Hasiltani.id – Contoh Jumlah Ismiyah dalam Ayat-Ayat Al-Quran. Dalam kajian bahasa Arab, pemahaman struktur kalimat sangat penting, khususnya dalam mengurai makna dan pesan yang ingin disampaikan oleh penulis atau pembicara.
Salah satu struktur kalimat yang sering dijumpai adalah “Jumlah Ismiyah”, yang terdiri dari mubtada’ dan khabar.
Jumlah Ismiyah menjadi salah satu pilar dasar dalam gramatika bahasa Arab yang sering digunakan, baik dalam percakapan sehari-hari maupun dalam teks-teks sastra dan keagamaan, seperti Al-Quran.
Dalam artikel ini, kita akan menyelami berbagai Contoh Jumlah Ismiyah yang terdapat dalam Al-Quran, memberikan kita gambaran bagaimana susunan kalimat ini diaplikasikan dalam konteks ayat suci.
Mari kita mulai perjalanan ini dengan mengeksplorasi contoh-contoh tersebut secara mendetail.
Contoh Jumlah Ismiyah dalam al Quran
Dalam bahasa Arab, terdapat beberapa jenis penamaan untuk struktur kalimat berdasarkan fungsi dan makna. Salah satunya adalah penamaan berdasarkan jumlah.
Meskipun ada banyak jenis, lima yang paling dikenal adalah ismiyah, fi’liyah, dzarfiyah, dzatu wajhain, dan syartiyah.
Namun, jika dilihat lebih dalam, tiga jenis terakhir sebenarnya termasuk dalam kategori ismiyah atau fi’liyah.
Dalam konteks penggunaan al-Quran, hanya dua jenis pertama, yaitu jumlah ismiyah dan fi’liyah, yang biasanya menjadi patokan utama.
Ini berarti bahwa ketika kita merujuk pada pencotohan struktur kalimat dalam al-Quran, kita biasanya tidak mempertimbangkan tiga jenis terakhir.
Contoh Jumlah Ismiyah Ke-1
Salah satu contoh kalimat dengan struktur ismiyah adalah “alhamdulillah (الْحَمْدُ لِلَّهِ)”. Dalam kalimat ini, kata “hamd” adalah subjek atau mubtada’ dan “lillah” adalah predikat atau khabar.
Jenis struktur kalimat seperti ini bisa juga disebut sebagai kalimat yang bermakna lengkap atau mufid.
Meskipun ada potensi untuk menganggap “bismillah” sebagai kalimat dengan struktur ismiyah, ada beberapa kerumitan yang perlu dipertimbangkan.
Salah satunya adalah bagaimana kita memahami atau menginterpretasikan subjek dan verba dalam kalimat tersebut, seperti apakah kita memakai interpretasi “بدايتى” untuk subjek atau “أبدأ” untuk verba. Hal ini sudah dibahas lebih lanjut dalam artikel tentang i’rob surat al-Fatihah.
Sebagai contoh lain, kita bisa melihat ayat: ذَٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ [٢:٢] Dalam ayat ini, jika kita berhenti pada kata “la raiba”, maka ada dua struktur kalimat ismiyah yang bisa diidentifikasi, yaitu “Dzalikal kitabu la raiba” dan “fihi hudan”.
Semoga penjelasan ini membantu memberikan pemahaman yang lebih mendetail mengenai struktur kalimat dalam bahasa Arab, khususnya yang terkait dengan jumlah ismiyah dan fi’liyah.
Contoh Jumlah Ismiyah Ke-2 hingga Ke-4
1. Contoh Jumlah Ismiyah Ke-2:
Dalam al-Quran, salah satu contoh kalimat dengan struktur ismiyah yang kedua adalah “Dzalikal kitabu la raiba”. Kalimat ini terstruktur dengan mubtada’ (subjek) dan khabar (predikat).
2. Contoh Jumlah Ismiyah Ke-3:
Contoh selanjutnya, “fihi hudan”, memiliki struktur khabar muqaddam mubtada’ muakkhar, yang berarti predikatnya mendahului subjek.
3. Contoh Jumlah Ismiyah Ke-4:
Dalam ayat وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِالْآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ [٢:٤], contoh keempat ditemukan dalam frasa “hummul yuqinuna هُمْ يُوقِنُونَ”. Ini juga terdiri dari mubtada’ dan khabar.
Contoh Jumlah Ismiyah Ke-5 hingga Ke-9
1. Contoh Jumlah Ismiyah Ke-5:
Ayat أُولَٰئِكَ عَلَىٰ هُدًى مِنْ رَبِّهِمْ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ [٢:٥] memberikan contoh ke-5 dengan kalimat “ulaaika ‘ala hudan”.
2. Contoh Jumlah Ismiyah Ke-6:
Dalam ayat yang sama, contoh keenam ditemukan dalam struktur “ulaika humul muflihun”, dengan struktur mubtada-khabaar.
Di sini, dhomir “hum” berfungsi sebagai dhomir fashl (ضمير فصل).
3. Contoh Jumlah Ismiyah Ke-7:
Dalam ayat إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَأَنْذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ [٢:٦], contoh ketujuh adalah “innalladzina…la yu’minuna”.
Di sini, لَا يُؤْمِنُونَ bisa dianggap sebagai khabar dari inna, namun juga bisa dianggap sebagai hal (keterangan tambahan).
4. Contoh Jumlah Ismiyah Ke-8:
Jumlah ismiyah ke-8 adalah “sawa’un ‘laihin a’andzartahum”, dengan struktur khobar muqaddam, mubtada’ muakkhar.
Meskipun mubtada’ berwujud verba, namun dalam konteks ini dita’wil sebagai isim (mashdar) karena adanya hamzah taswiyah.
Contoh Jumlah Ismiyah Ke-10 hingga Ke-13
1. Contoh Jumlah Ismiyah Ke-10:
Dalam ayat خَتَمَ اللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ وَعَلَىٰ سَمْعِهِمْ ۖ وَعَلَىٰ أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ [٢:٧], kita menemui contoh ke-10 dalam frasa “wa ‘ala abshaarihim ghisyaawah وَعَلَىٰ أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ”.
Struktur kalimat ini adalah khabar muqaddam, mubtada’ muakkhar, namun bisa juga diartikan sebagai syibhul jumlah (semacam struktur ismiyah).
2. Contoh Jumlah Ismiyah Ke-11:
Masih dalam ayat yang sama, contoh ke-11 ditemukan pada “walahum ‘adzaabun عَظِيمٌ”. Strukturnya mirip dengan contoh sebelumnya, yaitu khabar muqaddam dan mubtada’ muakkhar.
3. Contoh Jumlah Ismiyah Ke-12:
Mengacu pada ayat وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الْآخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِينَ [٢:٨], contoh ke-12 ditemukan dalam “waminan naasi man وَمِنَ النَّاسِ”. Di sini, tarkibnya adalah khobar mendahului mubtada’, sama seperti contoh sebelumnya.
4. Contoh Jumlah Ismiyah Ke-13:
Dalam ayat yang sama, “Wama humm bimu’miniina وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِينَ” merupakan contoh ke-13. Frasa ini tidak hanya merupakan contoh dari struktur ismiyah, tetapi juga menunjukkan struktur mubtada khobar yang telah dibahas sebelumnya.
Contoh Jumlah Ismiyah Ke-14 hingga Ke-20
1. Contoh Jumlah Ismiyah Ke-14:
Dari ayat فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ [٢:١٠], contoh ke-14 adalah “fi quluubihmm maradhun فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ”.
Di sini, khobar yang berbentuk jar majrur (preposisi) mendahului mubtada’, yang merupakan ciri khas dari jumlah ismiyah jenis ini.
2. Contoh Jumlah Ismiyah Ke-15:
Masih dalam ayat yang sama, contoh ke-15 adalah “walahum ‘adzaabun وَلَهُمْ عَذَابٌ”. Seperti contoh sebelumnya, mubtada’ diakhirkan dari khabarnya.
3. Contoh Jumlah Ismiyah Ke-16:
Dari ayat وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ قَالُوا إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ [٢:١١], contoh ke-16 adalah “innama nahnu mushlihuna نَحْنُ مُصْلِحُونَ”. Ini adalah struktur jumlah ismiyah yang disebut dengan tarkib isnadi.
4. Contoh Jumlah Ismiyah Ke-17:
Pada ayat أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ الْمُفْسِدُونَ وَلَٰكِنْ لَا يَشْعُرُونَ [٢:١٢], contoh ke-17 adalah “ala innahumm humul mufsiduna إِنَّهُمْ هُمُ الْمُفْسِدُونَ”. Di sini, terdapat dhamir fashl yang berada di antara mubtada dan khabar.
5. Contoh Jumlah Ismiyah Ke-18:
Dari ayat وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ آمِنُوا كَمَا آمَنَ النَّاسُ قَالُوا أَنُؤْمِنُ كَمَا آمَنَ السُّفَهَاءُ ۗ أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ السُّفَهَاءُ وَلَٰكِنْ لَا يَعْلَمُونَ [٢:١٣], contoh ke-18 adalah “innahum humus sufahaa’a أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ السُّفَهَاءُ”. Ini mirip dengan contoh pada ayat sebelumnya.
6. Contoh Jumlah Ismiyah Ke-19:
Mengacu pada ayat وَإِذَا لَقُوا الَّذِينَ آمَنُوا قَالُوا آمَنَّا وَإِذَا خَلَوْا إِلَىٰ شَيَاطِينِهِمْ قَالُوا إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِئُونَ [٢:١٤], contoh ke-19 adalah “innaa ma’akum إِنَّا مَعَكُمْ”.
Ini merupakan susunan isim inna dan khabar inna, yang juga dikenal sebagai jumlah ismiyah.
7. Contoh Jumlah Ismiyah Ke-20:
Masih dari ayat yang sama, contoh ke-20 adalah “nahnu mustahziuuna نَحْنُ مُسْتَهْزِئُونَ”. Di sini, mubtada berbentuk isim dhomir munfashil dan khabar dalam bentuk jamak mudzakar salim, yang menjadi ciri khas dari jumlah ismiyah jenis ini.
Contoh Jumlah Ismiyah Ke-21 s.d 25
1. Contoh Jumlah Ismiyah Ke-21:
Pada ayat: اللَّهُ يَسْتَهْزِئُ بِهِمْ وَيَمُدُّهُمْ فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ [٢:١٥] Jumlah ismiyah yang menjadi contoh ke-21 adalah “اللَّهُ يَسْتَهْزِئُ”. Di sini, “اللهُ” berfungsi sebagai mubtada’ (subjek) dan “يَسْتَهْزِئُ” berfungsi sebagai khabar (predikat).
Ini adalah kombinasi antara mubtada’ yang merupakan isim dhahir dan khabar yang berupa fi’il (verba).
2. Contoh Jumlah Ismiyah Ke-22:
Pada ayat: أُولَٰئِكَ الَّذِينَ اشْتَرَوُا الضَّلَالَةَ بِالْهُدَىٰ فَمَا رَبِحَتْ تِجَارَتُهُمْ وَمَا كَانُوا مُهْتَدِينَ Jumlah ismiyah yang dianggap sebagai contoh ke-22 adalah “أُولَٰئِكَ الَّذِينَ”.
Di sini, “أُولَٰئِكَ” adalah mubtada’ (subjek) yang berfungsi sebagai isim isyarah untuk jamak dan “الَّذِينَ” berfungsi sebagai khabar (predikat) yang menghubungkan dengan keterangan yang akan datang setelahnya.
3. Contoh Jumlah Ismiyah Ke-23:
Pada ayat: مَثَلُهُمْ كَمَثَلِ الَّذِي اسْتَوْقَدَ ناراً… Jumlah ismiyahnya adalah “مَثَلُهُمْ كَمَثَلِ”. “مَثَلُهُمْ” adalah mubtada’ dalam bentuk idhofah, dan “كَمَثَلِ” adalah khabar dalam bentuk jar-majrur.
4. Contoh Jumlah Ismiyah Ke-24:
Pada penggalan: وَاللَّهُ مُحِيطٌ بِالْكَافِرِينَ Jumlah ismiyahnya adalah “وَاللَّهُ مُحِيطٌ”. Di sini, “اللهُ” adalah mubtada’ dan “مُحِيطٌ” adalah khabar.
Kedua kata ini keduanya mufrad dan memiliki alamat dhommah pada akhir kalimat.
5. Contoh Jumlah Ismiyah Ke-25:
Pada penggalan: إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ Jumlah ismiyahnya berada pada “إِنَّ اللَّهَ … قَدِيرٌ”. Di sini, “الله” sebenarnya adalah mubtada’, namun karena bersama dengan “إِنَّ”, ia menjadi isim dari “إِنَّ”. Sedangkan “قَدِيرٌ” berfungsi sebagai khabar dari “إِنَّ”.
Penutup
Demikianlah informasi dari Hasiltani.id tentang Contoh Jumlah Ismiyah.
Kita telah mengeksplorasi berbagai Contoh Jumlah Ismiyah yang terdapat dalam Al-Quran.
Melalui contoh-contoh tersebut, kita dapat memahami dengan lebih baik bagaimana susunan mubtada’ dan khabar bekerja dalam bahasa Arab, khususnya dalam konteks ayat-ayat Al-Quran.
Dengan memahami Contoh Jumlah Ismiyah, kita dapat meningkatkan kemampuan kita dalam memahami, menganalisis, dan menginterpretasikan teks-teks berbahasa Arab dengan lebih mendalam.
Semoga ulasan ini memberikan pencerahan dan menambah wawasan kita semua tentang keindahan dan kedalaman bahasa Arab.
Terimakasih telah membaca artikel Contoh Jumlah Ismiyah ini, semoga informasi mengenai Contoh Jumlah Ismiyah ini bermanfaat untuk Sobat.