Hasiltani.id – Pengendalian Hama dan Penyakit Jangkrik. Hasiltani di sini ingin membahas tentang pengendalian hama dan penyakit jangkrik. Jangkrik merupakan hewan kecil yang sering dijadikan sebagai hewan peliharaan atau bahan pakan bagi hewan lain.
Namun, seperti halnya hewan lainnya, jangkrik juga rentan terhadap serangan hama dan penyakit jangkrik yang dapat mempengaruhi pertumbuhannya. Ada beberapa indikasi yang dapat kita amati jika jangkrik terserang penyakit.
Gejala-gejala tersebut meliputi jangkrik yang tidak seaktif seperti biasanya, kotoran jangkrik yang berbau aneh atau tidak seperti biasanya, diare, serta banyaknya jangkrik yang mati dengan bangkainya yang berair.
Biasanya, jangkrik yang lebih rentan terkena penyakit adalah yang masih kecil. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kurangnya ventilasi di kotak penangkaran, jumlah jangkrik yang terlalu banyak dalam satu kotak, kurangnya kebersihan kotak, dan pemberian makan yang tidak tepat.
Dalam artikel ini, Hasiltani akan memberikan panduan yang komprehensif tentang cara mengendalikan hama dan penyakit jangkrik, agar Sobat Tani dapat menjaga kualitas dan kesehatan jangkrik Sobat Tani.
Mengenali Hama pada Jangkrik
1. Kutu Putih (Aphids)
Kutu putih adalah salah satu hama yang sering menyerang jangkrik. Mereka biasanya ditemukan pada daun jangkrik dan dapat menghisap nutrisi yang dibutuhkan oleh jangkrik.
Untuk mengendalikan kutu putih, Sobat Tani dapat melakukan langkah-langkah berikut:
- Membersihkan kandang jangkrik secara teratur untuk menghilangkan kelembaban yang menjadi tempat berkembang biak kutu putih.
- Menggunakan insektisida alami yang aman untuk jangkrik, seperti minyak neem, untuk membasmi kutu putih.
- Menggunakan jaring kawat halus sebagai penghalang fisik untuk mencegah masuknya kutu putih ke dalam kandang jangkrik.
2. Tungau (Mites)
Tungau juga merupakan hama yang sering menyerang jangkrik. Mereka dapat menyebabkan kerusakan pada kulit jangkrik dan menyebabkan gatal-gatal.
Untuk mengendalikan tungau, lakukan hal-hal berikut:
- Menjaga kebersihan kandang jangkrik secara rutin untuk mencegah penyebaran tungau.
- Menggunakan serbuk kayu cedar di dalam kandang jangkrik, karena tungau tidak suka dengan aroma kayu cedar.
- Menggunakan pestisida yang aman untuk jangkrik yang mengandung bahan aktif seperti pyrethrin.
Mengenali Penyakit pada Jangkrik
1. Infeksi Jamur
Infeksi jamur adalah salah satu penyakit yang sering menyerang jangkrik. Beberapa gejala yang dapat dilihat adalah kulit yang terlihat pucat atau berwarna tidak normal, jangkrik menjadi lemas, dan berkurangnya nafsu makan.
Untuk mengendalikan infeksi jamur, lakukan langkah-langkah berikut:
- Menjaga kebersihan kandang jangkrik secara rutin dan menjaga kelembapan yang tepat, karena kelembaban yang berlebihan dapat memicu pertumbuhan jamur.
- Memberikan makanan yang sehat dan bergizi kepada jangkrik agar sistem kekebalan tubuhnya tetap kuat.
- Menggunakan antifungal alami seperti cuka sari apel yang diencerkan untuk mengurangi pertumbuhan jamur.
2. Penyakit Saluran Pernapasan
Jangkrik juga rentan terhadap penyakit saluran pernapasan yang dapat menyebabkan batuk, bersin, atau gangguan pernapasan.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengendalikan penyakit saluran pernapasan pada jangkrik adalah sebagai berikut:
- Menjaga kebersihan kandang jangkrik secara rutin dan menjaga sirkulasi udara yang baik.
- Memberikan pakan yang sehat dan bersih agar jangkrik mendapatkan nutrisi yang cukup untuk memperkuat sistem kekebalan tubuhnya.
- Menggunakan antibiotik yang disetujui untuk jangkrik jika penyakit saluran pernapasan semakin parah.
Teknik Budidaya Jangkrik
Setelah membahas mengenai hama dan penyakit jangkrik, Hasiltani juga membahas teknik dalam budidaya jangkrik.
- Dalam budidaya jangkrik, terdapat beberapa tahapan yang perlu dilakukan.
- Pertama, penyusunan jadwal untuk pembudidayaan jangkrik.
- Kedua, menentukan struktur organisasi pembuatan.
- Ketiga, menentukan spesifikasi pekerjaan yang diperlukan dalam pembudidayaan jangkrik.
- Keempat, menetapkan fasilitas fisik yang dibutuhkan.
- Kelima, merencanakan metode pendekatan pasar untuk pemasaran jangkrik.
- Keenam, menyiapkan anggaran untuk pembudidayaan.
- Dan terakhir, mencari sumber dana yang diperlukan serta melaksanakan usaha pembibitan jangkrik.
Proses pembesaran dari bibit hingga jangkrik siap dipasarkan membutuhkan waktu sekitar 35 hari.
Tempat atau Wadah Budidaya
a) Lokasi yang ideal untuk budidaya jangkrik adalah tempat yang tenang, teduh, namun tetap memiliki sirkulasi udara yang baik. Hindari paparan langsung sinar matahari.
b) Persiapkan kandang ternak yang sesuai. Kandang ideal memiliki bentuk persegi panjang dan terbuat dari bahan kayu atau triplek.
c) Ukuran kandang dapat disesuaikan dengan kapasitas jangkrik yang akan dibudidayakan. Umumnya, kandang jangkrik memiliki panjang 120-200 cm, tinggi 30-50 cm, dan lebar 60-100 cm.
d) Kandang sebaiknya dibuat dengan susunan bertingkat, dimana bagian bawahnya dilengkapi dengan kaki penyangga agar terhindar dari gangguan tikus, cicak, dan semut.
e) Olesi kandang dengan oli atau kapur agar lebih aman dan terlindungi.
f) Untuk menjaga keamanan jangkrik dan mempercepat proses bertelur, berikan lubang pada sisi kandang yang ditutup dengan kasa untuk sirkulasi udara.
g) Tambahkan daun-daunan seperti daun pisang, daun sukun, daun timbul, atau daun lainnya sebagai tempat berlindung dan tempat bertelur bagi jangkrik.
h) Lapisi bagian atas dinding kandang dengan lakban agar jangkrik tidak bisa merayap keluar.
Proses Pemeliharaan Jangkrik
Dalam hama dan penyakit jangkrik, dalam artikel ini juga dibahas proses pemeliharaan jangkrik yang efektif untuk jangkrik Sobat Tani.
a) Sanitasi
Untuk menghindari adanya zat atau racun yang terdapat pada bahan kandang, sebelum jangkrik dimasukkan ke dalam kandang, sebaiknya kandang dibersihkan terlebih dahulu dan diolesi lumpur sawah.
Hal ini bertujuan untuk mencegah gangguan hama. Setiap kaki kandang juga dapat dimasukkan ke dalam kaleng yang berisi air.
b) Pengendalian Penyakit
Pakan ternak harus dijaga agar tidak terkontaminasi oleh jamur, karena dapat menyebabkan penyakit.
c) Perawatan Ternak
Kandang jangkrik sebaiknya menyerupai habitat aslinya, yaitu lembab dan gelap, serta memberikan gizi yang cukup agar kebutuhan terpenuhi.
d) Pemberian Pakan
Anak jangkrik usia 1-10 hari diberikan pakan berupa kedelai, jagung kering yang dihaluskan, dan beras merah. Jangkrik yang sedang dijodohkan dapat diberikan pakan seperti sawi, wortel, kacang tanah, jagung muda, ketimun, atau singkong karena mengandung kadar air yang tinggi.
e) Pemeliharaan Kandang
Air dalam kaleng kaki kandang sebaiknya diganti setiap 2 hari, dan kelembapan kandang harus dijaga dengan baik.
f) Lokasi
Lokasi pemeliharaan jangkrik haruslah tenang, teduh, dan memiliki sirkulasi udara yang baik. Hindari paparan sinar matahari secara langsung.
g) Hama dan Penyakit
Beberapa hama yang sering mengganggu jangkrik antara lain semut, tikus, serangga kecil, katak, cicak, dan ular.
h) Pemberian Vaksin dan Obat
Biasanya, penyakit pada jangkrik dapat ditekan seminimal mungkin sehingga pemberian obat dan vaksinasi tidak diperlukan.
i) Panen
Jangkrik dewasa yang berumur 40-55 hari atau 55-77 hari (ketika tubuhnya mulai tumbuh sayap) dapat ditangkap menggunakan tangan dan dimasukkan ke dalam tempat penampungan untuk dijual.
Baca juga:
Penutup
Demikian artikel ini, Hasiltani.id telah membahas mengenai Hama Dan Penyakit Jangkrik. Dalam menjaga kualitas dan kesehatan jangkrik, pengendalian hama dan penyakit jangkrik sangatlah penting.
Dengan mengenali hama dan penyakit jangkrik yang mungkin menyerang jangkrik Sobat Tani, serta menerapkan langkah-langkah pengendalian yang tepat, Sobat Tani dapat melindungi jangkrik Sobat Tani dari kerusakan yang disebabkan oleh serangan hama dan penyakit jangkrik ini.
Selalu perhatikan kebersihan kandang dan berikan pakan yang sehat agar jangkrik Sobat Tani tetap sehat dan aktif.