Hasiltani.id – Macam-Macam dan Contoh Jamak Taksir. Dalam studi linguistik Arab, salah satu aspek menarik yang sering dipelajari adalah fenomena “Jamak Taksir” atau jamak tidak tetap.
Konsep ini menunjukkan variasi dalam struktur kata jamak yang tidak mengikuti pola reguler.
Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi contoh-contoh Jamak Taksir beserta penjelasan rinci tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada kata-kata tersebut.
Melalui penelusuran berbagai kata, kita dapat memahami bahwa Jamak Taksir terbagi menjadi dua kategori utama, yakni Jamak Qillah dan Jamak Katsrah.
Setiap kategori memiliki karakteristiknya sendiri, memberikan nuansa makna yang berbeda pada struktur kata.
Fokus artikel ini adalah memberikan contoh konkret dari kedua jenis Jamak Taksir beserta penjelasan mengenai wazan-wazan yang digunakan.
Dengan memahami contoh-contoh konkret ini, pembaca dapat merasakan kekayaan dan kompleksitas bahasa Arab, serta mengapresiasi cara kata-kata dapat mengalami perubahan yang terkendali untuk menyampaikan nuansa dan makna yang beragam.
Mari kita mulai perjalanan penelusuran ini untuk memperdalam pemahaman kita tentang Jamak Taksir dalam bahasa Arab.
Definisi Jamak Taksir
Dilihat dari segi makna kata, istilah “jamak” memiliki arti lebih dari satu, sementara istilah “taksir” memiliki makna yang berasal dari pemecahan kata asalnya.
Secara etimologis, jamak taksir dapat dijelaskan sebagai suatu kata yang berasal dari bahasa Arab dan mengalami pemecahan format sehingga membawa makna “banyak”.
Untuk menjelaskan secara lebih rinci, jamak taksir merupakan istilah yang terdiri dari kata-kata dalam bahasa Arab yang kemudian mengalami perubahan format sehingga membentuk makna “banyak”.
Namun, dalam konteks ilmu nahwu, istilah jamak taksir memiliki definisi yang lebih spesifik, yaitu:
“هُوَ الْاِسْمُ الدَّالُ عَلَى اَكْثَرَ مِنْ اِثْنَيْنِ بِصُوْرَةِ تَغْيِيْرٍ لِصِيْغَةٍ وَاحِدِهِ لَفْظًا اَوْ تَقْدِرًا”
Definisi ini merujuk pada kata benda yang menunjukkan arti lebih dari dua dengan cara mengubah bentuk lafal dari bentuk tunggalnya, baik perubahan itu terlihat secara fisik atau hanya dalam perkiraan.
Jadi, isim jamak taksir awalnya memiliki format tunggal dan kemudian mengalami perubahan lafal sehingga dinamakan isim jamak taksir.
Perubahan Isim dan Contoh Jamak Taksir
1. Perubahan Tampak (Dzahir)
Perubahan yang terlihat pada jamak taksir dapat dijelaskan melalui enam ketentuan berikut:
Menambahkan huruf tanpa mengubah harakat:
Contohnya: صِنْوٌ menjadi صِنْوَانٌ (cabang pohon)
Mengurangi huruf tanpa mengubah harakat:
Contohnya: تُخَمَةٌ menjadi تُخَمٌ (lemas karena banyak makan)
Mengganti harakat tanpa menambah atau mengurangi huruf:
Contohnya: اَسَدٌ menjadi اُسُدٌ (singa)
Mengganti harakat dan menambah huruf:
Contohnya: رَجُلٌ menjadi رِجَالٌ (orang laki-laki)
Mengganti harakat dan mengurangi huruf:
Contohnya: قَضِيْبٌ menjadi قُضَبٌ (tongkat)
Mengganti harakat, menambah, dan mengurangi huruf:
Contohnya: غُلَامٌ menjadi غِلْمَانٌ (pembantu)
Dengan enam ketentuan ini, perubahan pada jamak taksir dapat diidentifikasi dan dipahami dengan lebih baik, menggambarkan variasi struktur kata dalam bahasa Arab.
2. Perubahan Kira-Kira (Taqdiri)
Lafaz yang termasuk dalam kategori jamak taksir dengan perubahan kira-kira atau taqdir mencakup tujuh kata, yaitu:
Lafaz دِلاَصٌ (yang mengkilap, licin)
Lafaz شِمَالٌ (kiri)
Lafaz فُلْكٌ (perahu)
Lafaz هِجَانٌ (yang pilihan)
Lafaz كِنَازٌ (unta yang padat dagingnya)
Lafaz عِفْتَانٌ (orang kuat yang kasar perangainya)
Lafaz اِمَامٌ (pemimpin)
Disebut perubahan taqdir karena ketujuh lafaz di atas menunjukkan perbedaan dalam pemakaian bentuk tunggal (mufrod) dan bentuk jamak, meskipun keduanya memiliki bentuk lafal yang sama.
Jika diterapkan pada bentuk mufrod, maka pada lafaz فُلْكٌ setara dengan قُفْلٌ, pada lafaz دِلاَصٌ, هِجَانٌ, كِنَازٌ, اِمَامٌ setara dengan لِحَامٌ, dan lafaz عِفْتَانٌ setara dengan سِرْحَانٌ.
Namun, bila digunakan dalam bentuk jamak, maka ketujuh lafaz tersebut setara dengan lafaz بُدْنٌ (badan), عِلْمَانٌ (ilmu), كِرَامٌ (orang mulia).
Untuk menentukan apakah ketujuh lafaz tersebut digunakan sebagai mufrod atau jamak, dapat dilihat dari kata-kata yang menyertainya, seperti isim isyaroh, isim dhomir, dan unsur lainnya dalam konteks kalimat.
Sebagai contoh:
هَذَا فلكُ yang berarti “ini perahu” (mufrod)
هَؤُلاَءِ فُلْكُ yang berarti “mereka perahu-perahu itu” (jamak)
Macam-Macam Jamak Taksir
Menurut Ni’mah (1988:29-32), Jamak taksir dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu (1) Jamak Qillah dan (2) Jamak Katsrah.
Jamak Qillah merujuk pada jamak taksir yang memiliki makna antara tiga hingga sepuluh, sementara Jamak Katsrah merujuk pada jamak taksir yang memiliki makna antara tiga hingga tak terbatas.
1. Jamak Qillah
Jamak Qillah adalah bentuk jamak taksir yang mencakup angka tiga hingga sepuluh. Gylany (2006:31-39) mengidentifikasi empat wazan Jamak Qillah, yaitu:
(1) Wazan أفعل, contohnya seperti kata (أنفس- أذرع).
(2) Wazan أفعال, contohnya seperti kata (أجداد – أثواب).
(3) Wazan أفعلة, contohnya seperti kata (أعمادة – أنصبة).
(4) Wazan فِعلة, contohnya seperti kata (فتية – شيخة).
2. Jamak Katsrah
Jamak Katsrah adalah bentuk jamak taksir yang memiliki makna antara tiga hingga tak terbatas. Sebagai contoh, terdapat kata (حمول).
Menurut Gylany (2006:35), Jamak Katsrah terdiri dari 16 wazan, tidak termasuk wazan shighot muntahal jumu’.
Penting dicatat bahwa istilah shighot muntahal jumu’ menurut Gylany (2006:47) mengacu pada Jamak taksir katsroh yang memiliki huruf alif di dalamnya, dan huruf kedua atau ketiga setelah huruf alif tersebut berharakat katsrah, sementara huruf tengahnya berharakat sukun.
Contohnya adalah kata (دراهم – دنايير).
Berikut adalah penjelasan rinci dari keenambelas wazan Jamak katsrah beserta contohnya:
فُعْلٌ: Seperti kata (حمر وعور).
فُعُلٌ: Contohnya seperti kata (صُبُرٍ، كُتُبٍ، فُرُعٍ).
فُعَلٌ: Misalnya kata (فُرَفٍ، حُجَجٍ، كُبَرٍ).
فِعَلٌ: Seperti dalam kata (قِطَعٍ، حِجَجٍ).
فُعَلة: Contohnya adalah kata (هُداةٍ) dengan asal kata “هُدية”.
فَعَلة: Misalnya kata (سَحَرَةِ، بَرَرَةٍ، باعةٍ).
فَعْلى: Seperti kata (مَرْضى، قَتْلى).
فِعَلَة: Contohnya kata (دِرَجَةٍ، دِبَبَةٍ).
فُعَّلٌ: Misalnya kata (رُكَّعٍ، صُومٍ).
فُعّالٌ: Seperti kata (كُتَابٍ، قُوَّامٍ).
فِعَالٌ: Contoh kata (جِبَالٍ، صِعَابٍ).
فُعُولٌ: Misalnya kata (قُلُوبٍ، كُبود).
فِعْلان: Seperti kata (غِلمان، غِرْبان).
فُعلان: Contohnya kata (قُدبانٍ، حُملانٍ).
فُعَلاءُ: Seperti kata (نُبهاءَ، كُرَماءَ).
أفْعِلاءُ: Contohnya kata (أَنْبِيَاءَ، أَشِدَّاءَ).
Total wazan Jamak Taksir, baik yang masuk dalam kategori Qillah maupun Katsrah, adalah 19 wazan.
Baca juga: Pengertian dan Contoh Jamak Taksir
Penutup
Demikianlah informasi dari Hasiltani.id tentang Contoh Jamak Taksir.
Dalam menjelajahi kerumitan dan keindahan bahasa Arab, kita telah merambah dunia Jamak Taksir, sebuah fenomena linguistik yang memperkaya kosa kata Arab dengan variasi struktural yang menarik.
Melalui contoh-contoh Jamak Taksir yang telah diuraikan, kita dapat menyaksikan bagaimana kata-kata dapat bertransformasi dengan elegan untuk menyampaikan nuansa makna yang beragam.
Penting untuk diingat bahwa contoh-contoh yang telah dibahas hanyalah sebagian kecil dari kekayaan bahasa Arab.
Dalam setiap perubahan struktural pada Jamak Taksir, tersimpan nilai-nilai budaya, sejarah, dan keunikan yang menggambarkan kearifan dan keindahan bahasa ini.
Dengan memahami dan mengapresiasi contoh-contoh Jamak Taksir, kita dapat lebih mendalam dalam meresapi makna setiap kata dan memahami keunikan setiap struktur.
Bahasa Arab, dengan segala kompleksitasnya, tetap menjadi sumber kekaguman bagi para pembelajar dan peneliti bahasa.
Terimakasih telah membaca artikel Contoh Jamak Taksir ini, semoga informasi mengenai Contoh Jamak Taksir ini bermanfaat untuk Sobat.