Hasiltani.id – Inilah Contoh Isim Maushul dalam Al-Quran. Dalam bahasa Arab, konsep gramatikal yang dikenal sebagai “Isim Maushul” memiliki peran penting dalam membentuk struktur kalimat yang tepat dan jelas.
Isim Maushul, atau genitif dalam bahasa Inggris, merujuk pada konstruksi frasa di mana dua kata atau lebih digabungkan untuk membentuk sebuah konsep yang lebih spesifik.
Dalam konteks bahasa Arab, penggunaan Isim Maushul membuka pintu menuju ekspresi yang lebih mendalam dan terperinci.
Artikel ini akan mengulas beberapa Contoh Isim Maushul dalam Al-Quran, menyoroti bagaimana struktur ini memberikan makna tambahan dan konteks yang kaya.
Mari kita eksplorasi bersama contoh-contoh menarik dari Isim Maushul dalam bahasa Arab, memahami signifikansinya dalam pembentukan kalimat dan penerapannya dalam komunikasi sehari-hari.
Mengenal Isim Maushul
Sebelum membahas mengenai Contoh Isim Maushul dalam Al-Quran, simamk penjelasan mengenai Isim Maushul.
Isim maushul adalah kata yang dalam penggunaannya membutuhkan dukungan kata lain yang disebut sebagai silah.
Silah sendiri merupakan kata yang menjadi pelengkap isim maushul, di mana dalam konstruksinya pasti terdapat dhomir yang sesuai atau sama dengan isim maushul, dan kembali merujuk pada isim maushul tersebut.
Sebagai contoh, kata الَّذِى merupakan isim maushul yang tidak dapat berdiri sendiri dan selalu memerlukan silah di belakangnya.
Silah dari isim maushul ini harus berupa jumlah atau bentuk yang serupa dengan jumlah. Contohnya, dalam kalimat “جائنى الذى قام” (ja’ani al-ladzii qaama), kata الَّذِى (al-ladzii) adalah isim maushul, sedangkan قام (qaama) adalah silahnya.
Dalam hal ini, silahnya, yaitu kata قام, memiliki dhomir yang kembali kepada isim maushul الَّذِى.
Penting untuk diperhatikan bahwa dhomir pada silah harus sesuai dengan jenis isim maushulnya.
Jika isim maushul berupa lafadz alladzi dan waqifnya berupa mufrad mudzakar, maka dhomir pada silahnya juga harus berupa mufrad mudzakar, seperti dalam contoh “جائنى الذى قام هو” (ja’ani al-ladzii qaama huwa).
Sebaliknya, jika isim maushulnya berupa الَّلذَان dan waqifnya tasniyah mudzakkar, maka silahnya juga harus memiliki dhomir yang sama, seperti dalam contoh “جائنى الَّلذَان قاما” (ja’ani al-ladzaani qaamaa).
Selanjutnya, jika isim maushulnya berupa الَّذِين dan waqifnya jama’ mudzakkar, maka silahnya juga harus memiliki dhomir yang sesuai, seperti dalam contoh “جائنى الَّذِين قاموا” (ja’ani al-ladziina qaamuu).
Contoh Isim Maushul Dalam Al-Quran
Berikut ini Hasiltani sajikan contoh- contoh isim maushul dalam Al-Quran:
Surat Al-Baqarah ayat 286:
“لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا ۗ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ اِنْ نَّسِيْنَآ اَوْ اَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهٗ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖۚ وَاعْفُ عَنَّاۗ وَاغْفِرْ لَنَاۗ وَارْحَمْنَا ۗ اَنْتَ مَوْلٰىنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ ࣖ ٢٨٦”
Artinya:
Allah tidak memberatkan seseorang melampaui batas kemampuannya. Baginya ada ganjaran dari kebaikan yang dikerjakannya, dan atas dirinya pula ada hukuman dari kejahatan yang dilakukannya. Mereka berdoa, “Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau berbuat kesalahan. Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami pikul. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami. Maka, tolonglah kami dalam menghadapi kaum kafir.” (Surat Al-Baqarah ayat 286)
Surat Al-Baqarah ayat 285:
اٰمَنَ الرَّسُوْلُ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْهِ مِنْ رَّبِّهٖ وَالْمُؤْمِنُوْنَۗ كُلٌّ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَمَلٰۤىِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖۗ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ اَحَدٍ مِّنْ رُّسُلِهٖ ۗ وَقَالُوْا سَمِعْنَا وَاَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَاِلَيْكَ الْمَصِيْرُ ٢٨٥
Artinya:
“Rasul (Muhammad) beriman pada apa (Al-Qur’an) yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang mukmin. Masing-masing beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata,) ‘Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya.’ Mereka juga berkata, ‘Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami, wahai Tuhan kami. Hanya kepada-Mu tempat (kami) kembali.’” (Surat Al-Baqarah ayat 285)
Surat Al-Baqarah ayat 284:
لِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ ۗ وَاِنْ تُبْدُوْا مَا فِيْٓ اَنْفُسِكُمْ اَوْ تُخْفُوْهُ يُحَاسِبْكُمْ بِهِ اللّٰهُ ۗ فَيَغْفِرُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَّشَاۤءُ ۗ وَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ ٢٨٤
Artinya:
“Milik Allahlah segala yang ada di langit dan yang ada di bumi. Jika kamu menyatakan apa yang ada di dalam hatimu atau menyembunyikannya, pasti Allah akan memperhitungkannya untukmu. Dia mengampuni siapa yang Dia kehendaki dan mengazab siapa pun yang Dia kehendaki. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Surat Al-Baqarah ayat 284)
Surat Al-Baqarah ayat 283:
وَاِنْ كُنْتُمْ عَلٰى سَفَرٍ وَّلَمْ تَجِدُوْا كَاتِبًا فَرِهٰنٌ مَّقْبُوْضَةٌ ۗفَاِنْ اَمِنَ بَعْضُكُمْ بَعْضًا فَلْيُؤَدِّ الَّذِى اؤْتُمِنَ اَمَانَتَهٗ وَلْيَتَّقِ اللّٰهَ رَبَّهٗ ۗ وَلَا تَكْتُمُوا الشَّهَادَةَۗ وَمَنْ يَّكْتُمْهَا فَاِنَّهٗٓ اٰثِمٌ قَلْبُهٗ ۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ عَلِيْمٌ ࣖ ٢٨٣
Artinya:
“Jika kalian sedang dalam perjalanan dan tidak menemui seorang penulis (yang dapat mencatat transaksi), maka hendaklah ada barang jaminan yang dipegang. Jika sebagian dari kalian mempercayai sebagian yang lain, maka yang dipercayai harus menunaikan amanatnya dan bertakwalah kepada Allah, Tuhan mereka. Janganlah menyembunyikan kesaksian, dan siapa yang menyembunyikannya, sesungguhnya hatinya berdosa. Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan.” (Surat Al-Baqarah ayat 283)
Surat Al-Baqarah ayat 281:
وَاتَّقُوْا يَوْمًا تُرْجَعُوْنَ فِيْهِ اِلَى اللّٰهِ ۗثُمَّ تُوَفّٰى كُلُّ نَفْسٍ مَّا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُوْنَ ࣖ ٢٨١
Artinya:
“Bertakwalah kepada Allah dan persiapkanlah dirimu menghadapi hari (kiamat) ketika kalian semua akan kembali kepada-Nya. Setiap diri akan dibalas sesuai dengan perbuatan yang telah dilakukannya, dan mereka tidak akan dianiaya.” (Surat Al-Baqarah ayat 281)
Surat Al-Baqarah ayat 278:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَذَرُوْا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبٰوٓا اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ ٢٧٨
Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkanlah sisa riba (yang belum dipungut) jika kalian adalah orang-orang yang beriman.” (Surat Al-Baqarah ayat 278)
Surat Al-Baqarah ayat 277:
اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَاَقَامُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتَوُا الزَّكٰوةَ لَهُمْ اَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْۚ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ ٢٧٧
Artinya:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, mendirikan salat, dan menunaikan zakat, bagi mereka adalah pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada rasa takut pada mereka dan tidak (pula) mereka bersedih.”
Surat Al-Baqarah ayat 274:
اَلَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ بِالَّيْلِ وَالنَّهَارِ سِرًّا وَّعَلَانِيَةً فَلَهُمْ اَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْۚ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ ٢٧٤
Artinya:
“Orang-orang yang menafkahkan harta mereka pada malam dan siang hari, baik secara rahasia maupun terang-terangan, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada rasa takut pada mereka dan tidak (pula) mereka bersedih.”
Surat Al-Baqarah ayat 273:
لِلْفُقَرَاۤءِ الَّذِيْنَ اُحْصِرُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ لَا يَسْتَطِيْعُوْنَ ضَرْبًا فِى الْاَرْضِۖ يَحْسَبُهُمُ الْجَاهِلُ اَغْنِيَاۤءَ مِنَ التَّعَفُّفِۚ تَعْرِفُهُمْ بِسِيْمٰهُمْۚ لَا يَسْـَٔلُوْنَ النَّاسَ اِلْحَافًا ۗوَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ خَيْرٍ فَاِنَّ اللّٰهَ بِهٖ عَلِيْمٌ ࣖ ٢٧٣
Artinya:
“(Apa pun yang kamu infakkan) diperuntukkan bagi orang-orang fakir yang terhalang (usahanya karena jihad) di jalan Allah dan mereka tidak dapat berusaha di bumi. Orang yang tidak mengetahuinya mengira bahwa mereka adalah orang-orang kaya karena mereka memelihara diri dari mengemis. Engkau (Nabi Muhammad) mengenal mereka dari ciri-cirinya (karena) mereka tidak meminta secara paksa kepada orang lain. Kebaikan apa pun yang kamu infakkan, sesungguhnya Allah Mahatahu tentang itu.”
Surat Al-Baqarah ayat 272:
لَيْسَ عَلَيْكَ هُدٰىهُمْ وَلٰكِنَّ اللّٰهَ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ خَيْرٍ فَلِاَنْفُسِكُمْ ۗوَمَا تُنْفِقُوْنَ اِلَّا ابْتِغَاۤءَ وَجْهِ اللّٰهِ ۗوَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ خَيْرٍ يُّوَفَّ اِلَيْكُمْ وَاَنْتُمْ لَا تُظْلَمُوْنَ ٢٧٢
Artinya:
“Bukanlah kewajibanmu (Nabi Muhammad) menjadikan mereka mendapat petunjuk, tetapi Allahlah yang memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki (berdasarkan kesiapannya untuk menerima petunjuk). Kebaikan apa pun yang kamu infakkan, (manfaatnya) untuk dirimu (sendiri). Kamu (orang-orang mukmin) tidak berinfak, kecuali karena mencari rida Allah. Kebaikan apa pun yang kamu infakkan, niscaya kamu akan diberi (pahala) secara penuh dan kamu tidak akan dizalimi.”
Surat Al-Baqarah ayat 269:
يُّؤْتِى الْحِكْمَةَ مَنْ يَّشَاۤءُ ۚ وَمَنْ يُّؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ اُوْتِيَ خَيْرًا كَثِيْرًا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّآ اُولُوا الْاَلْبَابِ ٢٦٩
Artinya:
“Hikmah diberikan oleh Allah kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan siapa yang diberikan hikmah, sungguh dia telah diberikan kebaikan yang banyak. Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran darinya, kecuali orang-orang yang berakal.”
Surat Al-Baqarah ayat 267:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنْفِقُوْا مِنْ طَيِّبٰتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّآ اَخْرَجْنَا لَكُمْ مِّنَ الْاَرْضِ ۗ وَلَا تَيَمَّمُوا الْخَبِيْثَ مِنْهُ تُنْفِقُوْنَ وَلَسْتُمْ بِاٰخِذِيْهِ اِلَّآ اَنْ تُغْمِضُوْا فِيْهِ ۗ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ حَمِيْدٌ ٢٦٧
Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman, infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untukmu. Janganlah kamu memilih yang buruk untuk kamu infakkan, padahal kamu tidak mau mengambilnya, kecuali dengan memicingkan mata (enggan) terhadapnya. Ketahuilah bahwa Allah Mahakaya lagi Maha Terpuji.”
Penutup
Demikianlah informasi dari Hasiltani.id tentang Contoh Isim Maushul dalam Al-Quran. Dalam menyimpulkan, penggunaan Isim Maushul membawa dimensi tambahan dalam pemahaman struktur kalimat dalam bahasa Arab.
Contoh-contoh yang telah diulas menggambarkan bagaimana konsep ini tidak hanya memperkaya makna, tetapi juga memberikan landasan yang kokoh dalam menyampaikan informasi dengan tepat.
Melalui penelusuran contoh Isim Maushul dalam Al-Quran, kita dapat menghargai keindahan dan kekayaan bahasa Arab yang terkandung dalam setiap frasa. Keakuratan dan kejelasan dalam menyampaikan pesan, menjadi salah satu nilai utama Isim Maushul.
Semoga pemahaman mengenai Contoh Isim Maushul dalam Al-Quran ini dapat menjadi panduan yang bermanfaat dalam memperdalam pengetahuan bahasa Arab dan memberikan inspirasi untuk lebih mendalami struktur bahasa yang kaya makna ini.
Terimakasih telah membaca artikel Contoh Isim Maushul dalam Al-Quran ini.