Hasiltani.id –Menggali Arti dan Makna Laisa Kamitslihi Syai’un. Selamat datang di situs Hasiltani, tempat di mana Hasiltani akan membawa Sobat pada perjalanan mendalam untuk menggali makna yang tersembunyi di balik ungkapan “Laisa Kamitslihi Syai’un”.
Ungkapan ini memiliki kedalaman dan kompleksitas yang memerlukan pemahaman yang cermat.
Dalam artikel ini, Hasiltani akan membahas arti dan makna Laisa Kamitslihi Syai’un ini dengan sangat rinci, serta mengapa pemahaman yang mendalam tentang hal ini penting dalam pemahaman kita tentang agama dan kehidupan sehari-hari.
Apa Itu “Laisa Kamitslihi Syai’un”?
Sebelum emmbahas mengenai Arti dan Makna Laisa Kamitslihi Syai’un, mari kita ketahui apa itu ungkapan Laisa Kamitslihi Syai’un.
“Laisa Kamitslihi Syai’un” adalah ungkapan yang berasal dari bahasa Arab, yang secara harfiah dapat diterjemahkan sebagai “Tidak ada yang serupa dengannya.”
Ungkapan ini memiliki akar dalam ajaran agama Islam dan digunakan untuk menggambarkan sifat unik dan luar biasa dari Allah SWT.
Dalam Al-Qur’an, ungkapan ini muncul dalam beberapa ayat yang merujuk pada kebesaran dan keunikan Allah dalam penciptaan-Nya.
Arti dan Makna Laisa Kamitslihi Syai’un
Dalam pembahasan arti dan makna Laisa Kamitslihi Syai’un, Ayat yang dimaksud merupakan potongan awal dari Surat Asy-Syura, tepatnya ayat ke-11.
Menurut pandangan dari Kyai Abdul Wahab, ulama yang mendalami akidah (keyakinan) Islam, telah mengenal ayat tersebut, tetapi tidak semua dari mereka benar-benar memahami makna dan signifikansi yang sebenarnya terkandung dalam ayat tersebut.
Karena alasan inilah, Kyai Abdul Wahab, yang akrab disapa dengan panggilan Gus Wahab, merasa perlu untuk memberikan penjelasan yang lebih rinci melalui akun Facebook pribadinya. Berikut adalah konten dari penjelasannya:
Dalam Al-Qur’an, terdapat satu ayat yang berperan sebagai kunci utama untuk memahami seluruh ayat dan hadis yang berkaitan dengan sifat-sifat Allah. Ayat tersebut adalah:
لَیۡسَ كَمِثۡلِهِۦ شَیۡءࣱۖ وَهُوَ ٱلسَّمِیعُ ٱلۡبَصِیرُ
“Tiada satu pun yg sama dengan Allah. Dan, Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat” [Surat Asy-Syura 11]
Seluruh cendekiawan akidah memang memiliki pengetahuan tentang ayat tersebut, namun tidak semua dari mereka memahami sepenuhnya makna yang sebenarnya terkandung di dalamnya.
Mereka yang tidak memahami makna sejatinya cenderung menganggap bahwa ayat ini menyiratkan bahwa tidak ada yang memiliki bentuk atau karakter fisik yang serupa dengan Allah.
Dalam pandangan mereka, Allah memang memiliki fisik, namun bentuk dan karakteristik-Nya (kaifiyah) tidak mirip dengan bentuk fisik apapun, seperti makhluk lain atau objek materi.
Mereka beranggapan bahwa Allah memiliki tangan yang berbeda dengan tangan manusia, hewan, malaikat, jin, atau bahkan tangan robot, namun tetaplah merupakan tangan secara fisik.
Begitu juga dengan wajah, mata, kaki, dan organ lainnya; perbedaannya hanya terletak pada kaifiyah-nya, namun tetap berbentuk fisik.
Cendekiawan yang memegang pandangan ini sering disebut oleh para ulama sebagai mujassimah dan musyabbihah.
Mereka tidak menyadari bahwa jika makna ayat ini diartikan demikian, maka tidak ada yang istimewa dengan penggunaan ungkapan “Laisa kamitslihi shai’un” (tidak ada yang serupa dengan-Nya).
Sebab, di seluruh penjuru alam semesta, terdapat banyak bentuk fisik yang unik dan tidak memiliki duplikasi.
Contohnya, cobalah membuat coretan acak di atas selembar kertas; hasilnya akan menjadi unik dan tidak akan ditemukan di tempat lain, bahkan hingga akhirat.
Dalam Arti dan Makna Laisa Kamitslihi Syai’un, hal yang sama berlaku jika Sobat menciptakan bentuk abstrak dari tanah liat atau membayangkan makhluk fiktif di dalam pikiran; hasilnya akan menjadi unik dan tidak ada yang serupa.
Bahkan tubuh manusia sendiri memiliki keunikan yang tak dapat ditemui persis kaifiyahnya di seluruh alam semesta ini.
Misalnya, hitunglah jumlah rambut di kepala atau lakukan pemindaian sidik jari dan retina; hal ini membuktikan bahwa setiap individu memiliki ciri khas yang unik.
Dalam konteks ini, sebagai manusia, Sobat dapat mengatakan “Laisa kamitsli shai’un” (tidak ada yang serupa denganku) dan hal ini benar adanya.
Tidak hanya Sobat, tetapi teman, saudara, atau siapa pun juga dapat mengatakan hal serupa, dan semuanya adalah kenyataan yang sahih.
Pandangan para ulama Ahlussunnah wal Jama’ah, yang mengikuti aliran pemikiran Asy’ariyah-Maturidiyah, berbeda dalam pemahaman atas ayat yang disebutkan di atas.
Menurut pandangan mereka, makna dari ayat tersebut adalah bahwa Allah benar-benar berbeda secara mutlak.
Tidak ada yang serupa dengan-Nya dalam aspek apapun, tidak ada perbandingan yang otomatis bisa dibuat, tidak ada jenis kategorisasi yang dapat diterapkan, dan tidak ada ukuran yang bisa digunakan untuk menggambarkan-Nya.
Pada Arti dan Makna Laisa Kamitslihi Syai’un, jika seluruh alam semesta terdiri dari jauhar (substansi tunggal terkecil yang terdiri dari satu unsur), jisim (substansi yang terdiri dari beberapa unsur), dan aradl (atribut), maka Allah bukanlah jauhar, jisim, atau aradl.
Dengan kata lain, jika ingin merinci, kita dapat mengatakan bahwa Allah bukanlah zat cair, zat padat, zat gas, energi, partikel, massa, volume, ruang, warna, gerakan, atau segala hal yang dapat dikenal atau dibayangkan oleh manusia.
Lalu, jika semua hal demikian, apa sebenarnya Allah jika bukanlah segala sesuatu? Ini adalah pertanyaan yang mengarah pada pemahaman atas Allah yang sangat tinggi dan tak terbatas.
Dengan pemahaman ini, maka apakah perbedaan antara Allah dan yang lainnya? Jawabannya adalah bahwa Allah berbeda dalam segala hal, dan hanya Allah satu-satunya yang memiliki perbedaan seperti ini.
Sementara itu, yang lainnya, paling banyak hanya memiliki perbedaan dalam bentuk atau karakteristik (kaifiyah), bukan dalam tingkat substansi yang sejati.
Dalam pandangan ini, pandangan terhadap Allah menjadi sangat mendalam dan kompleks, menggambarkan bahwa Allah adalah realitas yang unik dan tidak terjangkau oleh pemahaman manusia secara sepenuhnya.
Penutup
Demikianlah informasi dari Hasiltani.id tentang Arti dan Makna Laisa Kamitslihi Syai’un.
Dalam perenungan mendalam mengenai ayat yang mengandung frase “Laisa kamitslihi shai’un” (tidak ada yang serupa dengan-Nya), terbuka luas pemahaman tentang kompleksitas dan kedalaman sifat-sifat Allah dalam pandangan Ahlussunnah wal Jama’ah, khususnya dalam aliran pemikiran Asy’ariyah-Maturidiyah.
Pandangan ini memperlihatkan bahwa Allah yang Maha Esa memiliki keunikan yang tidak terjangkau oleh segala konsep materi, substansi, atau entitas yang ada dalam alam semesta.
Pandangan ini mengajak kita untuk merenungkan tentang keberbedan mutlak Allah yang melampaui segala aspek. Allah tidak bisa dibandingkan, diukur, atau dikategorikan seperti benda-benda di alam semesta.
Bahkan jika seluruh alam semesta terdiri dari unsur-unsur yang berbeda, Allah tetap berbeda dari semuanya.
Keunikan Allah bukan hanya dalam bentuk atau karakteristik, melainkan dalam hakikat yang menjadikan-Nya satu-satunya entitas yang berbeda dengan cara yang tidak bisa dijelaskan oleh akal manusia.
Terima kasih telah membaca artikel Arti dan Makna Laisa Kamitslihi Syai’un ini, semoga tulisan Arti dan Makna Laisa Kamitslihi Syai’un ini membantu Sobat.