Hasiltani.id – Tebar Bibit Budidaya Lele dalam Tong Drum – Teknik Terbaik untuk Pemula. Budidaya lele dalam tong drum telah menjadi metode yang populer di kalangan petani ikan air tawar. Teknik ini memungkinkan pemula untuk mengembangkan usaha budidaya lele dengan biaya terjangkau dan ruang yang minim.
Dalam artikel ini, Hasiltani akan membahas secara rinci tentang budidaya lele dalam tong drum dan memberikan panduan langkah demi langkah untuk membantu Sobat Tani memulai usaha tersebut. Mari kita jelajahi lebih lanjut!
Langkah-langkah Tebar Bibit Budidaya Lele dalam Tong Drum
1. Pemilihan Tong Drum yang Tepat
Langkah pertama dalam budidaya lele dalam tong drum adalah memilih tong drum yang tepat. Pastikan tong drum yang Sobat Tani pilih dalam kondisi baik, tidak berkarat, dan tahan air.
Sobat Tani juga perlu memastikan bahwa ukuran tong drum memadai untuk menampung lele dalam jumlah yang diinginkan. Sebagai referensi, tong drum dengan ukuran 200-250 liter biasanya cocok untuk memulai budidaya lele.
2. Persiapan Tong Drum
Setelah Sobat Tani memilih tong drum yang tepat, langkah berikutnya adalah mempersiapkan tong drum untuk budidaya lele. Bersihkan tong drum secara menyeluruh dan pastikan tidak ada sisa-sisa bahan kimia atau kontaminan berbahaya di dalamnya.
Jika perlu, Sobat Tani dapat menggunakan larutan pemutih yang lemah untuk membersihkan dan mendesinfeksi tong drum. Pastikan juga ada lubang drainase di bagian bawah tong drum untuk mengeluarkan air yang tidak terpakai.
3. Persiapan Air dalam Tong Drum
Persiapan air untuk budidaya lele dalam tong pada dasarnya mirip dengan persiapan air untuk kolam terpal. Air dalam tong lele diisi setengah atau tiga perempat dari ketinggian awalnya.
Untuk memperkaya biota dan mikroorganisme air, sebaiknya air diisikan ke dalam tong seminggu atau dua minggu sebelumnya. Jika memungkinkan, tambahkan rendaman pupuk kandang ke dalam karung untuk hasil yang lebih baik.
4. Persiapan Media Pupuk Kandang
Untuk mendapatkan hasil yang optimal, disarankan untuk menggunakan rendaman kotoran kambing yang telah kering. Dalam dosis air sebanyak 1000 liter (1 m x 1 m x 1 m), tambahkan rendaman pupuk kandang sebanyak 1 kg.
Namun, untuk kolam dengan ukuran 1 m x 1 m x 1 m dan tinggi air hanya 50 cm, jumlah pupuk kandang tidak boleh lebih dari 1/2 kg.
Jika tidak tersedia kotoran kambing atau domba, dapat digunakan kotoran ayam kampung sebagai alternatif. Namun, disarankan untuk tidak menggunakan kotoran ayam broiler, ayam petelur, ayam pedaging, atau burung puyuh.
Karena volume air terbatas, disesuaikanlah jumlah pupuk kandang yang direndam dalam tong. Untuk drum dengan volume air sebesar 200 liter, cukup tambahkan rendaman kotoran kambing yang kering sebanyak 1/5 kg atau sekitar 200 gram.
Untuk mempercepat proses pematangan air, Sobat Tani dapat menambahkan cairan EM4 atau produk sejenis. Setelah beberapa hari, air akan berubah warna menjadi lebih gelap dan menjadi siap untuk ditaburkan benih lele, ditandai dengan kehadiran jentik nyamuk dan ikan.
Namun, dalam praktik ini, tidak dilakukan langkah-langkah tersebut. Sebaliknya, air diambil dari kolam terpal yang sedang disiapkan untuk menaburkan benih.
Berdasarkan pengamatan dari beberapa kali penaburan benih lele, memberikan pupuk kandang secara berlebihan justru tidak menguntungkan bagi pertumbuhan bibit lele dan dapat menyebabkan penyakit. Jika terjadi kelebihan pupuk, kurangi volume air kolam dengan membuang sebagian air dan tambahkan air segar.
5. Penebaran Benih
Waktu penebaran benih dipilih pada sore hari. Banyak peternak juga memilih untuk menaburkan bibit lele pada pagi hari, saat matahari belum terlalu tinggi. Pada drum plastik berukuran 90 cm x 60 cm, ditebar benih ikan lele sebanyak 200 ekor.
Jika semua ikan hidup dan berat rata-rata saat panen adalah 1 kilogram dari 10 ekor ikan, maka dapat dihasilkan sekitar 20 kg ikan lele.
Terdapat dua drum plastik yang digunakan sebagai tempat pemeliharaan ikan. Totalnya, sekitar 400 ekor bibit ditebar. Rencananya, langkah penyortiran ikan akan dilakukan pada dua kolam drum ini untuk mengurangi kepadatan yang tinggi. Ikan dengan ukuran yang hampir sama akan dipindahkan menjadi satu kelompok.
Wadah bibit lele direndam perlahan dalam air. Jika terdapat perbedaan suhu yang signifikan antara air dalam wadah dan air kolam, sebaiknya ember diendapkan terlebih dahulu dalam air kolam untuk beberapa saat agar terjadi penyesuaian suhu secara perlahan.
Bibit lele sebanyak 200 ekor dengan panjang sekitar 4 hingga 5 cm mulai beralih perlahan ke lingkungan baru mereka.
Berdasarkan pengamatan awal, tong yang berisi 200 ekor bibit lele masih terlihat cukup longgar. Hal ini wajar mengingat ukuran ikan yang masih kecil.
Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kematian Pada Bibit Ikan
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kematian pada bibit ikan, antara lain:
1. Jarak Tempuh
Bibit ikan yang diangkut dari lokasi yang dekat cenderung memiliki kekuatan yang lebih baik daripada yang menempuh perjalanan jauh.
Seringkali, sejumlah bibit ikan mati sebelum bahkan ditebarkan. Oleh karena itu, bibit yang dikirim dari tempat yang jauh sebaiknya disertai dengan suplai oksigen tambahan.
2. Wadah Bibit
Menempatkan bibit dalam wadah yang sempit dan padat seringkali menyebabkan kematian bibit. Saat mengangkut bibit lele, pastikan untuk menggunakan wadah yang sesuai dan memadai.
3. Kesehatan Bibit
Luka fisik yang disebabkan oleh manipulasi bibit lele dapat menyebabkan kematian. Selain itu, bibit yang sedang terinfeksi penyakit saat ditebar juga dapat menyebabkan tingkat kematian yang tinggi.
Jika Sobat Tani membeli bibit lele dari kelompok tersebut, kemungkinan tingkat kematian akan tinggi. Pilihlah pembenih lele yang terpercaya dan menjual bibit lele dari kolam yang sehat dan bebas penyakit. Pastikan untuk mengenali penjual bibit dengan baik.
4. Ukuran Bibit
Ukuran bibit juga perlu dipertimbangkan. Biasanya, bibit dengan ukuran yang lebih besar memiliki tingkat kematian yang lebih rendah.
Bibit dengan panjang sekitar 6 hingga 7 cm umumnya lebih ideal, meskipun harganya cenderung lebih tinggi.
5. Kualitas Air dalam Kolam Drum
Kualitas air dalam kolam dapat memengaruhi kematian bibit ikan. Sisa-sisa karat pada drum kaleng atau besi, serta residu bahan kimia pada drum plastik yang tidak dibersihkan, dapat menjadi penyebab kematian bibit ikan yang ditempatkan di dalamnya.
Penutup
Dalam panduan ini, Hasiltani.id telah membahas tentang Tebar Bibit Budidaya Lele Dalam Tong Drum. Dalam melakukan tebar bibit budidaya lele dalam tong drum, penting bagi peternak untuk memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan budidaya.
Mulai dari persiapan air yang baik, pemilihan bibit yang sehat, pengaturan kepadatan bibit, hingga pemantauan kondisi air kolam drum secara teratur.
Memastikan kualitas air dalam tong drum menjadi faktor krusial dalam kesuksesan budidaya lele. Selain menjaga kebersihan air dan memastikan tidak terdapat bahan kimia yang berbahaya, perhatikan juga suhu air yang sesuai agar lele dapat tumbuh dengan optimal.
Penting untuk melakukan pemantauan dan perawatan yang baik terhadap bibit lele. Menghindari pemindahan yang kasar dan memperhatikan kesehatan ikan adalah langkah penting untuk mengurangi tingkat kematian bibit.
Selain itu, pengendalian kepadatan bibit dengan melakukan penyortiran dapat membantu meminimalkan risiko penyakit dan memastikan pertumbuhan yang seimbang.
Dalam budidaya lele dalam tong drum, kesabaran dan perhatian terhadap detail adalah kunci sukses. Dengan memperhatikan faktor-faktor ini, diharapkan peternak dapat mencapai hasil yang optimal dan meraih keberhasilan dalam budidaya lele dalam tong drum.