Hasiltani.id – Asbabun Nuzul Surah Al-Ala – Keutamaan dan Bacaannya. Asbabun nuzul Surah Al-A’la merupakan bagian penting dalam memahami konteks dan makna dari surat ini. Surah Al-A’la, yang dikenal sebagai surat ke-87 dalam Al-Qur’an, adalah salah satu surat makiyyah yang terdiri dari 19 ayat.
Untuk lebih memahami kedalaman dan relevansi pesan yang terkandung dalam surah ini, penting untuk mengetahui latar belakang turunnya wahyu tersebut. Asbabun nuzul, atau sebab-sebab turunnya suatu surah, memberikan wawasan tentang kondisi sosial, sejarah, dan situasi yang melatarbelakangi turunnya wahyu tersebut.
Dalam kasus Surah Al-A’la, riwayat yang ada menjelaskan bagaimana surat ini diwahyukan kepada Rasulullah SAW, serta bagaimana konteks tersebut berhubungan dengan ajaran dan praktik dalam kehidupan sehari-hari umat Muslim. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang asbabun nuzul Surah Al-A’la, serta bagaimana pemahaman tersebut dapat memperkaya wawasan kita tentang ajaran Islam.
Tentang Surah Al-Ala
Sebelum membahas asbabun nuzul Surah Al-Ala, Hasiltani akan menjelasan mengenai surah Al-Ala.
Surah Al-A’la (Bahasa Arab: الْأعلى) adalah surat ke-87 dalam Al-Qur’an. Surat ini termasuk surat makiyyah yang terdiri dari 19 ayat. Nama Al-A’la diambil dari kata “Al-A’la” yang terdapat pada ayat pertama surat ini, yang berarti “Yang Paling Tinggi”. Dalam kitab Al-Jumu’ah dan juga dalam riwayat Ashhaabus Sunan, Nu’man bin Basyir meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW membaca Surat Al-A’la pada rakaat pertama salat dua hari raya (Fitri dan Adha) dan salat Jumat, serta membaca Surat Al-Ghaasyiyah pada rakaat kedua.
Keutamaan Surat Al-Ala
Pada pembahasan asbabun nuzul Surah Al-Ala, Hasiltani akan membahas keutamaan surat Al-Ala.
Keutamaan Surat Al-A’la telah disebutkan dalam berbagai hadits. Salah satu keutamaannya adalah bahwa surat ini adalah salah satu surat yang paling disukai dan sering dibaca oleh Rasulullah SAW.
Rasulullah membaca Surat Al-A’la pada rakaat pertama salat Jumat, salat Id, salat Witir, dan terkadang pada rakaat pertama salat Maghrib. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Nu’man bin Basyir RA, disebutkan:
“Rasulullah membaca Surat Al-A’la dan Surat Al-Ghasyiyah dalam salat dua hari raya dan salat Jumat. Jika salat Id jatuh pada hari Jumat, beliau juga membaca kedua surat tersebut dalam kedua salat tersebut,” (HR Muslim).
Selain itu, Abu Ubaid meriwayatkan dari Abu Tamim mengenai keutamaan lain dari Surat Al-A’la. Rasulullah SAW bersabda, “Aku lupa tasbih-tasbih yang paling utama.”
Maka Ubay berkata, “Mungkin itu adalah Surat Al-A’la?”
Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Ya, benar.”
Asbabun Nuzul Surah Al-Ala
Asbabun nuzul Surah Al-Ala, menurut riwayat dari At-Thabrani yang bersumber dari Ibnu Abbas, menjelaskan bahwa setiap kali Malaikat Jibril datang membawa wahyu kepada Rasulullah SAW, Nabi sering kali membaca wahyu tersebut berulang kali karena khawatir lupa.
Untuk menjamin bahwa Rasulullah tidak akan melupakan wahyu yang diturunkan, Allah SWT menurunkan ayat dalam Surah Al-Ala (QS. 87:6) sebagai jaminan.
Bacaan Surah Al-A’la
Setelah membahas asbabun nuzul Surah Al-Ala, Hasiltani juga memberikan bacaan surah Al-Ala dalam teks arab, latin beserta terjemahannya.
Berikut adalah bacaan, terjemahan, dan arti dari Surah Al-A’la:
Surah Al-A’la (Yang Paling Tinggi)
- سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَىٰ Sabbihisma rabbikal a’laa “Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Mahatinggi.”
- الَّذِي خَلَقَ فَسَوَّىٰ Alladzii khalaqa fasawwaa “Yang menciptakan lalu menyempurnakan (penciptaan-Nya).”
- وَالَّذِي قَدَّرَ فَهَدَىٰ Walladzii qaddara fahadaa “Yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk.”
- وَالَّذِيٓ أَخْرَجَ الْمَرْعَىٰ Walladzii akhrajal mar’aa “Dan yang menumbuhkan rerumputan.”
- فَجَعَلَهُ غُثَاءً أَحْوَىٰ Faja’alahuu ghusyaa’an akhwa “Lalu dijadikan-Nya (rumput-rumput) itu kering kehitam-hitaman.”
- سَنُقْرِئُكَ فَلَا تَنْسَىٰ Sanuqri uka falaa tansaa “Kami akan membacakan (Al-Qur’an) kepadamu (Muhammad) sehingga engkau tidak akan lupa.”
- إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ ۗ إِنَّهُ يَعْلَمُ الْجَهْرَ وَمَا يَخْفَىٰ Illaa maa syaa allaahu innahuu ya’lamul jahra wamaa yakhfaa “Kecuali jika Allah menghendaki, Sungguh Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi.”
- وَنُيَسِّرُكَ لِلْيُسْرَىٰ Wanuyassiruka lil yusraa “Dan Kami akan memudahkan bagimu ke jalan kemudahan (mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat).”
- فَذَكِّرْ إِنْ نَّفَعَتِ الذِّكْرَىٰ Fadzakkir innafa’atidzdzikraa “Oleh sebab itu berikanlah peringatan, karena peringatan itu bermanfaat.”
- سَيَذَّكَرُ مَنْ يَخْشَىٰ Sayadz dzakkaru man yakhsyaa “Orang yang takut (kepada Allah) akan mendapatkan pelajaran.”
- وَيَتَجَنَّبُهَا الْأَشْقَى Wayatajannabuhaa al-ashyqaa “Dan orang yang celaka (kafir) akan menjauhinya.”
- الَّذِي يَصْلَى النَّارَ الْكُبْرَىٰ Alladzii yashlaa naaral kubraa “Yaitu orang yang akan memasuki api yang besar (Neraka).”
- ثُمَّ لَا يَمُوتُ فِيهَا وَلَا يَحْيَىٰ Tsumma laa yamuutu fiihaa walaa yahyaa “Selanjutnya dia di sana tidak mati dan tidak (pula) hidup.”
- قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّىٰ Qad aflaha man tazakkaa “Sungguh beruntung orang yang menyucikan diri (dengan beriman).”
- وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّىٰ Wadzakarasma rabbihii fashallaa “Dan mengingat nama Tuhannya, lalu ia sholat.”
- بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا Bal tu’tsiruunal hayaatad dunyaa “Sedangkan kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan dunia.”
- وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰ Wal aakhiratu khairun wa abqaa “Padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal.”
- إِنَّ هَـٰذَا لَفِي الصُّحُفِ الْأُولَىٰ Inna haadzaa lafish shuhufil uulaa “Sesungguhnya ini terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu.”
- صُحُفِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَىٰ Shuhufi ibraahiima wa muusaa “Yaitu kitab-kitab Ibrahim dan Musa.”
Baca juga: Surah Al-Ala Ayat 18-19 dan Kandungannya
Penutup
Demikianlah informasi dari Hasiltani.id tentang asbabun nuzul Surah Al-Ala.
Memahami asbabun nuzul Surah Al-A’la memberikan kita wawasan yang lebih mendalam tentang konteks dan makna surat ini. Dengan mengetahui latar belakang turunnya wahyu dan situasi yang melatarbelakanginya, kita dapat lebih menghargai pesan-pesan yang terkandung dalam surah ini.
Asbabun nuzul tidak hanya membantu kita dalam memahami teks Al-Qur’an, tetapi juga dalam mengaplikasikan ajaran-ajarannya dalam kehidupan sehari-hari. Surah Al-A’la, dengan segala keutamaannya, mengajarkan kita tentang kebesaran Tuhan dan bagaimana seharusnya kita menyikapi wahyu-Nya.
Semoga pemahaman tentang asbabun nuzul Surah Al-A’la ini dapat memperkaya pengetahuan kita dan meningkatkan kualitas ibadah serta kehidupan spiritual kita.
Terimakasih telah membaca artikel asbabun nuzul Surah Al-Ala ini, semoga informasi mengenai asbabun nuzul Surah Al-Ala ini bermanfaat untuk Sobat.