Hasiltani.id – Manfaat dan Keutamaan Asmaul Husna Dzikir Al-Fattah dalam Kehidupan Sehari-Hari. Asmaul Husna, yang terdiri dari 99 nama indah Allah, mengandung sifat-sifat mulia yang dapat dijadikan pedoman bagi umat Muslim dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Salah satu nama yang memiliki makna mendalam adalah Al-Fattah, yang berarti “Yang Maha Membuka.” Dzikir dengan mengucapkan Al-Fattah diyakini dapat membuka jalan kemudahan, rezeki, serta solusi dari segala permasalahan yang dihadapi.
Dengan senantiasa berzikir menggunakan Asmaul Husna, termasuk Al-Fattah, seorang hamba dapat memperkuat iman, mendekatkan diri kepada Allah, serta memohon rahmat dan keberkahan-Nya dalam setiap langkah kehidupan.
Arti Ya Fattah
Sebelum membahas Asmaul Husna Dzikir Al-Fattah, Hasiltani akan membahas arti Ya Fattah.
Kata “Ya Fattah” berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata “fataha” yang berarti “membuka”. Dalam konteks Asmaul Husna, Al-Fattah berarti Yang Maha Pembuka. Maksudnya, Allah SWT adalah Dzat yang membuka segala rahmat dan petunjuk-Nya bagi manusia. Rahmat ini bisa berupa rezeki, berkah, atau kemudahan dalam berbagai urusan.
Hal ini juga disebutkan dalam Al-Qur’an, khususnya pada Surat Al-Araf ayat 96:
“Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-Araf: 96)
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah akan membukakan segala keberkahan bagi mereka yang beriman dan bertakwa. Sebaliknya, bagi mereka yang tidak beriman, akan ada konsekuensi dari perbuatan mereka.
Cara Mengamalkan Zikir ‘Ya Fattaah’
Pada pembahasan Asmaul Husna Dzikir Al-Fattah, Hasiltani akan memberikan cara mengamalkan dzikir Ya Fattah
Zikir dengan menyebut Asma Allah, ‘Al-Fattaah’, dapat dilakukan setelah salat subuh dengan membaca ‘Ya Fattaah’ sebanyak 70 kali sambil meletakkan tangan di dada. Dengan izin Allah, amalan ini akan memudahkan segala urusan serta membersihkan hati dari amarah, kejahatan, dan sifat buruk lainnya.
Zikir ini juga sering dilakukan bersamaan dengan menyebut nama Allah lainnya, yaitu ‘Ar-Razzaq’, yang berarti Allah Maha Pemberi Rezeki.
Beberapa cara mengamalkan zikir ‘Ya Fattaah Ya Razzaq’:
- Bacalah ‘Ya Fattaah Ya Razzaq’ sebanyak mungkin kapan saja dan di mana saja, sesuai dengan kemampuanmu.
- Bacaan ini juga bisa dilakukan dengan hitungan tertentu, misalnya 33 kali, 66 kali, 99 kali, 111 kali, 300 kali, bahkan hingga 1.000 kali.
- Setelah salat fardu, duha, atau tahajud, bacalah ‘Ya Fattaah Ya Razzaq’ sebanyak 11 kali, diiringi dengan tasbih, tahmid, dan takbir.
- Antara salat sunat (setelah salat sunat 2 rakaat dan sebelum melanjutkan ke salat sunat berikutnya), zikir ini juga bisa dibaca sebagai amalan tambahan.
Semoga dengan mengamalkan zikir ini, segala urusan kita dipermudah dan hati kita dijauhkan dari keburukan.
Manfaat Dzikir Ya Fattah
Pada artikel Asmaul Husna Dzikir Al-Fattah ini, Hasiltani membahas manfaat dzikir Ya Fattah.
Berikut adalah manfaat dzikir Ya Fattah:
1. Mempermudah Jalan Menuju Allah
Membaca dzikir “Ya Fattah” bisa membantu membuka jalan untuk lebih dekat kepada Allah. Dzikir ini bisa dibaca kapan saja, baik saat duduk, berdiri, atau berbaring. Yang penting adalah melakukannya dengan rutin dan istiqamah.
2. Terkabulnya Hajat
Jika kita punya keinginan atau hajat yang ingin dikabulkan, bacalah dzikir ini sebagai ikhtiar untuk memohon kepada Allah agar dibukakan jalan dalam meraih apa yang kita inginkan.
3. Melembutkan Hati yang Keras
Selain membaca “Ya Latif”, dzikir “Ya Fattah” juga dapat membantu melembutkan hati yang keras. Hati yang keras sering kali menjadi penyebab kita sulit menerima kebaikan. Dengan berdzikir, kita memohon kepada Allah agar hati kita terbuka untuk menerima segala kebaikan.
4. Melancarkan Pekerjaan
Ketika kita menghadapi pekerjaan yang sulit, cobalah membaca “Ya Fattah” setelah salat Subuh sebanyak 70 kali secara istiqamah. Saat menghadapi kesulitan dalam pekerjaan, bacalah dzikir ini sebanyak-banyaknya sambil mengerjakannya. Insya Allah, pekerjaan yang sulit akan menjadi lebih mudah untuk diselesaikan.
Ayat-Ayat tentang “Ya Fattah” (Yang Maha Pembuka)
Pada pembahasan Asmaul Husna Dzikir Al-Fattah, Hasiltani membahas ayat-ayat tentang Ya Fattah:
1. QS. Saba ayat 26
“Katakanlah, ‘Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua, kemudian Dia memberi keputusan antara kita dengan benar. Dan Dia Yang Maha Pemberi keputusan, Maha Mengetahui.’”
Ayat ini menegaskan bahwa Allah adalah Dzat yang memutuskan segala sesuatu dengan keadilan. Dia adalah Al-Fattah, yang Maha Pembuka, artinya Dia yang membuka pintu kebenaran dan keadilan bagi hamba-hamba-Nya.
2. QS. Fathir ayat 2
“Apa saja di antara rahmat Allah yang dianugerahkan kepada manusia, maka tidak ada yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan-Nya maka tidak ada yang sanggup untuk melepaskannya setelah itu. Dan Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.”
Dalam ayat ini, Allah disebutkan sebagai yang membukakan rahmat kepada manusia. Tidak ada yang bisa menahan rahmat yang Allah berikan, karena hanya Dia yang memiliki kekuasaan mutlak atas segala sesuatu.
3. QS. Al-Araf ayat 96
“Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.”
Ayat ini menegaskan bahwa Allah membuka pintu berkah bagi mereka yang beriman dan bertakwa. Sebaliknya, bagi mereka yang mendustakan-Nya, Allah menutup pintu berkah dan memberikan azab sesuai dengan perbuatan mereka.
Mengimani Al-Fattah dalam Kehidupan Sehari-Hari
Sebagai hamba Allah, kita diajarkan untuk meneladani Asmaul Husna, termasuk Al-Fattah (Yang Maha Membuka). Caranya adalah dengan menjadi pembuka kebaikan, kebenaran, kedamaian, dan kesejahteraan bagi sesama manusia.
Sebaliknya, kita harus menjauhi sifat-sifat buruk seperti hasad, dengki, rakus, atau tamak. Tindakan seperti korupsi atau menghalangi jalan kebaikan dan keadilan sangat bertentangan dengan sifat Al-Fattah. Hal ini akan membawa kerusakan yang merugikan banyak orang.
Berikut beberapa sikap yang mencerminkan mengimani Al-Fattah:
1. Meyakini bahwa hanya Allah yang membuka rahmat bagi manusia.
Kita tidak boleh terjebak dalam perbuatan musyrik seperti meminta bantuan dukun atau makhluk gaib demi kekayaan instan. Hanya Allah yang mampu memberi pertolongan sejati.
2. Percaya bahwa rezeki tidak tertukar.
Al-Fattah mengajarkan bahwa berkah dan rezeki dari Allah tidak akan salah alamat. Kita harus selalu berbaik sangka kepada Allah, bersyukur atas nikmat yang kita terima, dan tidak merasa iri dengan rezeki orang lain.
3. Berempati kepada sesama.
Allah sering membuka jalan bagi kita untuk berbuat baik kepada orang lain. Ketika kita diberi rezeki atau kesempatan, gunakanlah itu untuk membantu orang lain dan meningkatkan iman, ilmu, serta amal baik, bukan untuk kesenangan pribadi atau kemaksiatan.
4. Berdoa dan bersyukur.
Kita harus berhati-hati agar kesenangan dunia tidak membuat kita terlena. Tetaplah berdoa, berusaha, dan selalu memuji Allah ketika memasuki rumah-Nya (misalnya, ketika beribadah di masjid).
Selain itu, membaca dzikir “Ya Fattah” setiap hari merupakan bentuk pengakuan bahwa Allah-lah yang membuka segala urusan dan memberikan rahmat-Nya. Dzikir ini juga membantu kita mempercayai bahwa Allah akan membuka jalan keluar dari setiap masalah.
Meneladani Sifat Al-Fattah dalam Kehidupan
Pada pembahasan Asmaul Husna Dzikir Al-Fattah, Hasiltani akan membahas cara meneladani sifat Al-Fattah dalam kehidupan.
Meneladani sifat Al-Fattah dalam kehidupan:
1. Membuka diri untuk kebaikan.
Seorang Muslim harus selalu siap menerima kebaikan seperti ilmu, kasih sayang, dan persaudaraan. Ketika menghadapi masalah, kita harus memohon kepada Allah agar dibukakan pintu hati dan diberi solusi.
2. Memberikan kemudahan bagi orang lain.
Kita dianjurkan untuk membantu orang lain memperoleh rezeki atau ilmu. Misalnya, seorang atasan tidak boleh menunda pembayaran gaji karyawan, karena itu menghalangi hak mereka.
3. Membayar utang tepat waktu.
Menunda pembayaran utang berarti menghalangi orang lain dari haknya. Rasulullah melarang perbuatan ini karena dianggap zalim.
Baca juga:
- Keutamaan dan Manfaat Asmaul Husna Dzikir As-Sami
- Fadilah Asmaul Husna Dzikir Ya Allah dalam Meraih Keberkahan
- Keutamaan dan Manfaat Asmaul Husna Dzikir Al-Muqtadir untuk Kehidupan
Penutup
Demikianlah informasi dari Hasiltani.id tentang Asmaul Husna Dzikir Al-Fattah.
Mengamalkan Asmaul Husna Dzikir Al-Fattah bukan hanya sekadar menyebutkan nama Allah, tetapi juga menghayati maknanya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memahami dan meresapi bahwa Allah adalah Yang Maha Membuka, kita diajarkan untuk senantiasa berharap kepada-Nya dalam mencari kemudahan dan solusi dari setiap tantangan.
Dzikir Al-Fattah membantu kita membangun keyakinan bahwa hanya Allah yang bisa membuka pintu rahmat, rezeki, dan kebaikan. Melalui zikir yang rutin dan penuh kesungguhan, seorang Muslim tidak hanya mendekatkan diri kepada Allah, tetapi juga menemukan kedamaian batin dan keberkahan dalam hidup. Mari terus amalkan dzikir Al-Fattah dalam keseharian, agar setiap langkah kita selalu berada dalam lindungan dan bimbingan-Nya.
Terimakasih telah membaca artikel Asmaul Husna Dzikir Al-Fattah ini, semoga informasi mengenai Asmaul Husna Dzikir Al-Fattah ini bermanfaat untuk Sobat.