Dhomir Muttashil

Penjelasan Mengenai Dhomir Muttashil Lengkap

Posted on

Hasiltani.id – Penjelasan Mengenai Dhomir Muttashil Lengkap. Dhomir muttashil, atau kata ganti terikat, merupakan konsep penting dalam tata bahasa Arab yang menawarkan kemampuan ekspresif dan kejelasan komunikasi.

Kata ganti ini memiliki peran khusus dalam menyusun kalimat Arab, memberikan nuansa makna, dan menciptakan hubungan antarunsur kalimat.

Dengan merinci penggunaan dan karakteristik dhomir muttashil, kita dapat mengeksplorasi kekayaan bahasa Arab yang mengandung keindahan dan kecerdasan dalam penyampaian pesan.

Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang dhomir muttashil, membawa pembaca untuk memahami esensi dan fungsionalitasnya dalam struktur bahasa Arab.

Apa itu Dhomir Muttashil?

Dhomir muttashil dapat diartikan sebagai kata ganti yang tergabung, yaitu isim dhomir yang tidak diperbolehkan menjadi awal kalimat dan tidak boleh menempati posisi setelah kata “illa” dalam keadaan ikhtiyar (normal).

Untuk memahami konsep ini, kita dapat mengambil contoh kalimat أكْرَمتُكَ (akramtuka) sebagai berikut:

Dhomir muttashil yang terdiri dari huruf “kaf” pada kata tersebut, dalam tata bahasa Arab, tidak dapat digunakan sebagai awal kalimat, sehingga tidak mungkin menjadi كَ أكرمتُ (ka akramtu). Ini adalah suatu ketentuan yang tidak berlaku dalam tata bahasa Arab.

Selain itu, dhomir muttashil juga tidak diperkenankan berada setelah konstruksi istisna’ (kecuali) yang diwakili oleh kata “illa”.

Oleh karena itu, tidak diperbolehkan mengucapkan مَا اَكْرَمْتُ الَّا كَ (maa akramtu illa ka). Semua ini sesuai dengan aturan dasar (wadh’i) dalam tata bahasa arab.

Baca Juga :  Contoh Qalqalah Kubra Beserta Surat dalam Al-Quran

Dhomir muttashil ini dapat dipasangkan dengan berbagai unsur dalam bahasa Arab, di antaranya:

1. Fi’il:

Contohnya adalah dalam kata كَتَبُوْا (katabuu), yang merupakan contoh dari fi’il madhi (kata kerja lampau) yang bertemu dengan dhomir berupa wawu jamak.

Dalam hal ini, wawu jamak merupakan dhomir yang melekat pada kata kerja untuk menunjukkan bahwa subjek kalimat adalah kelompok orang yang diwakili oleh wawu tersebut.

2. Kalimat Isim:

Contohnya dapat ditemukan dalam kata كِتَابِي (kitaabi), yang merupakan contoh dari kalimat isim yang bertemu dengan dhomir ya’ mutakallim.

Dalam hal ini, ya’ mutakallim adalah dhomir yang menunjukkan bahwa yang berbicara adalah orang pertama, dan kata “kitaabi” menunjukkan kepemilikan, yang berarti “bukuku.”

3. Kalimat Harf:

Dalam kata عَلَيْكَ (‘alaika), dhomirnya adalah kaf dan huruf jar adalah ‘ala. Ini adalah contoh dari dhomir muttashil dalam kalimat harf, di mana kaf sebagai dhomir menunjukkan objek dari preposisi ‘ala (pada, di atas, atau terhadap), sehingga secara keseluruhan artinya adalah “atas kamu” atau “kepadamu.”

Macam-macam Dhomir Muttashil

Dhomir muttashil merupakan kata ganti gabungan yang terdiri dari huruf dhomir yang melekat pada kata kerja atau isim, dan berikut adalah beberapa contohnya:

1. تاءُ (ta’):

Contoh: قُمْتَ (qumta), قُمْتِ (qumti), قُمْتُ (qumtu)

Artinya: Saya, kamu berdiri.

2. نَا (na):

Contoh: قُمْنَ (qumna)

Artinya: Kami berdiri.

3. واوُ (wawu):

Contoh: يَكْتُبُوْنَ (yaktubuuna)

Artinya: Mereka menulis.

4. ألفُ (alif):

Contoh: يَكْتُبَانِ (yaktubaani)

Artinya: Dia berdua menulis.

5. نونُ (nun):

Contoh: قُمْنَ (qumna)

Artinya: Mereka (perempuan) berdiri.

6. كافُ (kaf):

Contoh: أكْرَمْتُكَ (akramtuka)

Artinya: Saya memuliakanmu.

7. ياءُ (ya’):

Contoh: أكْرَمَنِي المُعَلِّمُ (akramani almu’allimu)

Artinya: Guru memuliakanku.

8. هاءُ (ha’):

Contoh: أكْرَمْتُهُ (akramtuhu)

Artinya: Saya memuliakan dia (laki-laki).

9. هَا (ha’):

Contoh: أكْرَمْتُهَا (akramtuha)

Artinya: Saya memuliakan dia (perempuan).

Pembagian Dhomir Muttashil

Pembagian isim dhomir muttashil dari aspek i’rob dapat dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu berkedudukan (mahal) rafa’, nashab (manshub), dan jar (majrur).

Baca Juga :  Memahami Hukum Tajwid Surat Az-Zukhruf Ayat 13

Rinciannya adalah sebagai berikut:

1. Khusus Mahal Rafa’ (Berkedudukan Rafa’):

Isim dhomir muttashil yang memiliki kedudukan rafa’ adalah التاءُ (ta’), النونُ (nun), الواوُ (wawu), dan الألفُ (alif).

2. Isytirok Rafa’ dan Nashab (Berkedudukan Rafa’ dan Manshub):

Isim dhomir muttashil yang dapat berkedudukan rafa’ dan nashab adalah نا (na) dan الياء (ya’).

3. Isytirok Nashab dan Jar (Berkedudukan Manshub dan Majrur):

Isim dhomir muttashil yang dapat berkedudukan nashab dan jar adalah الكافُ (kaf), الهاءُ (ha’), dan هَا (ha).

Penting untuk membahas setiap contoh dhomir muttashil berdasarkan kedudukan mereka sebagai mahal rafa’, nashab, atau jar.

Hal ini karena beberapa di antaranya memiliki kaitan khusus dengan bentuk-bentuknya dalam fi’il madhi, seperti dhomir rafa’ mutakharrik dan dhomir rofa’ sakin.

Dengan memahami pembagian ini, pembelajar bahasa Arab dapat lebih mudah memahami penggunaan isim dhomir muttashil dalam konteks i’rob, serta hubungannya dengan struktur kalimat dan aturan tata bahasa Arab.

Contoh Dhomir Muttashil

Contoh penggunaan dhomir muttashil yang sering dijumpai adalah dalam ungkapan seperti “Syafakillah,” “Syafakallah,” dan “Syafakumullah.” Arti dari syafakillah dalam bahasa Arab شَفَاكِ اللهُ adalah: Allah (semoga) menyembuhkanmu.

Dhomir ‘Ki’ (كِ) dan ‘Ka’ (كَ) dalam kata “شَفَاك” (syafaaka) disebut mutashil mahal Nashab, yang berperan sebagai objek dari kata kerja (fi’il madhi) “شَفَى” (syafa) yang berarti menyembuhkan.

Penggunaan ‘Ka’ dan ‘Ki’ pada contoh tersebut mengacu pada bentuk tunggal (singular).

Sedangkan ‘Kum’ pada “Syafakumullah” merujuk pada bentuk jamak. Jadi, contoh maf’ul bih berupa dhomir muttashil ini digunakan sebagai kata ganti orang kedua.

Prinsip yang sama berlaku dalam doa kesembuhan, di mana dhomir muttashil terletak pada “syafahullah” dan “syafahumullah.” Contoh ini termasuk dalam jenis muttashil dengan waqi’ (khitob ghaib).

Contoh-contoh dhomir muttashil dan artinya ini diambil dari ayat di dalam Al-Quran:

Baca Juga :  Contoh Qalqalah Sugra dan Kubra dalam Bacaan Al-Quran

اِنَّا نَحْنُ نُحْيٖ وَنُمِيْتُ وَاِلَيْنَا الْمَصِيْرُۙ

43. Artinya: Sesungguhnya, Kami-lah yang memberikan kehidupan dan kematian, dan kepada Kami-lah tempat kembali bagi semua makhluk.

Dalam Surat Qaf ayat 43, terdapat beberapa contoh penggunaan dhomir, termasuk dua contoh dhomir muttasil.

1. إِنَّا (inna):

Artinya sesungguhnya kami. Ini merupakan gabungan dari kata “إِنَّ” dan dhomir mutasil “نا” yang berkedudukan mahal nashab.

2. وَإِلَيْنَا (wa-ilayna):

Artinya kepada kami. Dhomir mutashilnya berupa “نا” yang berkedudukan mahal jar karena majrur.

3. نَحْنُ (nahnu):

Artinya kami. Ini merupakan contoh dhomir munfashil, yaitu dhomir yang tidak terikat dengan kata lain.

4. نُحْيِي (nuhyii):

Artinya kami menghidupkan. Ini adalah contoh dhomir mustatir wujuban, yaitu dhomir yang tersembunyi dalam kata kerja dan wajib digunakan.

5. نُمِيتُ (numiitu):

Artinya kami mematikan. Ini juga merupakan contoh isim dhomir mustatir wajib, di mana dhomirnya tersembunyi dalam kata kerja.

Penutup

Demikianlah informasi dari Hasiltani.id tentang penjelasan lengkap mengenai Dhomir Muttashil.

Dengan mengakhiri pembahasan ini, dapat disimpulkan bahwa pemahaman mendalam terhadap dhomir muttashil membuka pintu menuju kekayaan ekspresi dan kejelasan komunikasi dalam bahasa Arab.

Penggunaan kata ganti terikat ini tidak hanya menjadi kunci dalam menyusun kalimat yang tepat, tetapi juga mencerminkan keindahan struktur bahasa Arab yang unik.

Dhomir muttashil, dengan segala nuansa dan fungsinya, menjelaskan bahwa bahasa bukan sekadar alat komunikasi, tetapi juga sebuah seni yang memikat dan sarat makna.

Semoga artikel ini memberikan wawasan yang mendalam dan memperkaya pemahaman pembaca terhadap keajaiban dhomir muttashil dalam konteks bahasa Arab yang kaya dan beragam.

Terimakasih telah membaca artikel Dhomir Muttashil ini, semoga informasi mengenai Dhomir Muttashil ini bermanfaat untuk SObat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *