Asbabun Nuzul Surah An-Naba

Asbabun Nuzul Surah An-Naba – Bacaan dan Hikmah

Posted on

Hasiltani.id – Asbabun Nuzul Surah An-Naba – Bacaan dan Hikmah. Surah An-Naba, yang dikenal juga sebagai “Berita Besar,” merupakan salah satu surah dalam Al-Quran yang memiliki makna mendalam dan penuh hikmah.

Untuk memahami surah ini dengan lebih baik, penting bagi kita untuk mengetahui asbabun nuzul atau latar belakang turunnya ayat-ayat dalam surah tersebut.

Asbabun nuzul memberikan konteks sejarah dan situasi yang melatarbelakangi turunnya ayat-ayat, sehingga membantu kita dalam memahami pesan yang ingin disampaikan oleh Allah SWT melalui surah ini.

Dalam artikel ini, kita akan mengupas asbabun nuzul Surah An-Naba, agar dapat menambah wawasan kita tentang pesan-pesan Ilahi yang terkandung di dalamnya.

Bacaan Surah An-Naba (Berita Besar)

Sebelum membahas asbabun nuzul Surah An-Naba, Hasiltani akan membahas mengenai bacaan surah An-Naba.

Berikut adalah Surah An-Naba beserta bacaan Arab Latin dan artinya:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

النَّبَإ
An-Naba (Berita Besar)

  1. عَمَّ يَتَسَآءَلُونَ
    ‘Amma yatasaa’aluun
    Tentang apa mereka saling bertanya-tanya?
  2. عَنِ النَّبَإِ الْعَظِيمِ
    ‘Anin naba’ il ‘adziim
    Tentang berita yang besar (hari berbangkit).
  3. الَّذِي هُمْ فِيهِ مُخْتَلِفُونَ
    Alladzii hum fiihi mukhtalifuun
    Yang dalam itu mereka berselisih.
  4. كَلَّا سَيَعْلَمُونَ
    Kallaa saya’lamuun
    Tidak! Kelak mereka akan mengetahui.
  5. ثُمَّ كَلَّا سَيَعْلَمُونَ
    Tsumma kallaa saya’lamuun
    Sekali lagi tidak! Kelak mereka akan mengetahui.
  6. أَلَمْ نَجْعَلِ الْأَرْضَ مِهَادًا
    Alam naj’alil ardha mihaadaa
    Bukankah Kami telah menjadikan bumi sebagai hamparan?
  7. وَالْجِبَالَ أَوْتَادًا
    Wal jibaala autaadaa
    Dan gunung-gunung sebagai pasak?
  8. وَخَلَقْنَاكُمْ أَزْوَاجًا
    Wakhalaqnaakum azwaajaa
    Dan Kami menciptakan kamu berpasang-pasangan.
  9. وَجَعَلْنَا نَوْمَكُمْ سُبَاتًا
    Waja’alnaa naumakum subaataa
    Dan Kami menjadikan tidurmu untuk istirahat.
  10. وَجَعَلْنَا اللَّيْلَ لِبَاسًا
    Waja’alnal laila libaasaa
    Dan Kami menjadikan malam sebagai pakaian.
  11. وَجَعَلْنَا النَّهَارَ مَعَاشًا
    Waja’alnan nahaara ma’aasyaa
    Dan Kami menjadikan siang untuk mencari penghidupan.
  12. وَبَنَيْنَا فَوْقَكُمْ سَبْعًا شِدَادًا
    Wabanainaa fauqakum sab’ang syidaadaa
    Dan Kami membangun di atas kamu tujuh (langit) yang kokoh.
  13. وَجَعَلْنَا سِرَاجًا وَهَّاجًا
    Waja’alnaa siraajaw wahhaajaa
    Dan Kami menjadikan pelita yang terang-benderang (matahari).
  14. وَأَنْزَلْنَا مِنَ الْمُعْصِرَاتِ مَآءً ثَجَّاجًا
    Wa anzalnaa minal mu’shiraati maa-an tsajjaajaa
    Dan Kami turunkan dari awan, air hujan yang tercurah dengan hebatnya.
  15. لِنُخْرِجَ بِهِ حَبًّا وَنَبَاتًا
    Linukhrija bihii habbaw wanabaataa
    Untuk Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tanam-tanaman.
  16. وَجَنَّاتٍ أَلْفَافًا
    Wajannaatin alfaafaa
    Dan kebun-kebun yang rindang.
  17. إِنَّ يَوْمَ الْفَصْلِ كَانَ مِيقَاتًا
    Inna yaumal fashli kaana miiqaataa
    Sungguh, hari keputusan adalah suatu waktu yang telah ditetapkan.
  18. يَوْمَ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ فَتَأْتُونَ أَفْوَاجًا
    Yauma yunfakhu fish shuuri fata’tuuna afwaajaa
    Pada hari (ketika) sangkakala ditiup, lalu kamu datang berbondong-bondong.
  19. وَفُتِحَتِ السَّمَاءُ فَكَانَتْ أَبْوَابًا
    Wafutihatis samaa’u fakaanat abwaabaa
    Dan langit pun dibukalah, maka terdapatlah beberapa pintu.
  20. وَسُيِّرَتِ الْجِبَالُ فَكَانَتْ سَرَابًا
    Wasuyyiratil jibaalu fakaanat saraabaa
    Dan gunung-gunung pun dijalankan sehingga menjadi fatamorgana.
  21. إِنَّ جَهَنَّمَ كَانَتْ مِرْصَادًا
    Inna jahannama kaanat mirshaadaa
    Sungguh, (neraka) Jahanam itu tempat mengintai (bagi penjaga yang mengawasi isi neraka).
  22. لِلطَّاغِينَ مَآبًا
    Liththaaghiina ma’aabaa
    Menjadi tempat kembali bagi orang-orang yang melampaui batas.
  23. لَابِثِينَ فِيهَا أَحْقَابًا
    Laabitsiina fiihaa ahqaabaa
    Mereka tinggal di sana dalam masa yang lama.
  24. لَا يَذُوقُونَ فِيهَا بَرْدًا وَلَا شَرَابًا
    Laa yadzuuquuna fiihaa bardaw walaa syaraabaa
    Mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan (pula mendapat) minuman.
  25. إِلَّا حَمِيمًا وَغَسَّاقًا
    Illaa hamiimaw waghossaaqaa
    Selain air yang mendidih dan nanah.
  26. جَزَاءً وِفَاقًا
    Jazaa’aw wifaaqaa
    Sebagai pembalasan yang setimpal.
  27. إِنَّهُمْ كَانُوا لَا يَرْجُونَ حِسَابًا
    Innahum kaanuu laa yarjuuna hisaabaa
    Sesungguhnya dahulu mereka tidak pernah mengharapkan penghitungan.
  28. وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا كِذَّابًا
    Wakadzdzabuu bi aayaatinaa kidzdzaabaa
    Dan mereka benar-benar mendustakan ayat-ayat Kami.
  29. وَكُلَّ شَيْءٍ أَحْصَيْنَاهُ كِتَابًا
    Wakulla syai’in ahshainaahu kitaabaa
    Dan segala sesuatu telah Kami catat dalam suatu kitab (buku catatan amalan manusia).
  30. فَذُوقُوا فَلَنْ نَّزِيدَكُمْ إِلَّا عَذَابًا
    Fadzuuquu falan naziidakum illaa ‘adzaabaa
    Maka karena itu rasakanlah! Maka tidak ada yang akan Kami tambahkan kepadamu selain azab.
  31. إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ مَفَازًا
    Inna lil muttaqiina mafaazaa
    Sungguh, orang-orang yang bertakwa mendapat kemenangan.
  32. حَدَائِقَ وَأَعْنَابًا
    Hadaa’iqaw wa a’nabaa
    (Yaitu) kebun-kebun dan buah anggur.
  33. وَكَوَاعِبَ أَتْرَابًا
    Wakawaa’iba atraabaa
    Dan gadis-gadis cantik yang sebaya.
  34. وَكَأْسًا دِهَاقًا
    Waka’san dihaaqaa
    Dan gelas-gelas yang penuh (berisi minuman).
  35. لَا يَسْمَعُونَ فِيهَا لَغْوًا وَلَا كِذْبًا
    Laa yasma’uuna fiihaa laghwaw walaa kidzdzaabaa
    Di sana mereka tidak mendengar percakapan yang sia-sia maupun (perkataan) dusta.
  36. جَزَاءً مِّنْ رَّبِّكَ عَطَاءً حِسَابًا
    Jazaa’am mir rabbika ‘ataa’an hisaabaa
    Sebagai balasan dari Tuhanmu sebagai pemberian (yang patut) dihitung.
  37. رَبِّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا الرَّحْمَٰنِ لَا يَمْلِكُونَ مِنْهُ خِطَابًا
    Rabbi ssamaawaati wal ardhi wamaa baina huma ar rahmaan; laa yamlikuuna minhu khitaabaa
    Tuhan (yang menguasai) langit dan bumi serta segala sesuatu yang ada di antara keduanya, yaitu Yang Maha Pemurah. Mereka tidak memiliki kuasa untuk berbicara dengan-Nya.
  38. يَوْمَ يَقُومُ الرُّوحُ وَالْمَلَائِكَةُ صَفًّا صَفًّا
    Yauma yaquumul roohu wal malaa’ikatu saffan saffaa
    Pada hari ketika ruh dan malaikat berdiri dalam barisan.
  39. لَا يَتَكَلَّمُونَ إِلَّا مَنْ أَذِنَ لَهُ الرَّحْمَٰنُ وَقَالَ صَوَابًا
    Laa yatakallamuuna illaa man adzina lahu ar rahmaan wa qaalas sawaabaa
    Mereka tidak berbicara kecuali bagi orang yang diberi izin oleh Yang Maha Pemurah dan yang mengatakan yang benar.
  40. ذَٰلِكَ الْيَوْمُ الْحَقُّ ۗ فَمَنْ شَاءَ اتَّخَذَ إِلَىٰ رَبِّهِ مَآبًا
    Dzaalikal yaumul haqqi; faman syaaa’ attakhadza ilaa rabbihi ma’aabaa
    Itulah hari yang benar. Maka barang siapa yang menghendaki, hendaklah ia mengambil jalan kembali kepada Tuhannya.
  41. إِنَّا أَنْذَرْنَاكُمْ عَذَابًا قَرِيبًا ۗ يَوْمَ يَنْظُرُ الْمَرْءُ مَا قَدَّمَتْ يَدُهُ وَيَقُولُ الْكٰفِرُ يَلَيْتَنِي كُنْتُ تُرٰبًا
    Innaa anzarnakum ‘adzaaban qariibaa; yauma yan dzuru l mar’u maa qaddamat yaduhuu wa yaquulu al kaafiru ya laytaninii kuntu turaabaa
    Sungguh, Kami telah memperingatkan kamu akan azab yang dekat. Pada hari itu, manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh tangannya dan berkata orang kafir, “Aduhai, alangkah baiknya jika aku dahulu menjadi tanah.”
Baca Juga :  Kekuatan Doa Memohon Ampunan - Astaghfirullah Innahu Kana Ghoffaro

Hikmah Surah An-Naba

Pada pembahasan asbabun nuzul Surah An-Naba, Hasiltani membahas hikmah surah An-Naba.

Dari penjelasan ayat-ayat dalam Surah An-Naba, ada beberapa hikmah atau pelajaran yang bisa dipetik oleh umat Islam, di antaranya:

1. Keyakinan Orang Beriman:

Orang yang beriman akan meyakini keberadaan hari kiamat dan akhirat dengan sepenuh hati, sehingga mereka merasa tenang dan tidak meragukan hal-hal yang telah diyakini pasti akan terjadi.

2. Hidayah dari Allah:

Bagi mereka yang Allah SWT kehendaki, Dia akan memberikan jalan untuk kembali kepada-Nya. Oleh karena itu, mohonlah selalu hidayah kepada-Nya.

3. Penyesalan Orang Kafir:

Orang-orang yang tidak beriman akan merasakan penyesalan yang mendalam atas kekafiran mereka.

4. Pembuktian Bagi Orang Kafir:

Suatu saat, orang-orang kafir akan melihat bukti nyata tentang kebenaran hari besar tersebut, yaitu hari kiamat.

5. Azab bagi yang Melampaui Batas:

Orang-orang yang melampaui batas dan tidak percaya pada berita besar tentang hari kiamat akan dikembalikan ke dalam neraka Jahannam.

6. Pembalasan Atas Amal:

Setiap amal baik dan buruk manusia telah dicatat oleh malaikat dan akan mendapatkan balasannya pada hari kiamat.

7. Ciptaan Allah sebagai Bukti:

Meyakini bahwa Allah SWT telah menciptakan alam semesta dan kehidupan di dalamnya merupakan bukti adanya hari kiamat yang pasti akan terjadi.

8. Hari Kiamat yang Telah Ditetapkan:

Peristiwa hari kiamat adalah hari yang sangat besar dan telah ditentukan oleh Allah SWT.

9. Kemenangan Orang Beriman:

Orang-orang yang beriman dan bertakwa akan mendapatkan kemenangan berupa kenikmatan di surga.

Asbabun nuzul Surah An-Naba

Asbabun nuzul Surah An-Naba berkaitan dengan pertanyaan orang-orang kafir Makkah mengenai Islam dan berita besar yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Ketika Rasulullah SAW membicarakan hari Kiamat, kaum kafir Quraisy menolak dan meragukan kejadian besar tersebut.

Baca Juga :  Manfaat Hizib Maghrobi beserta Panduan Penggunaannya

Surah An-Naba kemudian diturunkan untuk membantah keraguan mereka dan menjelaskan berbagai peristiwa yang akan terjadi pada Hari Kiamat. Penjelasan ini tercantum dalam uraian “Pendidikan Akidah dan Akhlak dalam Surah An-Naba” yang ditulis oleh Syarboni.

Penutup

Demikianlah informasi dari Hasiltani.id tentang asbabun nuzul Surah An-Naba.

Memahami asbabun nuzul Surah An-Naba memberikan kita pandangan yang lebih jelas tentang makna dan pesan yang terkandung dalam surah ini. Dengan mengetahui latar belakang turunnya ayat-ayat tersebut, kita dapat lebih menghargai kebijaksanaan dan hikmah yang Allah SWT sampaikan kepada umat-Nya.

Surah An-Naba mengingatkan kita tentang pentingnya keimanan terhadap hari kiamat dan akhirat, serta mengajak kita untuk selalu berusaha menjadi hamba yang bertakwa.

Semoga pengetahuan tentang asbabun nuzul ini dapat memperdalam pemahaman kita dan membawa kita lebih dekat kepada ajaran-ajaran Islam yang hakiki.

Terimakasih telah membaca artikel asbabun nuzul Surah An-Naba ini, semoga informasi mengenai asbabun nuzul Surah An-Naba ini bermanfaat untuk Sobat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *