Astaghfirullah Innahu Kana Ghoffaro

Kekuatan Doa Memohon Ampunan – Astaghfirullah Innahu Kana Ghoffaro

Posted on

Hasiltani.id – Kekuatan Doa Memohon Ampunan – Astaghfirullah Innahu Kana Ghoffaro. Dalam kehidupan sehari-hari, setiap manusia tak luput dari kesalahan dan dosa. Baik disadari maupun tidak, kita sering kali melakukan perbuatan yang melanggar perintah Allah. Oleh karena itu, memohon ampun kepada Allah adalah langkah penting dalam perjalanan spiritual kita.

Salah satu doa yang diajarkan dalam Islam untuk memohon ampunan adalah dengan mengucapkan Astaghfirullah innahu kana ghoffaro, yang berarti “Aku memohon ampun kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Doa ini tidak hanya merupakan bentuk pengakuan atas kesalahan, tetapi juga menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, yang senantiasa membuka pintu ampunan bagi hamba-hamba-Nya yang tulus.

Dalam artikel ini, kita akan membahas makna mendalam dari doa ini dan bagaimana cara mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Apa Itu Berdoa?

Sebelum membahas Astaghfirullah innahu kana ghoffaro, Hasiltani akan menjelaskan mengenai berdoa dan hadist-hadistnya.

Berdoa adalah cara umat Islam meminta petunjuk dan bantuan dari Allah SWT, serta mendekatkan diri kepada-Nya. Secara bahasa, kata “doa” berasal dari kata “da’aa-yad’uu-du’aa-an,” yang berarti memohon atau meminta.

Dalam konteks spiritual, doa adalah permintaan yang tulus yang ditujukan kepada Allah SWT. Bagi orang yang beragama, berdoa adalah sarana komunikasi dengan Tuhan, di mana mereka menyampaikan permohonan dan harapan, dengan keyakinan bahwa Tuhan akan mengabulkan doa mereka.

Sebagai makhluk yang diberi akal, tentu kita memiliki berbagai keinginan, seperti melunasi utang atau memiliki anak yang patuh. Allah memberikan solusi untuk ini, yaitu dengan berdoa dan memohon kepada-Nya. Dalam Al-Qur’an, Allah subhânahȗ wa ta’âlâ berfirman:

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ

Artinya: “Dan Tuhanmu berfirman: ‘Berdoalah kalian kepada-Ku, niscaya akan Kukabulkan bagi kalian.’” (QS Ghâfir: 60).

Menurut as-Sadiy, kata “ud’ûnî” dalam ayat ini berarti “mintalah kepada-Ku, niscaya akan Kukabulkan”. Pendapat ini sejalan dengan cerita Qatadah yang bersumber dari Ka’b. Salah satu keistimewaan umat Muhammad dibanding umat sebelumnya adalah bahwa perintah untuk berdoa dalam ajaran Nabi Muhammad diberikan kepada semua umatnya dalam bentuk jamak (plural). Sedangkan pada nabi-nabi sebelumnya, perintah tersebut ditujukan hanya kepada para nabi dalam bentuk tunggal (mufrad), seperti pada kalimat berikut:

Baca Juga :  Surat Al-Baqarah Ayat 11-15 – Arab, Latin, dan Terjemahannya

اُدْعُنِيْ أَسْتَجِبْ لَكَ

Artinya: “Berdoalah kamu, niscaya akan Kukabulkan bagimu.”

Dari ayat ini, kita dapat mengambil pelajaran bahwa meskipun Allah adalah Maha Pengatur, Dia tetap memberi ruang bagi hamba-Nya untuk menyampaikan keinginan dan permohonan. Oleh karena itu, Allah memerintahkan kita untuk berdoa, sebagai cara untuk menyampaikan harapan dan usulan kepada-Nya.

Ibnu Abbas memiliki pandangan yang sedikit berbeda dari as-Sadiy dalam menafsirkan ayat tersebut. Paman Rasulullah ini menafsirkan “ud’ûnî” dengan arti “Esakanlah Aku, niscaya Aku akan mengampuni dosa kalian.” Sedangkan menurut Jarir bin Abdullah, “Sembahlah Aku, niscaya Aku akan mengabulkan keinginan kalian.” (Lihat: Ali bin Muhammad al-Mawardi, al-Nukat wa al-‘Uyȗn Tafsir al-Mawardi, Dâr al-Kutub al-Ilmiyyah, Beirut, juz 5, halaman 162-163).

Orang yang berdoa sebenarnya sedang melakukan ibadah. Dalam kelanjutan ayat di atas, Allah menyinggung tentang orang yang sombong dan enggan beribadah kepada-Nya. Oleh karena itu, beberapa ulama menyebut bahwa orang yang enggan berdoa dianggap sombong.

Banyak hadits yang menjelaskan tentang keutamaan berdoa. Di antaranya:

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلَا قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلَّا أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلَاثٍ : إِمَّا أَنْ يُعَجِّلَ لَهُ دَعْوَتَهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ وَإِمَّا أَنْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنْ السُّوءِ مِثْلَهَا

Artinya: “Tidak ada seorang Muslim yang berdoa tanpa mengandung dosa atau memutuskan silaturahmi, kecuali Allah akan memberinya salah satu dari tiga hal: doanya segera dikabulkan, doanya disimpan untuk dibalas di akhirat kelak, atau Allah menghindarkan dia dari keburukan yang setara dengan kebaikan yang dia minta.” (HR. Ahmad)

Jika doa tidak segera dikabulkan oleh Allah, itu mungkin karena ada banyak kemungkinan lain. Mungkin Allah akan menggantikannya dengan sesuatu yang lebih baik atau menundanya untuk waktu yang lebih tepat. Yang paling penting bagi hamba adalah selalu berprasangka baik (husnudh-dhan) kepada Allah. Dalam hadits Qudsi dikatakan:

اَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِىْ بِيْ

Artinya: “Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku terhadap-Ku.”

Baca Juga :  Pengalaman Mengamalkan Walau Anna Qur'anan - Ketenangan Batin

Astaghfirullah Innahu Kana Ghoffaro

Astaghfirullah innahu kana ghoffaro adalah bacaan istighfar yang sering diamalkan oleh umat Islam. Artinya, “Aku memohon ampun kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Kalimat ini mengingatkan kita tentang pentingnya memohon ampun kepada Allah, yang Maha Pengampun.

Membaca istighfar Astaghfirullah innahu kana ghoffaro dipercaya dapat mendatangkan berbagai bentuk rezeki yang berlimpah bagi siapa saja yang rutin mengamalkannya. Rezeki ini tidak hanya berupa uang atau harta benda, tetapi juga bisa berupa anak-anak, kerabat, dan bahkan hujan yang turun sebagai berkah bagi manusia.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an: “Maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, memperbanyak harta dan anak-anakmu, serta menyediakan kebun-kebun dan sungai-sungai untukmu.” (QS. Nuh: 10-12).

Kalimat ini mengajarkan kita untuk selalu berdoa dan memohon ampunan kepada Allah, dengan keyakinan bahwa Allah akan memberikan segala kebaikan sebagai balasan atas doa dan istighfar kita.

Cara Mengamalkan Astaghfirullah Innahu Kana Ghoffaro

Lafalkan kalimat ini sebanyak 70 kali setiap hari secara rutin. Amalan ini merujuk pada hadits Rasulullah SAW yang menunjukkan pentingnya beristighfar. Nabi Muhammad SAW sendiri mencontohkan dengan beristighfar sebanyak 70 kali dalam sehari. Bahkan, dalam riwayat lain, disebutkan bahwa beliau beristighfar hingga 100 kali sehari.

Rasulullah SAW bersabda, “Demi Allah, sungguh aku selalu beristighfar dan bertaubat kepada Allah lebih dari 70 kali dalam sehari” (HR. Al-Bukhari).

Dalam hadits lain, beliau bersabda, “Wahai sekalian manusia, bertaubatlah (beristighfar) kepada Allah, karena aku selalu bertaubat kepada-Nya sebanyak 100 kali dalam sehari” (HR. Muslim).

Amalan ini mengajarkan kita untuk selalu memohon ampunan kepada Allah dan menjadikan istighfar sebagai bagian dari rutinitas harian, sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

Makna Doa Mohon Ampun Astaghfirullah Innahu Kana Ghoffaro

Astaghfirullah: Kalimat ini berasal dari kata “Istighfar,” yang berarti memohon ampunan. Saat seseorang mengucapkan Astaghfirullah, mereka sedang meminta ampun kepada Allah atas segala dosa dan kesalahan yang telah diperbuat.

Innahu kana ghoffaro: Bagian ini menjelaskan sifat Allah. Inna berarti “sesungguhnya” atau “benar-benar”. Huwa berarti “Dia”. Kana berarti “adalah”. Ghaffar adalah salah satu sifat Allah yang berarti “Maha Pengampun”. Jadi, kalimat ini menekankan bahwa Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Baca Juga :  Penjelasan, Kandungan dan Bacaan Surat Al-Jumu'ah Ayat 9 hingga 11

Secara keseluruhan, kalimat Astaghfirullah innahu kana ghoffaro berarti “Aku memohon ampun kepada Allah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Memohon ampunan adalah tindakan yang sangat dianjurkan dalam Islam, karena manusia sering kali melakukan kesalahan dan dosa. Dengan memohon ampun, kita mengakui kesalahan, berusaha memperbaiki diri, dan mendekatkan diri kepada Allah yang Maha Pengampun.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an:

وَمَنْ يَّعْمَلْ سُوْۤءًا اَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهٗ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللّٰهَ يَجِدِ اللّٰهَ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا

Artinya: “Siapa yang berbuat kejahatan atau menganiaya dirinya, kemudian memohon ampunan kepada Allah, niscaya akan mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS An-Nisā’ [4]:110).

Ayat ini mengingatkan kita bahwa tidak ada dosa yang terlalu besar untuk diampuni oleh Allah, asalkan kita dengan tulus memohon ampunan dan berusaha memperbaiki diri.

Baca juga:

Penutup

Demikianlah informasi dari Hasiltani.id tentang Astaghfirullah innahu kana ghoffaro.

Memohon ampunan kepada Allah adalah salah satu cara untuk membersihkan hati dan mendekatkan diri kepada-Nya.

Dengan melafalkan Astaghfirullah innahu kana ghoffaro, kita mengakui bahwa Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, yang senantiasa menerima taubat hamba-hamba-Nya. Melalui doa ini, kita diajak untuk selalu introspeksi dan memperbaiki diri, serta memperkuat hubungan spiritual dengan Sang Pencipta.

Mari jadikan istighfar sebagai bagian dari rutinitas harian kita, sehingga hati kita selalu bersih dan penuh dengan keberkahan dari Allah. Semoga Allah senantiasa mengampuni dosa-dosa kita dan memberikan hidayah serta rahmat-Nya dalam setiap langkah kehidupan.

Terimakasih telah membaca artikel Astaghfirullah innahu kana ghoffaro ini, semoga informasi mengenai Astaghfirullah innahu kana ghoffaro ini bermanfaat untuk Sobat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *