Hasiltani.id – Penjelasan Fiil Madhi Secara Lengkap. Bahasa Arab, dengan sejarah dan kekayaannya, adalah salah satu bahasa yang mempesona di dunia.
Kekhasan dan kekompleksan bahasa ini menjadi daya tarik yang tak terbantahkan bagi banyak pembelajar bahasa di seluruh dunia. Salah satu elemen yang sangat penting dalam struktur bahasa Arab adalah “Fiil Madhi.”
Fiil Madhi, atau kata kerja masa lampau, memainkan peran sentral dalam bahasa Arab dan membantu kita memahami peristiwa atau tindakan yang terjadi di masa lalu.
Kemampuan untuk mengenali, memahami, dan menggunakan fiil madhi adalah salah satu langkah pertama yang penting dalam penguasaan bahasa Arab.
Artikel ini akan membawa kita lebih dalam ke dalam dunia fiil madhi, menggali ciri-ciri, penggunaan, dan signifikansinya dalam bahasa Arab.
Hasiltani akan menjelajahi berbagai contoh dan cara mengidentifikasi fiil madhi dalam kalimat.
Dengan demikian, artikel ini akan memberikan wawasan yang lebih dalam tentang salah satu aspek paling penting dalam belajar bahasa Arab dan akan membantu pembaca untuk lebih memahami dan mengapresiasi keindahan dan kompleksitas bahasa ini.
Mari kita mulai perjalanan Hasiltani menuju pemahaman yang lebih mendalam tentang fiil madhi dalam bahasa Arab.
Pengertian Fiil Madhi
Fi’il madhi adalah jenis kalimat yang mengungkapkan suatu peristiwa atau aksi yang telah terjadi di masa lampau.
Salah satu ciri khas dari fi’il madhi adalah bahwa huruf terakhir kata kerja tersebut selalu harus dibaca dengan harakat fathah, seperti yang dijelaskan dalam matan Jurumiyah: “فَالْمَاضِي مَفْتُوحُ اَلْآخِرِ أَبَدًا.” Sebagai contoh, kita bisa lihat pada kata “jalasa” (جَلَسَ).
Penting untuk memahami bahwa fi’il madhi memiliki makna yang berkaitan dengan masa lalu, yang berbeda dengan fi’il mudhari yang menunjukkan tindakan yang sedang terjadi atau akan datang, serta fi’il amar yang mengungkapkan perintah.
Fi’il madhi dapat dibagi menjadi dua kategori:
Fi’il Madhi Mabni Ma’lum: Fi’il madhi mabni ma’lum adalah jenis kata kerja madhi yang failnya disebutkan bersama dengan kata kerja itu sendiri.
Contohnya adalah: “نَصَرَ زَيْدٌ” (Zaid menolong). Dalam kalimat ini, kata “نَصَرَ” (menolong) adalah fi’il madhi, dan nama “زَيْدٌ” (Zaid) adalah fail yang terlibat dalam tindakan tersebut.
Fi’il Madhi Mabni Majhul: Fi’il madhi mabni majhul adalah jenis kata kerja madhi yang failnya tidak disebutkan dalam kalimat, dan tempat failnya digantikan oleh maful bih (objek yang dikenai tindakan). Sebagai contoh: “ضُرِبَ بَكْرٌ” (Bakar dipukul).
Kalimat ini aslinya adalah “ضَرَبَ عَلِيٌّ بَكْرًا” (Ali memukul Bakar), tetapi dalam kalimat madhi mabni majhul, failnya (Ali) tidak disebutkan, dan objek “بَكْرٌ” (Bakar) menjadi fokus utama dalam kalimat tersebut.
Dengan memahami perbedaan antara fi’il madhi mabni ma’lum dan fi’il madhi mabni majhul, kita dapat lebih baik memahami konsep tenses dalam bahasa Arab dan cara mengungkapkan peristiwa yang terjadi di masa lampau.
Tasrif Fiil Madhi
1. Tasrif Istilahi (Maknawi):
Tasrif istilahi fiil madhi adalah perubahan dalam makna kata kerja tersebut. Dalam pengajaran di pesantren, terdapat tujuh bentuk tasrif istilahi yang diajarkan, yaitu:
a. Fiil Madhi
b. Fiil Mudhari (kata kerja bentuk sekarang)
c. Fiil Amar (kata kerja bentuk perintah)
d. Masdar (kata benda abstrak)
e. Isim Fail (kata benda pelaku)
f. Isim Maful (kata benda yang dikenai tindakan)
g. Isim Zaman (kata benda waktu)
h. Isim Makan (kata benda tempat)
Contoh tasrif istilahi fiil madhi “jalasa”:
- Fiil Madhi: جَلَسَ (dia duduk)
- Fiil Mudhari: يَجْلِسُ (dia sedang duduk)
- Fiil Amar: إِجْلِسْ (duduklah)
- Masdar: جُلُوْسًا (duduk)
- Isim Fail: جَالِسٌ (orang yang duduk)
- Isim Maful: مَجْلُوْسٌ (sesuatu yang diduduki)
- Isim Zaman: مَجْلِسٌ (waktu duduk)
- Isim Makan: مَجْلِسٌ (tempat duduk)
2. Tasrif Lughawi (Tata Bahasa):
Tasrif lughawi fiil madhi adalah perubahan dalam bentuk kata kerja dari segi tata bahasa atau konjugasi.
Terdapat 14 bentuk tasrif lughawi yang biasanya digunakan dalam bahasa Arab untuk menggambarkan berbagai bentuk kata kerja fiil madhi, yang terdiri dari berbagai konjugasi dan bentuk subjek pelaku.
- فَعَلَ (fi’il madhi dalam bentuk tunggal, laki-laki)
- فَعَلَا (fi’il madhi dalam bentuk ganda, laki-laki)
- فَعَلُوْا (fi’il madhi dalam bentuk jamak, laki-laki)
- فَعَلَتْ (fi’il madhi dalam bentuk tunggal, perempuan)
- فَعَلَتَا (fi’il madhi dalam bentuk ganda, perempuan)
- فَعَلْنَ (fi’il madhi dalam bentuk jamak, perempuan)
- فَعَلْتَ (fi’il madhi dalam bentuk tunggal, laki-laki, kedua)
- فَعَلْتُمَا (fi’il madhi dalam bentuk ganda, laki-laki, kedua)
- فَعَلْتُمْ (fi’il madhi dalam bentuk jamak, laki-laki, kedua)
- فَعَلْتِ (fi’il madhi dalam bentuk tunggal, perempuan, kedua)
- فَعَلْتُمَا (fi’il madhi dalam bentuk ganda, perempuan, kedua)
- فَعَلْتُنَّ (fi’il madhi dalam bentuk jamak, perempuan, kedua)
- فَعَلْتُ (fi’il madhi dalam bentuk tunggal, laki-laki, ketiga)
- فَعَلْنَا (fi’il madhi dalam bentuk jamak, laki-laki, ketiga)
Dalam 14 tasrif fiil madhi lughawi, fiil madhi memiliki tiga jenis dhomir (kata ganti) yang berbeda:
1. Dhomir Ghaib:
Terdapat enam jenis dhomir ghaib yang digunakan dalam tasrif fiil madhi:
- Mufrod Mudzakar Ghoib: Dhomir tunggal untuk kata benda laki-laki yang tidak terlihat (misalnya: dia).
- Tatsniyah Mudzakar Ghoib: Dhomir tunggal untuk kata benda laki-laki dalam bentuk jamak dua yang tidak terlihat (misalnya: keduanya).
- Jamak Mudzakar Ghoib: Dhomir jamak untuk kata benda laki-laki yang tidak terlihat (misalnya: mereka).
- Mufrod Muannats Ghoibah: Dhomir tunggal untuk kata benda perempuan yang tidak terlihat (misalnya: dia).
- Tatsniyah Muannats Ghoibah: Dhomir tunggal untuk kata benda perempuan dalam bentuk jamak dua yang tidak terlihat (misalnya: keduanya).
- Jamak Muannats Ghoibah: Dhomir jamak untuk kata benda perempuan yang tidak terlihat (misalnya: mereka).
2. Dhomir Mukhotob:
Terdapat enam jenis dhomir mukhotob yang digunakan dalam tasrif fiil madhi:
- Mufrod Mudzakar Mukhotob: Dhomir tunggal untuk kata benda laki-laki yang terlihat (misalnya: kamu).
- Tatsniyah Mudzakar Mukhotob: Dhomir tunggal untuk kata benda laki-laki dalam bentuk jamak dua yang terlihat (misalnya: kalian berdua).
- Jamak Mudzakar Mukhotob: Dhomir jamak untuk kata benda laki-laki yang terlihat (misalnya: kalian).
- Mufrod Muannats Mukhotobah: Dhomir tunggal untuk kata benda perempuan yang terlihat (misalnya: kamu).
- Tatsniyah Muannats Mukhotobah: Dhomir tunggal untuk kata benda perempuan dalam bentuk jamak dua yang terlihat (misalnya: kalian berdua).
- Jamak Muannats Mukhotobah: Dhomir jamak untuk kata benda perempuan yang terlihat (misalnya: kalian).
3. Dhomir Mutakallim:
Terdapat dua jenis dhomir mutakallim yang digunakan dalam tasrif fiil madhi:
- Mutakallim Wahdah: Dhomir tunggal yang digunakan untuk diri sendiri dalam berbicara (misalnya: saya).
- Mutakallim Ma’al Ghair atau Mu’adzim Nafsah: Dhomir yang digunakan dalam berbicara untuk merujuk pada orang lain atau sesuatu yang bukan diri sendiri (misalnya: dia).
Contoh Fiil Madhi
Beberapa contoh fiil madhi yang dapat dipelajari :
- نَصَرَ (nashoro) menolong
- كَتَبَ (kataba) menulis
- جَلَسَ (jalasa) duduk
- قَرَءَ (qoroa) membaca
- فَتَحَ (fataha) membuka
- ضَرَبَ (dhoroba) memukul
- عَلِمَ (alima) mengetahui
- قَعَدَ (qa’ada) duduk
- خَطَبَ (khotoba) khutbah
- رَفَعَ (rofa’a) tinggi
- فَعَلَ (fa’ala) bekerja
- جَاءَ (jaa-a) datang
- قَالَ (qola) berkata
- نَامَ (nama) tidur
- رَأَى (roaa) melihat
- جَمَعَ (jama’a) berkumpul
- رَزَقَ (rozaqa) rizqi
- صام (shoma) puasa
- درس (darasa) tadarus
- غَسَلَ (ghosala) membasuh
Berikut ini adalah beberapa contoh kalimat yang menggunakan fiil madhi dalam bahasa Arab:
- كَتَبَ زَيْدٌ الدَّرْسَ (kataba Zaidun ad-darsa) – Artinya: Zaid menulis pelajaran.
- قَرَأَ عَلِيٌّ الْقُرْآنَ (qara’a Aliyyun al-Qur’an) – Artinya: Ali membaca Al Quran.
- فَتَحَ زَيْدٌ الْبَابَ (fataha Zaidun al-baba) – Artinya: Zaid membuka pintu.
- غَسَلَ عَلِيٌّ رِجْلَيْنِ (ghasala Aliyyun rijlaini) – Artinya: Ali mencuci kedua kakinya.
- صَامَ بَكْرٌ فِي رَمَضَانِ (saama Bakrun fi Ramadhan) – Artinya: Bakar berpuasa pada bulan Ramadhan.
Selain itu, berikut ini adalah beberapa contoh penggunaan fiil madhi dalam Al-Quran:
- الَّذِيْ خَلَقَ فَسَوّٰى (alladzii khalaqa fasawwaa) – Artinya: yang menciptakan, lalu menyempurnakan (ciptaan-Nya).
- وَالَّذِيْ قَدَّرَ فَهَدٰى (walladzii qaddara fahada) – Artinya: yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk.
- وَالَّذِيْٓ اَخْرَجَ الْمَرْعٰى (walladzii akhroja al-mar’a) – Artinya: dan yang menumbuhkan (rerumputan) padang gembala.
- فَجَعَلَهٗ غُثَاۤءً اَحْوٰى (faja’alahuu ghusaahan ahwaa) – Artinya: lalu menjadikannya kering kehitam-hitaman.
- قَدْ اَفْلَحَ مَنْ تَزَكّٰى (qad aflaha man tazakkaa) – Artinya: Sungguh, beruntung orang yang menyucikan diri (dari kekafiran).
- وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهٖ فَصَلّٰى (wadzakara isma rabbihii fasallaa) – Artinya: dan mengingat nama Tuhannya, lalu dia salat.
- خُلِقَ مِنْ مَّاۤءٍ دَافِقٍۙ (khuliqa min maa’in daafiqin) – Artinya: Dia diciptakan dari air (mani) yang memancar.
Tanda Fiil Madhi
Untuk mengidentifikasi suatu kata kerja sebagai fiil madhi, kita dapat memperhatikan ciri-ciri berikut:
- Mengikuti salah satu wazan: fa’ala, fa’ula, atau fa’ila.
- Huruf akhir kata kerja tersebut dibaca dengan harakat fathah.
- Jika kata kerja tersebut berbentuk majhul (pasif), huruf awalnya berharakat dhommah, dan huruf sebelum huruf terakhirnya berharakat kasrah.
- Kata kerja fiil madhi memiliki makna yang berkaitan dengan masa lampau atau zaman madhi.
- Bisa digunakan dengan kata “qad” untuk menunjukkan tindakan yang telah terjadi dengan pasti.
- Bisa berbenturan dengan ta’ taknis (harf pelunak dalam bahasa Arab).
- Bisa bertemu dengan ta’ fail (harf penunjuk pelaku tindakan dalam bahasa Arab).
Penutup
Demikianlah informasi dari Hasiltani.id tentang Fiil Madhi.
Dalam artikel ini, kita telah menjelaskan tentang fiil madhi, salah satu jenis kata kerja dalam bahasa Arab yang digunakan untuk menyatakan tindakan atau peristiwa yang telah terjadi di masa lampau.
Hasiltani telah membahas ciri-ciri fiil madhi, termasuk bentuk wazan, cara membacanya, dan penggunaannya dalam kalimat.
Fiil madhi memiliki peran penting dalam tata bahasa Arab, dan pemahaman tentang cara mengenali serta menggunakannya adalah kunci dalam memahami teks-teks berbahasa Arab, termasuk ayat-ayat dalam Al-Quran.
Semoga artikel ini bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman Sobat tentang bahasa Arab dan membantu Sobat dalam studi atau pembelajaran lebih lanjut tentang bahasa ini.
Terima kasih telah membaca artikel ini. Jika Sobat memiliki pertanyaan atau ingin berbagi informasi lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi Hasiltani. Selamat belajar dan semoga sukses dalam memahami bahasa Arab dan budaya Arab.