat menyebabkan ajarannya menjadi menyimpang atau sesat.
Penutup
Demikianlah informasi dari Hasiltani.id tentang Belajar Ilmu Makrifat Maka Kafir.
Mendalami “Belajar Ilmu Makrifat Maka Kafir” telah membawa kita pada refleksi mendalam mengenai pemahaman keagamaan dan tantangan dalam memilah ajaran-ajaran yang benar.
Sebagai umat yang beriman, penting bagi kita untuk selalu memastikan sumber ilmu yang kita peroleh dan menyaringnya dengan hati-hati.
Ilmu makrifat, yang merupakan salah satu cabang ilmu dalam Islam, harus dipahami dengan benar dan sesuai konteksnya.
Semoga kita dapat lebih bijak dalam menyikapi perdebatan seputar ilmu makrifat dan selalu menjadikan Al-Qur’an dan Hadits sebagai pedoman utama dalam mencari kebenaran.
Terima kasih telah membaca artikel Belajar Ilmu Makrifat Maka Kafir ini, semoga informasi mengenai Belajar Ilmu Makrifat Maka Kafir ini bermanfaat untuk Sobat.