Hasiltani.id – Mendalamnya Pemahaman – Contoh Isim Maushul dalam Al-Qur’an. Dalam studi bahasa Arab dan pemahaman Al-Qur’an, konsep isim maushul adalah salah satu hal yang penting dan menarik untuk dipelajari.
Isim maushul, atau yang sering disebut juga dengan “أسماء الموصول” dalam bahasa Arab, merujuk kepada kata benda atau kata sifat yang memiliki hubungan khusus dalam kalimat dan seringkali memerlukan kata-kata tambahan untuk menjelaskan atau mengaitkan maknanya dengan lebih jelas.
Konsep ini memiliki penggunaan yang luas dalam bahasa Arab dan sering ditemui dalam teks Al-Qur’an, yang merupakan sumber utama ajaran Islam.
Dalam artikel ini, Hasiltani akan membahas beberapa contoh konkret isim maushul yang terdapat dalam Al-Qur’an. Hasiltani akan menguraikan penggunaannya, fungsi, dan bagaimana konsep ini berperan dalam memahami pesan-pesan yang terkandung dalam Al-Qur’an.
Melalui pemahaman isim maushul, kita akan dapat menggali lebih dalam makna-makna yang tersembunyi dalam kata-kata suci Al-Qur’an dan memperkaya pemahaman kita tentang bahasa Arab serta ajaran agama Islam.
Mari kita eksplorasi bersama contoh isim maushul dalam Al-Qur’an.
Apa itu Isim Maushul?
Dalam nadhom Alfiyah, penjelasan mengenai isim maushul dimulai dengan bait berikut:
Isim-isim maushul yaitu alladzi, allati yang huruf ya’ nya dibuang ketika di-tasniah-kan. Nadhom ini tidak menjelaskan pengertian isim maushul, melainkan menyebutkan macam-macam isim maushul.
Isim maushul merupakan istilah untuk menyebut isim yang memiliki hubungan khusus dalam kalimat. Isim ini selalu memerlukan kata yang disebut shilah untuk menjelaskan atau mengaitkan maknanya ke satu dari dua hal berikut: entah sebuah kalimat utuh atau kalimat yang mirip dengan kalimat utuh.
Kedua jenis hubungan ini disebut sebagai “صلة الموصول” atau “sulatul maushul,” yang berarti “hubungan isim maushul.”
Dengan kata lain, isim maushul adalah isim yang memiliki makna yang kurang jelas atau samar, dan kita perlu menggunakan kata tambahan (shilah) untuk menjelaskan atau menghubungkannya dengan kalimat atau frasa tertentu.
Isim-isim maushul ini penting dalam tata bahasa Arab karena mereka membantu dalam memahami hubungan antara kata-kata dalam kalimat.
Contoh Isim Maushul dalam Bahasa Arab
Berikut beberapa contoh isim maushul yang juga dapat ditemukan dalam beberapa kitab nahwu:
Contoh Isim Maushul Mufrod
Contoh pertama adalah:
غَلَبْتُ الَّذِي غَلَبَنِيْ
Artinya: Saya mengalahkan orang yang mengalahkanku.
Contoh kedua adalah:
سَافَرَتْ الَّتِي كَانَتْ عِنْدَنَا
Artinya: Wanita disamping kita telah pergi.
Contoh Isim Maushul Tasniah
Contoh pertama adalah:
حَضَرَ اللّذَانِ كَانَا مُسَافِرَيْنِ
Artinya: Dua lelaki yang berpergian telah datang.
Contoh kedua adalah:
جَاءَتْ اللَّتَانِ تَسْكُنَانِ أمَامَنَا
Artinya: Dua wanita yang tinggal di depan kita telah datang.
Contoh Isim Maushul Jamak
Contoh pertama adalah:
أُحِبُّ الَّذِينَ عَلَّمُوْنِي
Artinya: Aku mencintai orang-orang yang mengajariku.
Contoh kedua adalah:
رَأيْتُ اللَّائِي يَشْتَغِلْنَ فِي المَصْنَعِ
Artinya: Saya melihat para wanita yang sibuk di tempat kerja.
Contoh Isim Maushul Musytarok
Contoh pertama adalah:
أَحْسِنْ إلى مَنْ أَحْسَنَ إلَيْكَ
Artinya: Berbaiklah terhadap orang yang berbuat baik terhadapmu.
Contoh kedua adalah:
لاَ تَأْكُلْ مَا لَا تَسْتَطِيْعُ هَضْمَهُ
Artinya: Jangan makan sesuatu yang tidak mampu kau cerna/kunyah.
Contoh Isim Maushul dalam Al-Quran
Setelah memahami pengertian isim maushul dan contohnya dalam nahwu, mari kita lihat contoh-contohnya dalam Al-Qur’an.
Contoh isim maushul “alladzi” dapat ditemukan dalam Surat Al-Baqarah, seperti pada ayat 17:
مَثَلُهُمْ كَمَثَلِ الَّذِي اِسْتَوْقَدَ نَارًا
Artinya: Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, “الَّذِي” berkedudukan sebagai “mudhaf ilaih” (kata yang menjelaskan), dan irobnya berada dalam bentuk “bermahal jar.”
Pada ayat 21, terdapat contoh lain:
اُعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ
Artinya: …Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu… Di sini, “maushul alladzi” bermahal “nashob” (genitif), dan berkedudukan sebagai “na’at” (sifat).
Contoh isim maushul “alladzina” juga dapat ditemukan dalam Al-Qur’an, seperti pada ayat 22:
الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً
Artinya: Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap… Isim maushul “alladzina” bermahal “nashob” dengan kedudukan sebagai “badal” (pengganti). Atau bisa juga sebagai “maf’ul bih” dari kata “تتقون” atau menjadi “na’at” kedua dari kata “ربّ” pada ayat sebelumnya.
Contoh isim maushul “allati” dapat ditemukan dalam Al-Qur’an, seperti pada Surah Al-Baqarah ayat 24:
فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ
Artinya: …peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu… “Maushul allati” berkedudukan sebagai “na’at” dari “man’ut” (kata yang dijelaskan), sehingga irobnya adalah “mahal nashob.”
Contoh isim maushul “alladzaani” dapat ditemukan dalam Al-Qur’an, seperti pada Surah An-Nisa’ ayat 16:
وَاللَّذَانِ يَأْتِيَانِهَا مِنْكُمْ فَآذُوهُمَا
Artinya: Dan terhadap dua orang yang melakukan perbuatan keji di antara kamu, maka berilah hukuman kepada keduanya… Isim maushul “alladzaani” adalah “mulhaq tasniah,” bermahal “rofa’” sebagai “mubtada’.”
Contoh isim maushul “alladziina” juga dapat ditemukan dalam Al-Qur’an, seperti pada Surat Al-Fatihah ayat 7:
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ
Artinya: (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya. Isim maushul “alladziina” berkedudukan sebagai “mudhof ilaih,” sehingga irobnya adalah “mahal jar.”
Contoh Isim Maushul “alladziina” dalam Surat Al-Baqarah:
Ayat 3: “(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib.” Isim maushul “alladziina” bisa memiliki tiga opsi pengi’roban:
Mahal jar karena menjadi “na’at” dari “al-muttaqiin” yang sebelumnya dijarkan dengan huruf “khofad lam.”
- Mahal rofa’ menjadi “khobar” bagi “mubtada’” yang dibuang, dengan takdir “هم.”
- Mahal rofa’ sebagai “mubtada’” dengan “khobar” jumlah “أولئك على هدى” yang terdapat dalam ayat ke-5 “يخادعون اللهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا.”
Ayat 14: “Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman…” Maushul berkedudukan sebagai “maf’ul bih,” bermahal “Nashob.”
Ayat 16: “Mereka itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk…” “Alladziina” berposisi sebagai “khobar” dari isim isyarah “أولئِكَ,” sehingga irobnya “mahal rofa’.”
Ayat 25: “Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik.” Maushul sebagai “maf’ul bih,” ber-mahal “Nashob.”
Contoh Isim Maushul “allaatii” dalam Al-Qur’an:
Surat An-Nisa’ ayat 15: “Dan (terhadap) para wanita yang mengerjakan perbuatan keji…” Isim Maushul “allaatii” adalah “jamak muannats” dan berkedudukan sebagai “mubtada’,” dengan mahal rofa’.
Surat An-Nisa’ ayat 23: “Dan ibu-ibu isterimu (mertua); anak-anak isterimu (anak tiri) yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah kamu campuri.” Terdapat 3 “allaatii” yang menjadi “na’at” tetapi dari “man’ut” yang berbeda. “Allaati” yang pertama mahal rofa’ menjadi “na’at” dari “man’ut” “رَبَائِبُ.” Sementara “allaati” yang kedua mahal jar sebagai “na’at” dari “manut” “نِسَائِ.”
Contoh Isim Maushul “man” dalam Al-Qur’an:
Surat Al-Baqarah ayat 8: “Di antara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian.” Maushul “man” adalah mahal rofa’ menjadi “mubtada’ muakkhor,” atau difungsikan sebagai “nakiroh maushufah.”
Surat Al-Baqarah ayat 30: “Mereka (Malaikat) berkata: ‘Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah.” Maushul “man” sebagai “maful bih” sehingga isim maushul tersebut memiliki mahal “nashob.”
Contoh Isim Maushul “maa” dalam Al-Qur’an:
Surat Al-Baqarah ayat 3: “…dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka.” Isim maushul “maa” majrur dengan “harf jar min,” sehingga mahal “jar.”
Surat Al-Baqarah ayat 10: “…dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.” Maushul “maa” juga majrur dengan “harf jar ba.”
Surat Al-Baqarah ayat 17: “…maka setelah api itu menerangi sekelilingnya…” “Maa” berkedudukan sebagai “maful bih,” maka diirobi mahal “nashob.”
Surat Al-Baqarah ayat 30: “Tuhan berfirman: ‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui’.” Lafadz “maa” berkedudukan “maful bih,” sehingga mahal “nashob.”
Contoh Isim Maushul “dzaa” dalam Al-Qur’an:
Dalam Surat Al-Baqarah ayat ke-26:
وَأَمَّا الَّذِينَ كَفَرُوا فَيَقُولُونَ مَاذَا أَرَادَ اللَّهُ بِهَـٰذَا مَثَلًا
Artinya: Mereka yang kafir mengatakan: “Apakah maksud Allah menjadikan ini sebagai perumpamaan?”. Isim maushul “dzaa” memiliki mahal “rofa’” sebagai “khobar.” Atau bisa juga digabung menjadi “مَاذَا” sehingga berkedudukan sebagai “isim istifham” (kata tanya), dan menjadi “maful bih” yang mendahului fiil madhi “أَرَادَ.”
Baca juga:
- Contoh Isim Jamak dalam Ayat-Ayat Al-Qur’an
- Menelusuri Contoh Isim Jamak Mudzakkar Salim
- Panduan Mendalam Mengidentifikasi Tanda-tanda Isim
Penutup
Demikianlah informasi dari Hasilani.id tentang Contoh Isim Maushul.
Kita telah menjelaskan berbagai contoh isim maushul yang ditemukan dalam Al-Qur’an. Isim maushul adalah salah satu konsep penting dalam tata bahasa Arab yang membantu kita memahami hubungan antara kata-kata dalam teks.
Dengan memahami penggunaan isim maushul, kita dapat lebih mendalam dalam memahami pesan dan makna yang terkandung dalam Al-Qur’an.
Teruslah belajar dan mengeksplorasi tata bahasa Arab serta makna dalam Al-Qur’an untuk memperkaya pemahaman Sobat tentang agama dan bahasa Arab.
Terimakasih telah membaca artikel Contoh Isim Maushul ini, semoga informasi mengenai Contoh Isim Maushul ini bermanfaat untuk Sobat.