Al-Mahdi

Al-Mahdi – Sosok Pemimpin Akhir Zaman dalam Eskatologi Islam

Posted on

Hasiltani.id – Al-Mahdi – Sosok Pemimpin Akhir Zaman dalam Eskatologi Islam. Al-Mahdi merupakan salah satu sosok yang sangat dinanti dalam tradisi Islam, terutama dalam konteks akhir zaman. Nama “Al-Mahdi” secara harfiah berarti “yang diberi petunjuk,” dan ia diyakini akan menjadi pemimpin umat yang muncul ketika dunia dilanda ketidakadilan, penindasan, dan kekacauan. Kemunculannya membawa harapan besar bagi umat Islam, karena ia akan menegakkan keadilan, kebenaran, dan mengembalikan tatanan dunia yang rusak.

Dalam berbagai riwayat, Al-Mahdi disebutkan sebagai keturunan langsung dari Nabi Muhammad SAW, yang akan muncul menjelang akhir zaman sebelum kedatangan Nabi Isa AS. Meski waktu dan tempat kemunculannya tidak diketahui secara pasti, hadits-hadits yang berbicara tentang Al-Mahdi bersifat mutawatir, yang artinya diriwayatkan dari banyak jalur, sehingga kemunculannya diyakini oleh sebagian besar ulama sebagai peristiwa yang nyata dan pasti akan terjadi.

Sebagai figur yang dijanjikan dalam berbagai sumber Islam, Al-Mahdi menjadi simbol harapan akan datangnya masa keemasan umat Islam setelah periode panjang ketidakadilan dan kezaliman. Kepercayaan akan kedatangannya tidak hanya membangkitkan semangat umat, tetapi juga mengajak mereka untuk selalu memperbaiki diri dan meningkatkan keimanan agar siap menyambut masa tersebut.

Tanda-Tanda Kemunculan Imam Mahdi di Dunia

Pada pembahasan Al-Mahdi, Hasiltani membahas tanda-tanda kemunculan imam mahdi di dunia.

Ada beberapa tanda yang diyakini sebagai isyarat kedatangan Imam Mahdi. Berikut beberapa di antaranya yang diambil dari buku Armageddon Peperangan Akhir Zaman: Menurut Al-Qur’an, Hadits, Taurat, dan Injil karya Wisnu Sasongko.

1. Wafatnya Seorang Khalifah

Salah satu tanda yang pertama adalah wafatnya seorang khalifah. Berdasarkan riwayat dari Ummu Salamah, Rasulullah SAW bersabda:

“Akan terjadi perselisihan ketika seorang khalifah meninggal. Lalu seorang laki-laki dari penduduk Madinah akan melarikan diri ke Makkah… Kemudian pasukan dari Syam akan dikirim, namun Allah membinasakan mereka di antara Makkah dan Madinah. Setelah manusia melihat kejadian ini, para pemuka dari Syam dan Irak akan mendatangi laki-laki tersebut untuk berbaiat kepadanya. Tidak lama setelah itu, akan muncul seorang dari Quraisy yang didukung oleh paman-pamannya yang kuat…” (HR Abu Dawud)

Baca Juga :  Hukum Berburu dengan Senapan Angin dalam Islam - Syarat dan Ketentuannya

2. Mengeringnya Sungai Eufrat

Tanda lainnya adalah mengeringnya Sungai Eufrat, yang akan memperlihatkan gunung emas. Hal ini menjadi isyarat mendekatnya masa kedatangan Imam Mahdi.

Rasulullah SAW bersabda, “Akan datang masa ketika Sungai Eufrat memperlihatkan kekayaan berupa gunung emas. Namun, siapa pun yang berada pada saat itu tidak boleh mengambil apa pun darinya.” (HR Bukhari)

3. Boikot terhadap Irak dan Suriah oleh Bangsa Romawi

Tanda selanjutnya adalah pemboikotan terhadap Irak dan Suriah oleh bangsa Romawi, yang dalam konteks masa kini dapat diartikan sebagai Amerika Serikat dan Eropa.

Diriwayatkan dari Jabir bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Hampir tiba masanya ketika tidak ada lagi makanan atau uang yang bisa dikirim ke Irak.”

Sahabat bertanya, “Siapa yang akan melakukan itu, ya Rasulullah?”

Beliau menjawab, “Orang-orang non-Arab (Ajam) yang akan melarang hal tersebut.”

Kemudian beliau melanjutkan, “Hampir tiba masanya ketika tidak ada lagi makanan atau uang yang bisa dikirim ke penduduk Syam.”

Sahabat kembali bertanya, “Siapa yang akan melakukan itu, ya Rasulullah?”

Beliau menjawab, “Orang-orang Romawi.”

Jabir menambahkan sabda Rasulullah SAW, “Pada akhir zaman, akan ada seorang khalifah yang memberikan harta melimpah, tanpa menghitung-hitungnya.”

4. Banyaknya Perselisihan dan Gempa Bumi

Tanda lainnya adalah banyaknya perselisihan, peperangan, dan gempa bumi. Pada masa itu, ketidakadilan dan penindasan akan semakin merajalela.

Rasulullah SAW bersabda, “Aku memberi kalian kabar gembira tentang kedatangan Al-Mahdi yang akan diutus saat umat manusia sedang mengalami banyak perselisihan dan guncangan. Dia akan memenuhi bumi dengan keadilan dan kejujuran, seperti halnya bumi sebelumnya dipenuhi dengan ketidakadilan dan penindasan. Seluruh makhluk di langit dan bumi akan meridhainya, dan dia akan membagi-bagikan kekayaan secara merata…” (HR Ahmad dan Tirmidzi)

Dengan munculnya tanda-tanda ini, banyak yang percaya bahwa Imam Mahdi akan datang untuk membawa keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh umat manusia.

Riwayat yang Membicarakan Imam Mahdi adalah Mutawatir

Pada pembahasan Al-Mahdi, Hasiltani membahas riwayat yang membicarakan imam mahdi adalah mutawatir.

Riwayat tentang kemunculan Imam Mahdi dianggap sebagai mutawatir. Secara bahasa, mutawatir berarti sesuatu yang berturut-turut atau berulang-ulang. Dalam istilah hadits, hadits mutawatir adalah hadits yang diriwayatkan oleh begitu banyak perawi dari berbagai jalur, sehingga mustahil mereka bersepakat untuk berdusta, mengingat jumlahnya yang banyak, kesalehan mereka, serta perbedaan tempat tinggal.

Ada dua jenis hadits mutawatir: mutawatir lafzhi dan mutawatir ma’nawi.

  1. Mutawatir lafzhi adalah hadits yang diriwayatkan oleh banyak perawi dengan lafaz yang sama atau sangat mirip.
  2. Mutawatir ma’nawi adalah hadits yang membahas suatu permasalahan dengan berbagai redaksi, tetapi maksud dan inti pembahasannya sama.
Baca Juga :  Memahami Ketentuan Dalam Mengubah Ciptaan Allah Menurut Islam

Hadits yang membicarakan kemunculan Imam Mahdi termasuk mutawatir ma’nawi. Artinya, meskipun redaksinya berbeda-beda, hadits-hadits ini berbicara tentang satu hal yang sama, yakni kemunculan Imam Mahdi. Hal ini menegaskan bahwa berita tentang Imam Mahdi tidak mungkin disepakati sebagai kebohongan.

Pendapat Para Ulama Tentang Hadits Kemunculan Imam Mahdi

Pendapat Para Ulama Tentang Hadits Kemunculan Imam Mahdi:

1. Al-Hafizh Abul Hasan Al-Aabari

Al-Hafizh Abul Hasan Al-Aabari berkata: “Berita yang membahas tentang munculnya Imam Mahdi adalah hadits mutawatir, dan banyak sekali riwayat yang berasal dari Nabi SAW yang mengabarkan tentang kemunculannya.”

2. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menyatakan bahwa hadits-hadits yang membicarakan kemunculan Imam Mahdi adalah hadits shahih, sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ahmad, dan lainnya dari hadits Ibnu Mas’ud dan yang lain.

3. Asy-Syaukani

Asy-Syaukani menambahkan bahwa ada sekitar 50 hadits yang membicarakan kemunculan Imam Mahdi. Hadits-hadits ini bervariasi dalam tingkatannya, mulai dari shahih, hasan, hingga dho’if. Namun secara keseluruhan, hadits-hadits ini dianggap mutawatir tanpa ada keraguan. Bahkan, banyak juga riwayat dari para sahabat tentang kemunculan Imam Mahdi, yang menurut Asy-Syaukani, dapat dianggap sebagai hadits marfu’ (perkataan Nabi), karena para sahabat tidak mungkin berijtihad dalam masalah ini.

4. Shidiq Hasan Khan

Shidiq Hasan Khan, seorang ulama India dan murid Asy-Syaukani, menyatakan bahwa hadits-hadits tentang kemunculan Imam Mahdi sangat banyak, sehingga mencapai derajat mutawatir ma’nawi. Hadits-hadits ini disebutkan dalam berbagai kitab hadits Sunan, mu’jam, dan musnad.

Dari pendapat para ulama di atas, dapat disimpulkan bahwa riwayat tentang Imam Mahdi merupakan hadits yang kuat dan diterima oleh banyak perawi dan ulama, sehingga kemunculannya adalah keyakinan yang dipegang oleh banyak kalangan dalam tradisi Islam.

Sifat Fisik Imam Mahdi

Sifat fisik Imam Mahdi dijelaskan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Sa’id Al Khudri, di mana Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Imam Mahdi adalah keturunanku. Dahinya lebar (atau rambut bagian depannya tersingkap) dan hidungnya mancung.”

Penjelasan dari Al Qori’ menambahkan bahwa hidung Imam Mahdi tidak pesek, karena bentuk hidung seperti itu dianggap kurang ideal dalam pandangan umum pada saat itu. Hidung yang mancung lebih disukai dan menjadi salah satu ciri fisik yang disampaikan mengenai Imam Mahdi.

Sifat-sifat fisik ini memberi gambaran tentang penampilan Imam Mahdi, yang merupakan keturunan langsung dari Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga :  Panduan Lengkap - Bagaimana Cara Wanita Shalat Tarawih di Rumah

Di mana Imam Mahdi Muncul?

Mengenai tempat munculnya Imam Mahdi, tidak ada riwayat yang benar-benar sahih yang secara pasti menjelaskan lokasi atau waktu kemunculannya. Meski begitu, para ulama menarik kesimpulan dari beberapa riwayat, meskipun tidak ada yang secara tegas menyebutkan secara detail di mana dan kapan tepatnya Imam Mahdi akan muncul.

Salah satu pandangan yang dipegang oleh sebagian ulama adalah bahwa Imam Mahdi akan muncul dari arah timur, yakni timur Jazirah Arab. Hal ini disebutkan dalam riwayat Ibnu Majah. Namun, kesimpulan ini tetap berdasarkan penafsiran dan tidak dapat dipastikan secara mutlak.

Ibnu Katsir, salah seorang ulama besar, menegaskan bahwa Imam Mahdi akan muncul dari arah timur dan menolak pandangan Syi’ah (Rafidhah) yang menyatakan bahwa Imam Mahdi akan keluar dari Sirdab Samira’. Menurut Ibnu Katsir, keyakinan ini hanyalah anggapan kosong yang tidak memiliki dasar dari Al-Qur’an maupun Sunnah, dan dianggap sebagai pemahaman yang tidak masuk akal serta didorong oleh pengaruh syaithan. Ia menegaskan bahwa pandangan Syi’ah tersebut tidak memiliki dasar logis dan akal sehat.

Penutup

Demikianlah informasi dari Hasiltani.id tentang Al-Mahdi.

Keyakinan akan kemunculan Al-Mahdi telah menjadi bagian penting dari eskatologi dalam tradisi Islam. Sebagai sosok yang dijanjikan untuk menegakkan keadilan dan mengakhiri penindasan, Al-Mahdi membawa harapan bagi umat Islam yang menghadapi berbagai tantangan di akhir zaman. Meskipun waktu dan tempat kemunculannya tetap menjadi misteri yang hanya Allah yang mengetahuinya, umat Islam diajarkan untuk selalu menjaga keimanan dan memperbaiki diri sebagai persiapan menghadapi masa-masa yang penuh fitnah.

Keberadaan Al-Mahdi sebagai figur pembawa kebenaran dan keadilan juga mengingatkan kita akan pentingnya bersatu dan mengikuti ajaran Islam secara lurus. Dengan memperkuat keimanan dan ketakwaan, umat Islam dapat berharap untuk berada di barisan orang-orang yang menerima kebaikan di masa kedatangan Al-Mahdi. Harapan ini seharusnya menjadi motivasi untuk selalu berbuat kebaikan dan melawan segala bentuk ketidakadilan, baik di tingkat individu maupun masyarakat.

Semoga dengan hadirnya sosok Al-Mahdi di akhir zaman, umat manusia dapat merasakan kembali kedamaian, keadilan, dan keharmonisan yang sejati di bawah naungan petunjuk ilahi.

Terimakasih telah membaca artikel Al-Mahdi ini, semoga informasi mengenai Al-Mahdi ini bermanfaat untuk Sobat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *