Hasiltani.id – Fadilah Asmaul Husna Dzikir At-Tawwab – Keutamaan dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari. Asmaul Husna, yang berarti “Nama-nama Allah yang baik,” mencerminkan sifat-sifat agung Allah SWT. Salah satu nama yang sangat penting dalam Asmaul Husna adalah At-Tawwab, yang berarti “Maha Penerima Taubat.” Dalam kehidupan sehari-hari, pengenalan terhadap sifat At-Tawwab membawa makna yang mendalam bagi setiap Muslim, karena Allah senantiasa menerima taubat hamba-Nya yang tulus dan kembali kepada-Nya. Dzikir At-Tawwab bukan hanya sekadar pengulangan nama Allah, tetapi juga merupakan sarana untuk memperkuat keimanan dan memperdalam hubungan kita dengan Sang Pencipta.
Fadilah dari dzikir At-Tawwab sangatlah banyak. Melalui dzikir ini, kita diajarkan untuk senantiasa memohon ampunan dan berusaha kembali ke jalan-Nya, meskipun kita pernah berbuat salah. Dengan memperbanyak dzikir At-Tawwab, kita dapat merasakan kedamaian, mendapatkan keberkahan, serta menghapus dosa-dosa kita. Artikel ini akan mengupas lebih dalam tentang keutamaan dan manfaat dari dzikir At-Tawwab, serta cara mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Mari kita eksplorasi bersama bagaimana dzikir ini dapat membawa kita lebih dekat kepada Allah dan memberikan perubahan positif dalam hidup kita.
At-Tawwab: Maha Penerima Taubat
Sebelum membahas Fadilah Asmaul Husna Dzikir At-Tawwab, Hasiltani membahas makna At-Tawwab.
Mengacu pada buku Rahasia Keajaiban Asmaul Husna oleh Syafi’ie el Bantanie, secara bahasa, At-Tawwab berarti “kembali” atau “penerima taubat.” Dalam konteks Allah, At-Tawwab menunjukkan bahwa Allah menerima taubat dari hamba-Nya yang tulus bertaubat kepada-Nya.
Allah adalah Dia yang memanggil kita untuk kembali kepada-Nya. Dia mempermudah jalan bagi hamba-Nya untuk bertaubat dengan menunjukkan kebesaran-Nya serta menggiring manusia ke jalan yang benar melalui peringatan dan ancaman.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad, at-Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ اللهَ يَقْبَلُ تَوْبَةَ الْعَبْدِ مَالَمْ يُغَرْغِرْ
“Sesungguhnya Allah menerima taubat seorang hamba selama nyawanya (ruhnya) belum sampai tenggorokan.”
Ini berarti Allah selalu siap menerima taubat kita selama kita masih hidup dan ingin kembali ke jalan-Nya. Dalam hadits riwayat Muslim, Abu Hurairah Radhiyallahu anhu menyampaikan bahwa Rasulullah bersabda:
مَنْ تَابَ قَبْلَ أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا تَابَ
“Siapa yang bertaubat sebelum matahari terbit dari tempat terbenamnya, maka Allah akan menerima taubatnya.”
Dengan demikian, taubat yang kita lakukan dengan sungguh-sungguh karena Allah SWT akan diterima hingga hari kiamat.
Setelah bertaubat kepada Allah, dosa-dosa kita akan dihapuskan seolah-olah kita tidak memiliki satu pun dosa. Hal ini dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Baihaqi, dan dishahihkan oleh Al-Albani:
التائب من الذنب كمن لا ذنب له
“Orang yang bertaubat dari perbuatan dosa, seperti orang yang tidak melakukan dosa.”
Dengan meneladani Asmaul Husna At-Tawwab, kita diwajibkan untuk bertaubat kepada Allah SWT dengan memperbanyak istighfar. Rasulullah, yang telah suci dari dosa, juga terbiasa beristighfar. Dalam hadits riwayat Muslim, beliau bersabda:
ياأيها الناس توبوا إلى الله واستغفروه فإني أتوب في اليوم مائة مرة
“Wahai sekalian manusia, bertaubatlah kalian kepada Allah dan mintalah ampunan-Nya, karena sesungguhnya aku bertaubat dalam sehari seratus kali.”
Dalil Asmaul Husna At-Tawwab dalam Al-Qur’an
Pada pembahasan Fadilah Asmaul Husna Dzikir At-Tawwab, Hasiltani membahas dalil Asmaul Husna At-Tawwab dalam Al-Quran.
1. Surah An-Nisa Ayat 64
وَمَآ اَرْسَلْنَا مِنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا لِيُطَاعَ بِاِذْنِ اللّٰهِ ۗوَلَوْ اَنَّهُمْ اِذْ ظَلَمُوْٓا اَنْفُسَهُمْ جَاۤءُوْكَ فَاسْتَغْفَرُوا اللّٰهَ وَاسْتَغْفَرَ لَهُمُ الرَّسُوْلُ لَوَجَدُوا اللّٰهَ تَوَّابًا رَّحِيْمًا – ٦٤
Wa mā arsalnā mir rasụlin illā liyuṭā’a biiżnillāh, walau annahum iż ẓalamū anfusahum jāūka fastagfarullāha wastagfara lahumur-rasụlu lawajadullāha tawwābar raḥīmā
Artinya: “Kami tidak mengutus seorang rasul melainkan untuk ditaati dengan izin Allah. Dan jika mereka, setelah berbuat zalim kepada diri sendiri, datang kepadamu (Muhammad) dan memohon ampun kepada Allah, sementara Rasul pun memohonkan ampunan untuk mereka, niscaya mereka akan mendapati Allah Maha Penerima Tobat dan Maha Penyayang.” (QS. An-Nisa [4]: 64)
2. Surah Al-Baqarah Ayat 128
رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَآ اُمَّةً مُّسْلِمَةً لَّكَۖ وَاَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا ۚ اِنَّكَ اَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ – ١٢٨
Rabbanā waj’alnā muslimaini laka wa min żurriyyatinā ummatam muslimatal laka wa arinā manāsikanā wa tub ‘alainā, innaka antat-tawwābur-raḥīm
Artinya: “Ya Tuhan kami, jadikanlah kami orang yang berserah diri kepada-Mu, dan jadikan pula keturunan kami sebagai umat yang berserah diri kepada-Mu. Tunjukkanlah kepada kami cara-cara melaksanakan ibadah kami, dan terimalah tobat kami. Sesungguhnya, Engkaulah Yang Maha Penerima Tobat dan Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah [2]: 128)
Daftar 99 Asmaul Husna dan Artinya
Pada artikel Fadilah Asmaul Husna Dzikir At-Tawwab, berikut adalah daftar 99 asmaul husna yang wajib kita sebagai umat islam
- Ar Rahman الرحمن = Yang Maha Pengasih
- Ar Rahim الرحيم = Yang Maha Penyayang
- Al Malik الملك = Yang Maha Merajai atau menguasai
- Al Quddus القدوس = Yang Maha Suci
- As Salam السلام = Yang Maha Memberi Kesejahteraan
- Al Mu`min المؤمن = Yang Maha Pemberi Keamanan
- Al Muhaymin المهيمن = Yang Maha Mengatur
- Al Aziz العزيز = Yang Maha Perkasa
- Al Jabbar الجبار = Yang Memiliki Mutlak Kegagahan
- Al Mutakabbir المتكبر = Yang Maha Megah
- Al Khaliq الخالق = Yang Maha Pencipta
- Al Bari البارئ = Yang Maha Pembuat atau Perancang
- Al Musawwir المصور = Yang Maha Membentuk Rupa
- Al Ghaffar الغفار = Yang Maha Pengampun
- Al Qahhar القهار = Yang Maha Memaksa
- Al Wahhab الوهاب = Yang Maha Pemberi Karunia
- Ar Razzaq الرزاق = Yang Maha Pemberi Rezeki
- Al Fattah الفتاح = Yang Maha Pembuka Rahmat
- Al `Alim العليم = Yang Maha Mengetahui
- Al Qabdah القابض = Yang Maha Menyempitkan
- Al Basith الباسط = Yang Maha Melapangkan
- Al Haafidh الخافض = Yang Maha Merendahkan
- Ar Raafi الرافع = Yang Maha Meninggikan
- Al Muizz المعز = Yang Maha Memuliakan
- Al Mudzil المذل = Yang Maha Menghinakan
- Al Samii السميع = Yang Maha Mendengar
- Al Bashiir البصير = Yang Maha Melihat
- Al Hakam الحكم = Yang Maha Menetapkan
- Al `Adl العدل = Yang Maha Adil
- Al Lathiif اللطيف = Yang Maha Lembut atau Maha Teliti.
- Al Khabiir الخبير = Yang Maha Mengenal atau mengetahui.
- Al Haliim الحليم = Yang Maha Penyantun
- Al `Azhiim العظيم = Yang Maha Agung
- Al Ghafuur الغفور = Yang Maha Memberi Pengampunan
- As Syakuur الشكور = Yang Maha Pembalas Budi
- Al `Aliy العلى = Yang Maha Tinggi
- Al Kabiir الكبير = Yang Maha Besar
- Al Hafizh الحفيظ = Yang Maha Memelihara
- Al Muqiit المقيت = Yang Maha Memberi Kecukupan
- Al Hasiib الحسيب = Yang Maha Membuat Perhitungan
- Al Jaliil الجليل = Yang Maha Luhur
- Al Kariim الكريم = Yang Maha Pemurah
- Ar Raqiib الرقيب = Yang Maha Mengawasi
- Al Mujiib المجيب = Yang Maha Mengabulkan
- Al Waasi الواسع = Yang Maha Luas
- Al Hakiim الحكيم = Yang Maha Maka Bijaksana
- Al Waduud الودود = Yang Maha Mengasihi
- Al Majiid المجيد = Yang Maha Mulia
- Al Baa`its الباعث = Yang Maha Membangkitkan
- As Syahiid الشهيد = Yang Maha Menyaksikan
- Al Haqq الحق = Yang Maha Benar
- Al Wakiil الوكيل = Yang Maha Memelihara
- Al Qawiyyu القوى = Yang Maha Kuat
- Al Matiin المتين = Yang Maha Kokoh
- Al Waliyy الولى = Yang Maha Melindungi
- Al Hamiid الحميد = Yang Maha Terpuji
- Al Muhshii المحصى = Yang Maha Menghitung
- Al Mubdi المبدئ = Yang Maha Memulai
- Al Mu`iid المعيد = Yang Maha Mengembalikan Kehidupan
- Al Muhyi المحيى = Yang Maha Menghidupkan
- Al Mumit المميت = Yang Maha Mematikan
- Al Hayyu الحي = Yang Maha Hidup
- Al Qayyum القيوم = Yang Maha Mandiri
- Al Waajid الواجد = Yang Maha Penemu
- Al Majid الماجد = Yang Maha Mulia
- Al Wahid الواحد = Yang Maha Tunggal
- Al Ahad الاحد = Yang Maha Esa
- As Shamad الصمد = Yang Maha Dibutuhkan
- Al Qadir القادر = Yang Maha Menentukan
- Al Muqtadir المقتدر = Yang Maha Berkuasa
- Al Muqaddim المقدم = Yang Maha Mendahulukan
- Al Mu`akhir المؤخر = Yang Maha Mengakhirkan
- Al Awwal الأول = Yang Maha Awal
- Al Akhir الأخر = Yang Maha Akhir
- Az Zahir الظاهر = Yang Maha Nyata
- Al Batin الباطن = Yang Maha Ghaib
- Al Wali الوالي = Yang Maha Memerintah
- Al Muta`aalii المتعالي = Yang Maha Tinggi
- Al Barru البر = Yang Maha Penderma
- At Tawwab التواب = Yang Maha Penerima Tobat
- Al Muntaqim المنتقم = Yang Maha Pemberi Balasan
- Al Afuww العفو = Yang Maha Pemaaf
- Ar Ra`ouf الرؤوف = Yang Maha Pengasuh
- Malik Ul Mulk مالك الملك = Yang Maha Penguasa Kerajaan
- Dzul Jalali Wal Ikram ذو الجلال و الإكرام = Yang Maha Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan
- Al Muqsit المقسط = Yang Maha Pemberi Keadilan
- Al Jami` الجامع = Yang Maha Mengumpulkan
- Al Ghani الغنى = Yang Maha Kaya
- Al Mughni المغنى = Yang Maha Pemberi Kekayaan
- Al Maani المانع = Yang Maha Mencegah
- Ad Dahar الضار = Yang Maha Menimpa Kemudaratan
- An Nafi النافع = Yang Maha Memberi Manfaat
- An Nuur النور = Yang Maha Bercahaya
- Al Hadi الهادي = Yang Maha Pemberi Petunjuk
- Al Badi’ البديع = Yang Maha Pencipta
- Al Baaqii الباقي = Yang Maha Kekal
- Al Waarits الوارث = Yang Maha Pewaris
- Ar Rasyiid الرشيد = Yang Maha Pandai
- As Shabuur الصبور = Yang Maha Sabar
Baca juga:
- Mendalami Fadilah Asmaul Husna Dzikir Al-Qaabidh untuk Kehidupan
- Amalan Fadilah Asmaul Husna Dzikir Al-Awwal untuk Kemudahan Hidup
- Menggali Keutamaan dan Fadilah Asmaul Husna Dzikir Al-Mubdi
Penutup
Demikianlah informasi dari Hasiltani.id tentang Fadilah Asmaul Husna Dzikir At-Tawwab.
Dalam perjalanan hidup yang penuh dengan liku-liku, dzikir Asmaul Husna At-Tawwab menjadi pengingat yang kuat bahwa Allah SWT senantiasa menerima taubat hamba-Nya yang tulus. Fadilah dari dzikir ini tidak hanya terletak pada keutamaannya dalam menghapus dosa, tetapi juga dalam menumbuhkan kesadaran kita untuk selalu kembali kepada-Nya, memperbaiki diri, dan berusaha menjadi lebih baik.
Dengan memperbanyak dzikir At-Tawwab, kita diajarkan untuk tidak pernah putus asa dalam meminta ampunan, meskipun kesalahan kita mungkin tampak besar. Allah yang Maha Penerima Taubat selalu membuka pintu ampunan bagi siapa pun yang berkomitmen untuk kembali kepada-Nya. Mari kita amalkan dzikir ini dalam kehidupan sehari-hari, sambil berharap agar setiap kalimat yang kita ucapkan menjadi jembatan menuju kasih sayang dan rahmat-Nya. Semoga kita semua senantiasa diberikan kemudahan untuk bertaubat dan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
Terimakasih telah membaca artikel Fadilah Asmaul Husna Dzikir At-Tawwab ini, semoga informasi mengenai Fadilah Asmaul Husna Dzikir At-Tawwab ini bermanfaat untuk Sobat.