Syafakillah dan Syafakallah

Perbedaan Syafakillah dan Syafakallah

Posted on

Hasiltani.id – Perbedaan Syafakillah dan Syafakallah. Dalam kehidupan sehari-hari, doa untuk kesembuhan sering kali diungkapkan melalui dua kata kunci penting: Syafakillah dan Syafakallah.

Kedua ungkapan ini bukan hanya sekadar rangkaian kata, melainkan juga merupakan doa yang diwujudkan dalam bahasa Arab.

Syafakillah digunakan khusus untuk mendoakan kesembuhan bagi perempuan yang sedang sakit, sementara Syafakallah digunakan untuk laki-laki.

Keduanya membawa makna doa agar Allah memberikan kesembuhan kepada orang yang sedang mengalami keterpurukan kesehatan.

Artikel ini akan membahas lebih jauh tentang makna, perbedaan, dan signifikansi dari dua kata kunci ini dalam konteks doa kesembuhan.

Kita akan merinci aspek linguistik, budaya, dan agama yang melibatkan penggunaan Syafakillah dan Syafakallah, serta bagaimana kedua doa ini mencerminkan nilai-nilai solidaritas dan perhatian terhadap sesama dalam tradisi Islam.

Dengan memahami lebih dalam esensi dari Syafakillah dan Syafakallah, diharapkan kita dapat merangkul makna doa kesembuhan dengan lebih mendalam dalam kehidupan sehari-hari.

Anjuran Menjenguk Orang Sakit

Imam Muslim meriwayatkan beberapa hadits mengenai keutamaan menjenguk orang yang sedang sakit.

Salah satu hadits tersebut menyatakan, “Sesungguhnya seorang Muslim, ketika menjenguk saudaranya sesama Muslim, maka dia senantiasa berada di khurfah surga hingga ia kembali.”

Dalam konteks hadits tersebut, “khurfah surga” mengacu pada kebun surga, seperti yang dijelaskan dalam buku “Adab Menjenguk Orang Sakit” karya Hafidz Muftisany.

Menurut penjelasan ini, orang yang menjenguk orang sakit akan mendapatkan pahala yang melimpah, sebagaimana orang yang berada di kebun surga Allah SWT.

Dikutip dari buku “Fiqih Ibadah Bagi Orang Sakit dan Bepergian” karya Enang Hidayat, M.Ag., menurut Ibnu Taimiah, menjenguk orang sakit yang beragama Islam hukumnya fardhu kifayah, yang berarti wajib dilakukan, tetapi apabila sudah dilakukan oleh Muslim lain, maka kewajiban tersebut gugur.

Sementara itu, pendapat Ibnu Hazm menyatakan bahwa menjenguk orang sakit beragama Islam hukumnya fardhu, bahkan jika hanya sekali.

Meskipun demikian, beliau tidak menjelaskan lebih lanjut apakah hukum fardhu tersebut termasuk fardhu ‘ain atau fardhu kifayah.

Baca Juga :  Kaedah Bacaan Yasin 41 - Makna di Balik Pengulangan

Meskipun terdapat perbedaan pendapat, berdasarkan kesepakatan para ulama (ijma’), hukum menjenguk orang sakit secara umum hukumnya sunnah.

Hal ini didasarkan pada anjuran Rasulullah yang selalu mendoakan orang sakit, karena menurut beliau, terdapat banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan menjenguk orang yang sedang sakit.

Menjenguk orang sakit juga memiliki makna mendalam. Bagi yang menjenguk, dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari kesulitan yang dihadapi oleh orang yang sakit.

Sementara bagi orang yang sakit, kunjungan tersebut dapat memberikan penghiburan dan kekuatan untuk melawan penyakitnya.

Dengan begitu, meskipun terlihat sederhana, menjenguk orang sakit juga dapat menjadi sarana menjaga tali silaturahmi dengan mengirimkan dukungan dan doa kepada orang yang sedang mengalami cobaan tersebut.

Perbedaan Syafakillah dan Syafakallah

Arti dari Syafakillah شَفَاكِ اللهُ serupa dengan syafakallah شَفَاكَ اللهُ, yakni doa agar Allah menyembuhkan seseorang. Ungkapan “Syafakillah” mengandung doa khusus untuk kesembuhan individu yang sedang mengalami sakit.

Terdapat perbedaan dalam doa Syafakillah untuk orang sakit perempuan dan Syafakallah untuk lelaki. Perbedaan tersebut terletak pada mukhotob-nya, yaitu lawan bicara atau objek yang sedang didoakan.

Ucapan untuk orang sakit perempuan adalah “Syafakillah,” ditandai dengan isim dhomir kaf (كِ) yang memiliki harakat kasrah.

Dalam bahasa Arab, ini disebut sebagai mufrad muannats mukhatabah. Sementara itu, untuk pria atau lelaki, kaf khitab tersebut diharakati fathah, dan disebut sebagai mufrad mudzakar mukhatab.

Dengan demikian, pemilihan antara “Syafakillah” dan “Syafakallah” didasarkan pada jenis kelamin orang yang sedang dalam kondisi sakit, yang tercermin dalam penyesuaian harakat pada mukhotob.

Doa ini menyiratkan harapan akan kesembuhan bagi orang yang sakit, menunjukkan kepedulian dan keinginan untuk melihat mereka pulih.

Penggunaan Syafakillah dan Syafakallah

Berdasarkan penjelasan sebelumnya mengenai perbedaan dhamir khitab, seharusnya, menurut kaidah bahasa Arab, penggunaan “Syafakillah” sesuai untuk mengucapkan doa kesembuhan bagi satu orang perempuan.

Namun, dalam praktiknya, dianggap sah dan diterima baik jika baik perempuan maupun lelaki menggunakan “Syafakallah.”

Selain itu, pengucapan “Syafakallah” dianggap sah untuk mendoakan kesembuhan baik bagi individu perempuan maupun lelaki, serta tidak terbatas pada jumlahnya, baik satu, dua, atau lebih banyak.

Meskipun demikian, bagi mereka yang memiliki pemahaman mendalam terhadap bahasa Arab, pemilihan antara “Syafakillah” dan “Syafakallah” tetap memiliki nuansa yang berbeda.

Dengan demikian, jika merujuk pada tata bahasa Arab, شَفَاكِ اللهُ memiliki arti “semoga Allah memberikan kesembuhan kepadamu (satu perempuan).”

Baca Juga :  Dzikir Tarekat Sammaniyah - Agar Husnul Khotimah

Untuk lebih memahaminya, berikut disajikan beberapa contoh penggunaan yang serupa dengan “Syafakillah” beserta artinya dalam konteks bahasa Arab:

Contoh: Dengan doa kesembuhan yang cepat dan tidak meninggalkan bekas sakit, yaitu doa untuk orang sakit perempuan, dapat dirumuskan sebagai berikut:

Syafakillah syifaan ajilan syifaan la yughadiru ba’dahu saqaman.

Artinya: “Semoga Allah menyembuhkanmu (perempuan) dengan kesembuhan yang cepat dan tidak meninggalkan bekas sakit (lagi).”

Asal Usul Syafakillah dan Syafakallah

Dalam menganalisis kebahasaan dari ungkapan “Syafakillah,” terdapat tiga kalimah (kata) yang membentuknya, yaitu:

1‌. شَفَى (Syafa):

Berarti menyembuhkan. ‌شَفَى merupakan fiil madhi, seharusnya memiliki makna perbuatan informatif (khabariyah).

Namun, ketika bersandar kepada lafadz Allah, maknanya berubah menjadi tholab atau doa, yang artinya semoga.

Hal ini serupa dengan rahimallah, seperti رحم الله yang bermakna Semoga dirahmati Allah atau semoga Allah merahmati.

2. ك (Kaf):

Merupakan jenis isim dhamir yang digunakan untuk merujuk pada lawan bicara atau partner komunikasi.

Jika merujuk pada satu perempuan, kaf dibaca kasrah ‘ki’, sedangkan untuk seorang lelaki, dibaca fathah ‘ka’. Kaf dapat berubah sesuai dengan jumlah mukhatab.

3. اللهُ (Allah):

Merupakan lafadz Allah, berperan sebagai subjek atau fa’il. Lafadz jalalah ini dapat digantikan dengan asmaul husna, yaitu nama-nama Allah yang indah.

Dengan demikian, ungkapan “Syafakillah” mencakup makna doa agar Allah memberikan kesembuhan kepada lawan bicara yang merupakan seorang perempuan.

Penggunaan kaf khitab (ك) dengan harakat kasrah ‘ki’ menandakan mufrad muannats mukhatabah, mengacu pada doa kesembuhan khusus untuk perempuan.

Lafadz Syafakillah dan Syafakallah

Derivasi (Turunan) dari “Syafa”:

  1. Syifa’ الشِّفَاءُ: Artinya obat, pengobatan, kesembuhan.
  2. Asyfiyah أشفِيَة: Artinya obat-obatan (bentuk plural/jamak dari syifa’).
  3. Yasyfi يَشْفِ: Artinya mengobati, menyembuhkan.
  4. Syafi شاف: Artinya penyembuh, yang mengobati.
  5. Isyfi اِشْفِ: Artinya obatilah, sembuhkanlah.
  6. Mustasyfa المُستشفَى: Artinya sanatorium, rumah sakit.
  7. Mustasyfa amradhil aqliyyah مستشفَى الأمرَاضِ العَقلِيَّة: Artinya Rumah sakit jiwa/gila.

Selain itu, terdapat beberapa lafadz yang berhubungan dengan “syifa’,” berikut mufradat bahasa Arab dan artinya:

  1. Maridh مَرِيض: Artinya orang sakit, yang sakit.
  2. Maradh مرض: Artinya sakit.
  3. Saqomun سَقَم: Artinya penyakit, sakit.
  4. Afiyah عافية: Artinya afiat, sehat yang sempurna.
  5. As-Syafi الشَّافي: Artinya Allah (nama lain Allah) yang maknanya yang menyembuhkan penyakit badan dan jiwa.
  6. Dawa’ الدواء: Artinya obat.
  7. Bara’ah بَراءةً: Artinya bebas (dari penyakit, tanggungan, dll).

Derivasi ini mencerminkan kedalaman makna dan keterkaitan antara konsep-konsep yang berhubungan dengan pengobatan, kesembuhan, dan kebebasan dari penyakit dalam bahasa Arab.

Baca Juga :  Keutamaan dan Makna Sholatullah Salamullah dalam Kehidupan Sehari-Hari

Rangkaian Doa dari Ucapan Syafakillah dan Syafakallah

Berikut adalah beberapa rangkaian doa yang dapat dibentuk dengan menggabungkan syafakillah dan syafakallah, dengan memperhatikan subjek (mukhtab) yang sesuai dengan kaidah bahasa Arab:

شَفَى اللهُ سَقَمَكَ

  • Syafallahu saqamaka artinya Semoga Allah menyembuhkan penyakitmu.

اللَّهُمَّ اشْفِ اُمّيْ / اَبِي / وَلِدَيَّ

  • Allahumasyfi Ummi/abi/walidayya artinya Ya Allah, sembuhkanlah ibuku, bapaku, kedua orangtuaku.

اللَّهُمَّ اشْفِ وَلَدِيْ

  • Allahumasyfi waladi artinya Ya Allah, sembuhkanlah anakku.

شَفَاكَ اللهُ

  • Syafakallah artinya Semoga Allah menyembuhkanmu (satu orang laki-laki).

شَفَاكِ اللهُ

  • Syafakillah artinya Semoga Allah menyembuhkanmu (satu orang perempuan).

شَفَاكُمُ اللهُ

  • Syafakumullah artinya Semoga kalian disembuhkan Allah (plural/jamak).

شَفَاهُ اللهُ

  • Syafahullah artinya Semoga dia disembuhkan oleh Allah.

Dengan menggabungkan kedua ungkapan ini, dapat dibentuk doa-do yang sesuai dengan subjek yang diinginkan, baik untuk perempuan maupun lelaki, serta untuk individu atau kelompok.

Penutup

Demikianalh informasi dari Hasiltani.id tentang Syafakillah dan Syafakallah.

Sebagai penutup, doa kesembuhan dalam bentuk Syafakillah dan Syafakallah mengandung kekuatan spiritual dan makna yang mendalam dalam tradisi Islam.

Kedua ungkapan ini menjadi bukti konkret dari rasa peduli dan kebersamaan umat Islam dalam menghadapi tantangan kesehatan.

Melalui perbedaan penggunaan Syafakillah dan Syafakallah, Islam mengajarkan kepekaan terhadap identitas gender, memperkuat solidaritas, dan meresapi makna doa kesembuhan sebagai bentuk cinta kasih terhadap sesama.

Dalam setiap doa, terkandung harapan akan cahaya kesembuhan yang datang dari Sang Pencipta, Allah SWT.

Sebagai umat Islam, kita diajarkan untuk selalu bersikap empati dan saling mendoakan kesembuhan bagi saudara-saudara kita yang sedang mengalami kesulitan.

Semoga, melalui doa Syafakillah dan Syafakallah, setiap langkah dan usaha yang diambil menuju kesembuhan menjadi terang benderang.

Dengan demikian, kita tidak hanya berdoa untuk kesembuhan fisik, tetapi juga merangkai doa dalam harmoni untuk keselamatan dan kesejahteraan jiwa.

Doa-doa ini, terucap dengan tulus dari hati yang penuh kasih, semoga menjadi wahana penyembuhan dan kekuatan bagi setiap individu yang membutuhkan.

Syafakillah dan Syafakallah, bukan hanya sekadar kata-kata, melainkan ungkapan doa yang mengalir dari hati, membawa kehangatan dalam dinginnya cobaan, dan menyertai perjalanan menuju kesembuhan yang diimpikan.

Terimakasih telah membaca artikel Syafakillah dan Syafakallah ini, semoga informasi mengenai Syafakillah dan Syafakallah ini bermanfaat untuk Sobat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *