Ashabul Yamin

Makna dan Signifikansi Ashabul Yamin dalam Al-Qur’an

Diposting pada

Hasiltani.id – Makna dan Signifikansi Ashabul Yamin dalam Al-Qur’an. Dalam Al-Qur’an, istilah “Ashabul Yamin” muncul beberapa kali dengan berbagai variasi pengucapan, seperti “Ashabul Maimanah” atau “Ashabal Yamin.”

Istilah ini memiliki signifikansi penting dalam konteks agama Islam dan banyak ulama dan ahli tafsir telah berpendapat tentang makna sebenarnya dari Ashabul Yamin.

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi berbagai pendapat dan interpretasi terkait dengan Ashabul Yamin dalam Al-Qur’an serta pemahaman mereka dalam Islam.

Arti Ashabul Yamin

Istilah “Ashabul Yamin” dalam Al-Qur’an memiliki variasi pembacaan yang berbeda, yaitu “Rofa’,” “Majrur,” dan “Manshub,” tergantung pada ayat dan surahnya. Istilah ini muncul dalam beberapa ayat Al-Qur’an yang berbeda.

  1. Rofa’: Dalam Surah Al-Waqi’ah ayat 27, istilah “Ashabul Yamin” dibaca dengan I’rob Rofa’. Artinya, dalam ayat tersebut, istilah ini digunakan dua kali. Perbedaan dalam penggunaan I’rob ini tidak mengubah makna atau arti dari “Ashabul Yamin.” Semua penyebutan ini merujuk kepada beberapa orang atau golongan.
  2. Majrur: Dalam Surah Al-Waqi’ah ayat 38, 90, dan 91, istilah “Ashabul Yamin” dibaca dengan I’rob Majrur. Ini menunjukkan variasi dalam cara pengucapannya, tetapi tetap merujuk pada entitas yang sama.
  3. Manshub: Dalam Surah Al-Mudasir ayat 39, istilah “Ashabal Yamin” dibaca dengan I’rob Manshub. Ini adalah salah satu varian lain dalam pengucapan istilah yang merujuk kepada golongan yang sama.

Secara bahasa, “Ashab” berarti pemilik, pihak yang berhak, atau empunya, dan ini merupakan salah satu bentuk jamak dari “Shohib.” Sedangkan “Yamin” berarti sisi atau arah kanan.

Baca Juga :  Contoh Kosa Kata Bahasa Arab Rumah dan Isinya

Jadi, secara harfiah, “Ashabul Yamin” dapat diartikan sebagai “orang-orang atau golongan kanan.” Namun, terdapat berbagai penafsiran yang diberikan oleh ashabunnabi dan para ulama terkait makna atau signifikansi istilah ini dalam konteks Al-Qur’an.

Tafsir Ashabul Yamin

Menurut penafsiran Ibnu Abbas, “Ashabul Yamin” merujuk kepada orang-orang yang berada di sisi kanan Adam saat keturunannya pertama kali dikeluarkan dari tulang sulbinya.

Mereka adalah kelompok yang diberikan keutamaan khusus oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan dijanjikan tempat di surga tanpa keraguan.

Selain itu, pandangan yang disampaikan oleh Abu Malik dan Abu Salih juga menyatakan bahwa “Ashabul Yamin” mengacu pada mereka yang akan memasuki surga dan merupakan kelompok mayoritas di antara umat manusia.

Sebaliknya, menurut pandangan Dahhak bin Muzahim, “Ashabul Yamin” adalah orang-orang yang akan diberikan kitab amal mereka di tangan kanan saat dihisab di Hari Kiamat.

Pendapat lain datang dari Hasan al-Bashri dan Rabiah bin Anas, yang mengatakan bahwa “Ashab al-Yamin” adalah mereka yang secara berkelanjutan mengisi waktu mereka dengan ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Mereka selalu berada dalam naungan-Nya dan terus-menerus merasa bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah kepada mereka.

Siapakah Ashabul Yamin itu?

Sebuah pertanyaan diajukan kepada Markazul Fatwa Qatar yang singkatnya adalah: Siapakah Ashabul Yamin itu?

Kemudian, Markazul Fatwa di bawah bimbingan Syaikh Dr. Abdullah Faqih Asy-Syinqithi memberikan jawaban bahwa para ahli tafsir memiliki perbedaan pendapat dalam menentukan identitas Ashabul Yamin.

Pendapat-pendapat mereka diuraikan oleh Ibnul Jauzi dalam kitabnya yang berjudul “Zadul Masir.” Beliau menyatakan,

حاب الميمنة فيهم ثمانية أقوال: أحدها: أنهم الذين كانوا على يمين آدم حين أخرجت ذريته من صلبه، قاله ابن عباس . والثاني: أنهم الذين يعطون كتبهم بأيمانهم، قاله الضحاك والقرطبي . والثالث: أنهم الذين كانوا ميامين على أنفسهم، أي مباركين، قاله الحسن والربيع . والرابع: أنهم الذين أخذوا من شق آدم الأيمن، قاله زيد بن أسلم . والخامس: أنهم الذين منزلتهم عن اليمين، قاله ميمون بن مهران . والسادس: أنهم أهل الجنة، قاله السدي . والسابع: أنهم أصحاب المنزلة الرفيعة، قاله الزجاج . والثامن: أنهم الذين يؤخذ بهم ذات اليمين إلى الجنة، ذكره علي بن أحمد النيسابوري

Baca Juga :  Contoh Isim Jamak dalam Ayat-Ayat Al-Qur'an

erdapat delapan pendapat mengenai Ashabul Maimanah:

  1. Menurut Ibnu ‘Abbas, mereka adalah orang-orang yang berada di sebelah kanan Adam ketika keturunannya pertama kali dikeluarkan dari tulang sulbinya.
  2. Adh-Dhahak dan Al-Qurthubi berpendapat bahwa mereka adalah orang-orang yang diberikan kitab di tangan kanan mereka.
  3. Al-Hasan dan Ar-Rabi’ menyatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang diberkahi oleh Allah.
  4. Menurut Zaid bin Aslam, mereka adalah orang-orang yang mengambil posisi sebelah kanan Adam.
  5. Maimun bin Mihran berpendapat bahwa mereka adalah orang-orang yang memiliki kedudukan di sebelah kanan.
  6. As-Suddi menyatakan bahwa mereka adalah penghuni surga.
  7. Az-Zujaj berpendapat bahwa mereka adalah orang-orang yang memiliki kedudukan yang tinggi.
  8. Ali bin Ahmad An-Naisaburi mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang akan dibawa ke surga dari arah sebelah kanan.

Dalam tafsirnya terhadap Surat Al-Waqi’ah ayat 90-91, Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di menyatakan:

وَأَمَّا إِنْ كَانَ مِنْ أَصْحَابِ الْيَمِينِ . فَسَلَامٌ لَكَ مِنْ أَصْحَابِ الْيَمِينِ

“Ayat 90-91 ini mengacu kepada golongan yang berada di sisi kanan. Mereka adalah orang-orang yang menjalankan kewajiban-kewajiban agama dan menjauhi hal-hal yang diharamkan. Meskipun mungkin ada kekurangan dalam pemenuhan sebagian hak-hak yang tidak mengganggu tauhid (keyakinan kepada Allah) dan iman mereka, mereka tetap termasuk dalam golongan yang mendapatkan keselamatan.”

Dengan demikian, Syaikh as-Sa’di menjelaskan bahwa Ashabul Yamin adalah mereka yang memenuhi kewajiban agama dan menjauhi larangan, dengan fokus pada pemeliharaan tauhid dan keimanan mereka.

Penutup

Demikianlah informasi dari Hasiltani.id tentang Ashabul Yamin.

Ashabul Yamin adalah istilah yang memiliki beragam interpretasi dalam Al-Qur’an.

Apakah mereka adalah orang-orang yang berada di sisi kanan Adam, yang mendapatkan kitab amal di tangan kanan, yang diberkahi oleh Allah, atau yang senantiasa beribadah kepada-Nya, semua pandangan ini mencerminkan pentingnya menjalani kehidupan yang benar dalam Islam.

Baca Juga :  Peran Nadhom dalam Pendidikan Agama di Pesantren - Tantangan dan Manfaatnya

Meskipun ada perbedaan pendapat, pesan utamanya adalah bahwa Allah memberikan penghargaan kepada orang-orang yang taat dan beriman kepada-Nya.

Keselamatan dan kebahagiaan di akhirat adalah janji bagi Ashabul Yamin yang setia. Semoga artikel ini membantu untuk memahami makna dan signifikansi istilah ini dalam agama Islam.

Terimakasih telah membaca artikel Ashabul Yamin ini, semoga informasi mengenai Ashabul Yamin ini bermanfaat untuk Sobat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *