Hasiltani.id – Mengenal Macam-Macam Nama Ratib dan Sejarahnya dalam Tradisi Islam. Ratib merupakan kumpulan doa dan dzikir yang dirangkai oleh para ulama dan wali Allah sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Di berbagai belahan dunia, termasuk di wilayah Nusantara, amalan ratib telah lama menjadi bagian penting dalam tradisi keagamaan umat Islam.
Setiap ratib memiliki keunikan tersendiri, baik dari segi susunan kalimat maupun tujuannya, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan umat di masanya. Dalam artikel ini, kita akan membahas macam-macam nama ratib yang populer, seperti Ratib Al-Attas, Ratib Al-Haddad, dan Ratib Alaydrus, beserta sejarah singkat dari masing-masing ratib yang telah diwariskan oleh para tokoh ulama untuk kebaikan umat Islam.
Sejarah Ratib
Sebelum membahas macam nama ratib, Hasiltani akan membahas mengenai sejarah ratib.
Ratib ini sudah lama tersebar di wilayah Malaya, Singapura, Brunei, dan Indonesia. Salah satu karya tentang ratib yang diterbitkan dalam bahasa Melayu di Singapura adalah sebuah kitab kecil berjudul Fathu Rabbin-Nas, yang dikarang oleh al-Habib Husein bin Abdullah bin Muhammad bin Mohsen bin Husein al-Attas. Kitab ini selesai ditulis pada pagi Jumat, 20 Jumadil Awal 1342 H (20 Desember 1923). Kitab ini diterbitkan dengan biaya dari C.H Kizar Muhammad Ain Company, distributor kain pelekat bermerek “Cap Kerusi” yang berbasis di Madras, India, dan dicetak oleh percetakan Qalam Singapura.
Pada tahun 1939, al-Habib Muhammad bin Salim al-Attas menerbitkan sebuah kitab berjudul Miftahul Imdad yang dicetak di Matbaah al-Huda di Pulau Pinang. Kitab ini berisi wirid-wirid dari datuknya, al-Habib Ahmad bin Hasan al-Attas, tetapi di dalamnya juga terdapat ratib al-Habib Umar bin Abdurrahman al-Attas.
Menurut al-Habib Muhammad bin Salim al-Attas, al-Habib Hasan bin Ahmad al-Attas pernah mencetak Ratib al-Attas melalui percetakannya yang bernama Mutaaba’ah al-Attas (Al-Attas Press), yang berlokasi di Wadi Hasan, Johor Bahru, Malaysia. Percetakan ini aktif di Johor sekitar tahun 1927.
Keutamaan Ratib
Pada pembahasan macam nama ratib, Hasiltani membahas keutamaan ratib.
Sebagian ulama ahli salaf menyebutkan bahwa di antara keutamaan ratib bagi mereka yang rutin mengamalkannya adalah dipanjangkan umur, mendapat husnul khatimah (akhir yang baik), dijaga segala harta bendanya baik di laut maupun di darat, serta senantiasa berada dalam perlindungan Allah SWT.
Bagi mereka yang memiliki hajat tertentu, dianjurkan untuk membaca ratib di tempat yang sepi, dalam keadaan berwudhu, menghadap kiblat, dan berniat sesuai dengan keinginan. Insya-Allah, Allah SWT akan mengabulkan permintaannya. Para ulama salaf juga mengatakan bahwa membaca ratib ini sebanyak 41 kali sangat mujarab dalam menyampaikan segala permohonan.
Di antara kelebihan lainnya, ratib ini diyakini mampu menjaga rumah dan 40 rumah tetangganya dari kebakaran, pencurian, dan gangguan sihir. As-Syeikh Ali Baras menyatakan, “Jika dibaca di suatu kampung atau tempat, ratib ini akan memberikan keamanan kepada penghuninya, seakan-akan dijaga oleh 70 pahlawan berkuda.” Ratib ini mengandung rahasia-rahasia yang bermanfaat. Mereka yang konsisten mengamalkannya akan diampuni dosa-dosanya oleh Allah, meskipun sebanyak buih di lautan.
Bagi mereka yang terkena sihir, insya-Allah akan diselamatkan oleh Allah berkat Asma’ Allah, ayat-ayat Al-Qur’an, dan amalan Nabi Muhammad SAW ketika membaca ratib ini.
Al-Habib Husein bin Abdullah bin Muhammad bin Mohsen bin Husein Al-Attas pernah berkata, “Barang siapa yang mengamalkan ratib ini dan dipatuk ular, niscaya tidak akan terjadi apa-apa padanya. Orang yang merasa takut, insya-Allah akan selamat dari segala bahaya.” Ada sebuah kisah di mana seseorang diserang oleh 15 pencuri, namun ia selamat berkat membaca ratib.
Pernah suatu ketika, sekelompok orang mengeluh karena dikepung oleh musuh. Al-Habib Husein menyuruh mereka membaca ratib dan beliau meyakinkan bahwa insya-Allah mereka akan selamat.
Ada sebuah kampung yang sangat yakin dengan ratib Habib Umar Al-Attas. Setiap malam, penduduk kampung dari segala usia, baik tua maupun muda, selalu membaca ratib bersama-sama dengan suara yang lantang. Suatu hari, kampung itu hendak diserang oleh musuh. Seorang pengintai dikirim untuk mencari celah agar musuh bisa menyerang. Ketika pengintai itu datang diam-diam, ia mendengar penduduk sedang membaca ratib, khususnya dzikir “Mendengar tiada takut baginya,” yang diulang sampai tiga kali. Pengintai tersebut merasa ketakutan dan kembali tanpa menyerang, lalu melaporkan kepada kelompoknya tentang apa yang ia dengar. Dengan demikian, kampung tersebut pun selamat dari serangan.
Macam-Macam Ratib
Berikut adalah macam-macam nama ratib:
1. Ratib Alaydrus al-Akbar
Ratib Alaydrus al-Akbar disusun oleh Habib Abdullah bin Abu Bakar Alaydrus dari berbagai ayat Al-Qur’an dan dzikir yang diambil dari Rasulullah SAW. Tujuannya adalah untuk memperkuat tauhid dan keimanan para pembacanya, serta memohon kemurahan rezeki.
2. Ratib Alaydrus Al-‘Adni
Ratib Alaydrus Al-‘Adni disusun oleh putra Habib Abdullah Alaydrus, yaitu Habib Abu Bakar Al-‘Adni Alaydrus. Ratib ini dipanjatkan sebagai permohonan agar hujan turun, yang disusun ketika terjadi kemarau panjang di Yaman Selatan.
3. Ratib Al-Aththas
Ratib Al-Aththas muncul di masa maraknya praktik sihir dan perdukunan, sehingga ratib ini berfokus pada perlindungan diri dari godaan setan, jin, dan makhluk-makhluk sejenis, yang sering dikirim oleh para dukun.
4. Ratib Al-Haddad
Ratib Al-Haddad disusun oleh Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad saat wilayahnya sedang dilanda kerusuhan, perampokan, dan peperangan. Oleh karena itu, Habib Abdullah Al-Haddad merangkai doa-doa untuk memohon keselamatan, yang kini dikenal sebagai Ratib Al-Haddad. Ratib ini lebih dulu masuk ke Indonesia karena kondisinya saat itu, di masa penjajahan, sangat cocok. Di mana-mana terjadi kerusuhan, pembakaran, dan bahkan pembunuhan.
Waktu Membaca Ratib Al-Attas
Pada pembahasan macam nama ratib, Hasiltani akan menjelaskan waktu membaca Ratib Al-Attas.
Disebutkan dalam kitab Al-Qirtas bahwa tradisi membaca Ratib Al-Attas dilakukan setelah shalat Isya’, sebagaimana yang dijalankan oleh Al-Habib Husein bin Umar dan diteruskan oleh pengikut-pengikutnya secara turun-temurun. Namun, ada pengecualian di bulan Ramadhan, di mana ratib ini dibaca sebelum shalat Isya’. Sementara itu, bagi mereka yang gemar berdzikir, banyak yang membaca Ratib Al-Attas ini di waktu pagi dan sore. Sebab, di antara kalimat-kalimat dzikir dalam ratib ini, ada beberapa yang disunnahkan untuk dibaca pada kedua waktu tersebut, seperti yang tercantum dalam hadits-hadits Nabi SAW.
Habib Ali bin Hasan Al-Attas dalam kitab Al-Qirtas menyebutkan bahwa Habib Umar lebih suka membaca ratibnya secara rahasia tanpa mengeraskan suara, karena beliau menginginkan agar bacaan ratib tersebut lebih meresap ke dalam hati dan lebih ikhlas karena Allah. Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam Surat Al-A’raf ayat 205:
“Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan penuh kerendahan diri dan rasa takut, serta dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.”
Selain itu, dalam Surat Luqman ayat 19 Allah juga berfirman:
“Dan sederhanakanlah dalam berjalanmu dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya suara yang paling buruk adalah suara keledai.”
Jika Ratib Al-Attas dibaca secara berjamaah, dianjurkan untuk membacanya dengan suara yang tidak terlalu keras dan tidak terlalu pelan, sebagaimana firman Allah dalam Surat Al-Isra’ ayat 110:
“Dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula terlalu merendahkannya, dan carilah jalan tengah di antara keduanya.”
Ratib Habib Umar
Pada pembahasan macam nama ratib, Hasiltani juga membahas ratib Habib Umar.
Ratib Habib Umar, yang diberi nama Azizul Manal Wa Fathu Bab al-Wisol, disebut oleh Habib Ali bin Hasan al-Attas dalam kitab Al-Qirtas bagian kedua juz pertama sebagai “hadiah tertinggi dari Allah bagi umat Islam melalui Habib Umar.” Peninggalan paling berharga dari beliau adalah ratib yang ditinggalkannya bagi umat. Ratib ini merupakan wirid yang memberikan banyak manfaat bagi siapa saja yang membacanya secara rutin, terutama bagi mereka yang sedang menghadapi kesulitan.
Al-Habib Isa bin Muhammad al-Habsyi menjelaskan bahwa Habib Umar sering kali menyebutkan keutamaan-keutamaan ratib ini. Pernah diceritakan bahwa ketika ada sekelompok orang datang kepada Habib Umar mengeluhkan kesulitan dalam mencari nafkah dan lamanya musim kemarau yang mereka alami, Habib Umar menyarankan mereka untuk membaca Ratib dan dzikir Tauhid. Setelah mereka mengamalkannya, dengan berkat bacaan tersebut, Allah memberikan kemudahan hidup bagi mereka.
Menurut Syeikh Ali Baras, jika Ratib Habib Umar dibacakan untuk penduduk suatu desa atau suatu keluarga, maka desa atau keluarga tersebut akan dijaga oleh Allah dengan perlindungan yang sangat ketat. Syeikh Ali juga bercerita, pernah ia mendengar dari seseorang bahwa ketika mereka takut akan serangan perampok yang hendak menjarah rumah mereka, mereka membaca Ratib Habib Umar. Dengan izin Allah, rumah mereka selamat dan tidak dijarah, meskipun jumlah perampok mencapai 15 orang.
Baca juga:
- Bacaan Ratib Al-Attas dan Khasiatnya
- Ratib Al-Haddad Agar Panjang Umur beserta Keutamaan Ayat Kursi
- Cara Mengamalkan Dzikir Ratib Al-Haddad
Penutup
Demikianlah informasi dari Hasiltani.id tentang macam-macam nama ratib dan sejarahnya yang telah menjadi warisan berharga dari para ulama dan wali Allah.
Setiap ratib memiliki kekuatan spiritual yang mendalam, dirangkai dengan tujuan yang spesifik untuk membantu umat dalam menghadapi berbagai tantangan hidup, baik berupa kesulitan, kemarau, maupun ancaman lainnya.
Dengan memahami sejarah dan makna di balik masing-masing ratib, kita dapat lebih menghayati amalan-amalan ini dan menjadikannya sebagai bagian dari ibadah harian untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Semoga artikel ini bermanfaat dan menginspirasi kita semua untuk terus melestarikan tradisi baik yang telah diwariskan oleh para pendahulu kita.
Terimakasih telah membaca artikel macam nama ratib ini, semoga informasi mengenai macam nama ratib ini bermanfaat untuk Sobat.