Hasiltani.id – Bacaan Waidza Batostum Batostum Jabarin Surat Apa?. Bacaan Waidza Batostum Batostum Jabarin merupakan frasa penting yang terdapat dalam Surat Asy-Syu’ara ayat 130 dalam Al-Qur’an. Frasa ini memiliki makna yang mendalam dan kompleks, menggambarkan tindakan kekejaman yang dilakukan oleh orang-orang kafir Quraisy terhadap Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya.
Dalam konteks ayat ini, Allah SWT memberikan peringatan keras terhadap penindasan dan kezaliman yang dilakukan dengan cara yang sangat kejam. Bacaan ini menekankan betapa seriusnya dampak dari perbuatan kejam dan mengingatkan bahwa balasan dari Allah SWT akan setimpal dengan tindakan tersebut.
Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai arti, konteks, dan pesan moral dari bacaan Waidza Batostum Batostum Jabarin, serta bagaimana hal ini berfungsi sebagai pengingat penting bagi umat manusia mengenai keadilan dan hukuman di akhirat.
Surat Asy-Syu’ara
Sebelum membahas bacaan Waidza Batostum Batostum Jabarin, Hasiltani akan menjelaskan mengenai surat Asy-Syu’ara.
Surat Asy-Syu’ara (سورة الشعراء) adalah surat ke-26 dalam Al-Qur’an. Nama “Asy-Syu’ara” berarti “Para Penyair.” Surat ini terdiri dari 227 ayat dan termasuk dalam golongan surat Makkiyah, yaitu surat yang diturunkan sebelum hijrah Nabi Muhammad SAW ke Madinah.
Isi dan Tema Utama Surat Asy-Syu’ara:
- Kisah Para Nabi: Surat ini menceritakan kisah beberapa nabi dan rasul sebagai contoh untuk umat manusia. Beberapa nabi yang disebutkan termasuk Nabi Musa, Nabi Ibrahim, Nabi Nuh, dan Nabi Lut. Kisah-kisah ini mengajarkan tentang keberanian, kesabaran, dan perjuangan mereka dalam menghadapi penolakan dan kesulitan dari umat mereka.
- Tantangan dan Peneguhan: Surat ini menegaskan tantangan yang dihadapi oleh Nabi Muhammad SAW dalam menyampaikan wahyu dan ajaran Islam, serta bagaimana Nabi-nabi sebelumnya juga mengalami kesulitan serupa.
- Peringatan dan Nasehat: Surat ini memberikan peringatan kepada orang-orang yang menolak kebenaran dan terus menerus melakukan kezaliman. Ada juga nasehat tentang pentingnya iman kepada Tuhan dan mengikuti petunjuk-Nya.
- Pertentangan dengan Penyair dan Penyair Kafir: Surat ini menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW tidak mengikuti jejak penyair yang hanya berfokus pada puisi dan kata-kata tanpa substansi, melainkan beliau mengikuti wahyu dan petunjuk dari Tuhan.
Surat Asy-Syu’ara mengajarkan tentang pentingnya mengikuti petunjuk Tuhan dan bersikap adil serta benar. Surat ini menegaskan bahwa setiap nabi dan rasul memiliki tugas yang berat dalam menyampaikan wahyu dan bahwa mereka harus menghadapi penolakan dan kesulitan.
Namun, pada akhirnya, kebenaran akan menang dan orang-orang yang tidak mengikuti petunjuk Tuhan akan menghadapi akibatnya.
Bacaan Waidza Batostum Batostum Jabarin
Kalimat “Waidza batostum batostum jabarin” berasal dari Surat Asy-Syu’ara ayat 130.
وَإِذَا بَطَشْتُمْ بَطَشْتُمْ جَبَّارِينَ
Artinya:
‘’Dan apabila kamu menyiksa, maka kamu menyiksa sebagai orang-orang kejam dan bengis.’’
Frasa “Waidza Batostum Batostum Jabarin” berasal dari Surat Asy-Syu’ara ayat 130. Frasa ini memiliki makna yang kompleks dan bisa bervariasi tergantung konteksnya.
Secara harfiah, terjemahannya adalah:
“Dan apabila kamu menyiksa, kamu melakukannya dengan kekejaman dan kezaliman yang tiada tara.” “Dan ketika kamu menindas, kamu menindas dengan kekejaman dan kezaliman yang sangat ekstrem.”
Kalimat ini menggambarkan tindakan penindasan dan kekejaman yang dilakukan secara berlebihan.
Kata “batostum” (بتَطَشَّتُمْ) berasal dari kata dasar “batash” (بَطَشَ) yang berarti “menyiksa” atau “menindas.” Pengulangan kata ini (batostum batostum) menekankan intensitas dan kekejaman tindakan tersebut. Sementara kata “jabarin” (جَبَّارِينَ) berarti “kejam” atau “zalim,” menunjukkan sifat jahat dan tidak bermoral dari tindakan itu.
Konteks dalam Surat Asy-Syu’ara Ayat 130
Setelah mengetahui bacaan Waidza Batostum Batostum Jabarin, Hasiltani akan membahas konteks dalam Surat Asy-Syu’ara Ayat 130.
Ayat 130 dalam Surat Asy-Syu’ara berbicara tentang sikap arogan dan kejam yang dilakukan oleh orang-orang kafir Quraisy terhadap Nabi Muhammad SAW dan pengikutnya. Dalam ayat ini, Allah SWT mengingatkan mereka tentang akibat dari perbuatan mereka yang kejam.
Frasa “وَإِذَا بَطَشْتُمْ بَطَشْتُمْ جَبَّارِينَ” (Wa idza batashtum batashtum jabbarin) dapat diterjemahkan sebagai:
“Dan apabila kamu menyiksa, kamu menyiksa dengan kekejaman dan kezaliman yang tiada tara.”
Dalam konteks ini, ayat tersebut menggarisbawahi tindakan penindasan yang dilakukan oleh orang-orang kafir Quraisy dengan sangat kejam dan tanpa belas kasihan. Allah SWT mengingatkan bahwa mereka akan mendapatkan balasan yang setimpal atas perbuatan mereka yang kejam.
Pesan Utama:
- Peringatan terhadap Penindasan: Ayat ini berfungsi sebagai peringatan bahwa Allah SWT memperhatikan setiap tindakan manusia, terutama penindasan dan kekejaman. Orang-orang yang melakukan perbuatan kejam akan menghadapi balasan yang setimpal di akhirat.
- Keadilan Allah SWT: Surat ini menegaskan bahwa Allah SWT adalah Hakim yang Maha Adil. Setiap tindakan kejam dan zalim akan dibalas dengan hukuman yang sesuai. Allah SWT akan memberikan balasan yang setimpal bagi setiap perbuatan manusia.
- Pengingat Keadilan: Ayat ini juga menjadi pengingat bagi umat manusia tentang pentingnya bersikap adil dan menghindari tindakan penindasan terhadap sesama.
Baca juga:
- Keajaiban Dua Peluru Ayat Al-Quran yang Ditembakkan Kiai Uti Cirebon
- Surat Ar-Rahman Ayat 26 dan 27 – Bacaan, Kandungan dan Hikmah
- Kandungan Surat An-Nur Ayat 32 Pesan Islam tentang Pernikahan
Penutup
Demikianlah informasi dari Hasiltani.id tentang bacaan Waidza Batostum Batostum Jabarin.
Bacaan Waidza Batostum Batostum Jabarin dalam Surat Asy-Syu’ara ayat 130 tidak hanya mengingatkan kita tentang kekejaman dan penindasan yang dilakukan oleh orang-orang kafir Quraisy, tetapi juga menggarisbawahi prinsip keadilan ilahi yang berlaku dalam kehidupan umat manusia.
Ayat ini mengajarkan bahwa setiap tindakan kejam dan zalim akan mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT. Sebagai umat beriman, penting bagi kita untuk memahami dan merenungkan makna dari bacaan ini, serta menghindari segala bentuk penindasan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian, kita dapat menjaga diri kita dari tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam dan selalu berusaha untuk berlaku adil dan penuh belas kasih. Semoga pemahaman mendalam tentang bacaan ini membantu kita dalam menjalani kehidupan yang lebih baik dan lebih sesuai dengan petunjuk Tuhan.
Terimakasih telah membaca artikel bacaan Waidza Batostum Batostum Jabarin ini, semoga informasi mengenai bacaan Waidza Batostum Batostum Jabarin ini bermanfaat untuk Sobat.