apa itu riya

Apa itu Riya – Bahaya Tersembunyi yang Merusak Keikhlasan dalam Ibadah

Posted on

Hasiltani.id – Apa itu Riya – Bahaya Tersembunyi yang Merusak Keikhlasan dalam Ibadah. Riya adalah salah satu penyakit hati yang sangat berbahaya dan dapat merusak keikhlasan seseorang dalam beribadah. Dalam Islam, riya didefinisikan sebagai melakukan amal kebaikan dengan tujuan ingin dipuji atau mendapatkan pengakuan dari orang lain, bukan karena mengharap ridha Allah SWT.

Riya sering kali terjadi secara halus dan tanpa disadari, namun dampaknya sangat besar, karena dapat membatalkan pahala ibadah dan menjerumuskan pelakunya ke dalam syirik kecil.

Dalam berbagai hadits, Rasulullah SAW mengingatkan umatnya tentang bahaya riya dan pentingnya menjaga niat agar setiap perbuatan yang dilakukan benar-benar untuk Allah semata. Dengan memahami apa itu riya dan bagaimana bahayanya, kita dapat lebih waspada dan berusaha untuk selalu menjaga keikhlasan dalam segala amal perbuatan.

Macam-macam Riya

Pada pembahasan apa itu riya, Riya adalah penyakit hati yang bisa membatalkan pahala dan sangat berbahaya bagi spiritualitas seorang muslim.

Berdasarkan buku Dosa-Dosa Besar karya Hafidz Muftisany, ada dua macam riya yang perlu diwaspadai:

1. Riya Kholish

Ini adalah jenis riya yang terlihat jelas melalui perbuatan seseorang. Orang yang terkena riya kholish biasanya melakukan ibadah atau kebaikan dengan tujuan mendapatkan pengakuan, pujian, atau perhatian dari orang lain, bukan karena ikhlas kepada Allah. Jenis riya ini memiliki beberapa bentuk, antara lain:

  • Riya Badan: Terjadi ketika seseorang memperlihatkan penampilan fisik, misalnya wajah yang tampak bercahaya karena rajin berwudhu atau ibadah lainnya, dengan niat agar orang lain memuji.
  • Riya Pakaian: Muncul ketika seseorang, misalnya seorang muslimah, memakai pakaian yang syar’i, seperti jilbab panjang, tetapi niatnya adalah untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain sebagai sosok yang saleh.
  • Riya Ucapan: Terjadi ketika seseorang membaca Al-Qur’an dengan suara yang merdu di depan banyak orang, namun niatnya adalah untuk mendapat pujian, bukan untuk keikhlasan dalam beribadah.
  • Riya Perbuatan: Tampak ketika seseorang memperlihatkan gerakan ibadah, seperti ruku’ dan sujud, dengan cara yang lebih lama atau khusyuk, tapi sebenarnya hanya untuk dilihat dan dikagumi oleh orang lain.
Baca Juga :  Apa Itu Aqidah? Memahami Fondasi Keimanan dalam Islam

2. Riya Syirik

Riya syirik adalah ketika seseorang menjalankan ibadah kepada Allah SWT, namun di dalam niatnya terdapat motivasi lain, yakni mengharapkan pujian atau perhatian dari manusia. Ini bisa terjadi karena kurangnya pemahaman tentang tujuan sejati ibadah, yang seharusnya hanya untuk Allah semata.

Kedua jenis riya ini bisa sangat merusak niat ibadah, dan penting untuk selalu menjaga niat agar tetap ikhlas semata-mata karena Allah SWT.

Dalil tentang Bahaya Riya

Setelah mengetahui apa itu riya, Hasiltani membahas dalil tentang bahaya riya.

Berikut ini adalah dalil-dalil tentang bahaya riya yang diambil dari buku Kumpulan Hadits Qudsi Pilihan oleh Syaikh Fathi Ghanim:

1. Riya Lebih Berbahaya dari Fitnah Dajjal

Dalam hadits ini, Rasulullah SAW menegaskan bahwa riya dianggap lebih berbahaya daripada fitnah Dajjal, yang merupakan salah satu fitnah terbesar menjelang akhir zaman. Beliau bersabda:

“Maukah aku kabarkan kepada kalian sesuatu yang lebih tersembunyi di sisiku daripada Masih ad-Dajjal?” Para sahabat menjawab, “Kami mau.” Maka Rasulullah berkata, “Itu adalah syirkul khafi (syirik yang tersembunyi); yaitu seseorang yang sedang shalat, lalu ia memperindah shalatnya karena ada orang yang memperhatikan shalatnya.” (HR. Ibnu Majah)

2. Riya Merusak Lebih Parah dari Serangan Serigala

Nabi Muhammad SAW menggambarkan riya sebagai sesuatu yang lebih merusak daripada serangan dua serigala yang lapar terhadap sekumpulan domba. Perumpamaan ini menunjukkan betapa besar kerusakan yang diakibatkan oleh riya terhadap agama seseorang. Beliau bersabda:

“Tidaklah dua ekor serigala yang lapar dan dilepaskan di tengah sekumpulan domba lebih merusak daripada ketamakan seseorang terhadap harta dan kedudukan bagi agamanya.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Darimi, dan yang lainnya dari Ka’ab bin Malik)

3. Riya Membatalkan Amal Saleh

Riya dapat menghapus amal ibadah yang telah dilakukan dengan susah payah. Jika seseorang berbuat amal karena selain Allah, amal tersebut tidak akan diterima oleh-Nya. Rasulullah SAW bersabda:

“Aku adalah sekutu yang Maha Cukup, sangat menolak perbuatan syirik. Barangsiapa yang mengerjakan suatu amal yang dicampuri dengan perbuatan syirik kepada-Ku, maka Aku tinggalkan dia dan (Aku tidak terima) amal kesyirikannya.” (HR. Muslim dan Ibnu Majah)

Baca Juga :  Sejarah Masjidil Haram di Makkah - Perjalanan Panjang Tempat Suci

Dari dalil-dalil di atas, kita bisa melihat betapa berbahayanya riya dan dampak merusaknya terhadap pahala dan kehidupan spiritual seorang Muslim. Oleh karena itu, penting untuk menjaga niat agar ibadah yang kita lakukan murni hanya untuk Allah SWT.

Cara Menghindari Riya

Pada artikel apa itu riya, Hasiltani memberikan cara menghindari riya.

Berikut adalah cara menghindari sikap riya dalam kehidupan sehari-hari yang bisa lebih mudah dipahami:

1. Niatkan Ibadah Hanya untuk Allah

Agar terhindar dari riya, penting untuk selalu mengingat bahwa tujuan dari setiap ibadah adalah semata-mata untuk Allah, bukan untuk mendapatkan pujian dari orang lain. Rasulullah pernah bersabda, “Segala perbuatan bergantung pada niat, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan niatnya.” (HR. Bukhari Muslim).

2. Berdoa dan Memohon Pertolongan Allah

Dalam segala hal, termasuk menjaga diri dari sifat riya, kita harus selalu meminta perlindungan kepada Allah. Dengan berdoa, iman kita akan diperkuat dan kita akan dijauhkan dari godaan setan yang mendorong keinginan untuk pamer.

3. Kendalikan Hati dari Pujian

Pujian memang bisa menjadi motivasi, tetapi juga bisa menjadi racun jika tidak diwaspadai. Usahakan untuk tetap rendah hati dan tidak terbawa oleh sanjungan orang lain agar kita terhindar dari rasa ingin pamer.

4. Selalu Mengingat Allah

Salah satu cara agar kita tetap fokus pada Allah dan tidak tergoda oleh riya adalah dengan berzikir. Zikir akan membantu kita selalu mengingat Allah dan menjauhkan kita dari keinginan untuk mencari perhatian dari orang lain.

5. Sembunyikan Amal Kebaikan

Berbuat baik tanpa pamer adalah cara ampuh menghindari riya. Jika memungkinkan, sembunyikan amal kebaikan, seperti bersedekah, seolah-olah tangan kanan memberi, tetapi tangan kiri tidak mengetahuinya. Namun, untuk ibadah yang dilakukan di depan umum, seperti salat berjamaah atau membaca Al-Qur’an, tetaplah fokus untuk ikhlas melakukannya hanya karena Allah.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, kita bisa menjaga hati tetap bersih dan ikhlas dalam beribadah.

Bahaya Riya’

Pada pembahasan apa itu riya, Hasiltani membahas bahaya riya’.

Riya memiliki banyak dampak negatif, baik secara batiniah maupun rohani. Berikut beberapa bahaya riya yang perlu diwaspadai:

1. Merasa Hampa dan Kecewa

Seseorang yang riya akan merasa kosong dan kecewa jika perhatian atau pujian yang diharapkan dari orang lain tidak ia dapatkan. Hal ini bisa membuatnya merasa tidak dihargai dan kehilangan makna dari amal yang telah dilakukan.

Baca Juga :  Pantun Petani Modern - Menyentuh Tradisi dan Tantangan Zaman Kini

2. Tidak Puas dengan Apa yang Dilakukan

Meskipun sudah melakukan amal kebaikan, orang yang riya seringkali merasa tidak puas karena fokus utamanya adalah pujian dari orang lain, bukan ridha Allah. Hal ini membuatnya selalu merasa kurang dalam setiap perbuatan.

3. Munculnya Sikap Kepura-puraan

Riya menyebabkan seseorang tidak lagi tulus dalam berbuat, melainkan berpura-pura demi mendapat perhatian. Kepura-puraan ini menjauhkan seseorang dari keikhlasan dalam beribadah.

4. Penyakit Rohani: Gila Pujian atau Gila Hormat

Sifat riya sering kali berkembang menjadi penyakit rohani seperti “gila pujian” atau “gila hormat,” di mana seseorang terus-menerus mencari pengakuan dan penghargaan dari orang lain, bahkan di luar batas kewajaran.

5. Menimbulkan Pertengkaran

Ketika seseorang yang riya merasa tidak mendapat penghargaan yang layak, ia mungkin akan mengungkit-ungkit kebaikan yang telah dilakukan, yang pada akhirnya dapat menimbulkan pertengkaran atau ketegangan dengan orang lain.

Riya adalah penyakit hati yang tidak hanya merusak amal ibadah, tetapi juga mengganggu hubungan sosial dan kedamaian batin.

Penutup

Demikianlah informasi dari Hasiltani.id tentang apa itu riya.

Riya merupakan salah satu penyakit hati yang sangat berbahaya dan harus dihindari oleh setiap Muslim. Dengan melakukan amal perbuatan hanya demi pujian atau pengakuan dari orang lain, kita tidak hanya menghilangkan pahala ibadah, tetapi juga merusak hubungan kita dengan Allah SWT.

Penting bagi setiap individu untuk selalu introspeksi diri, menjaga niat, dan berusaha memperbaiki keikhlasan dalam setiap amal perbuatan.

Hanya dengan menghindari riya, kita bisa menjalani kehidupan yang lebih tulus dan mendapatkan ridha Allah SWT, yang merupakan tujuan utama dari setiap ibadah yang kita lakukan. Semoga kita semua dijauhkan dari riya dan selalu diberi hidayah untuk beribadah dengan niat yang benar dan ikhlas.

Terimakasih telah membaca artikel apa itu riya ini, semoga informasi mengenai apa itu riya ini bermanfaat untuk Sobat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *