Hasiltani.id – Pengertian, Fungsi, Jenis dan Contoh Masdar Bahasa Arab. Masdar, sebagai salah satu konsep penting dalam bahasa Arab, memberikan dimensi yang kaya dan mendalam pada struktur kalimat.
Kata ini, yang berasal dari akar kata “صَدَرَ” (sadara) yang berarti “muncul” atau “timbul,” memiliki peran sentral dalam pembentukan kata kerja dan pengenalan makna tertentu dalam sebuah kalimat.
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi lebih lanjut tentang Masdar Bahasa Arab, menggali jenis-jenisnya, perannya dalam ayat-ayat Al-Quran, dan signifikansinya dalam memahami kekayaan dan keindahan bahasa Arab.
Mari kita selami bersama-sama konsep yang memperkaya pemahaman kita terhadap salah satu bahasa tertua dan paling berpengaruh di dunia ini.
Mengenal Masdar Bahasa Arab
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, masdar atau kata dasar adalah bentuk kata kerja yang asli dan belum mengalami perubahan akibat perubahan waktu atau pelaku.
Kata kerja dalam bahasa Arab terbagi menjadi tiga jenis, yaitu bentuk lampau (fi’il madhi), bentuk non lampau (fi’il mudhori), dan bentuk perintah (fi’il amar).
Karena belum terikat oleh ketentuan waktu atau pelaku, kata dasar ini dapat dianggap sebagai isim yang hanya menyebutkan suatu perbuatan secara umum.
Posisi kata dasar ini biasanya berperan sebagai nashob (objek), namun jika menunjukkan waktu, maka dapat berubah menjadi fi’il.
Dalam bahasa Indonesia, pemahaman mengenai masdar dapat dilihat dari perbedaan antara kata ‘memberi’ dan ‘pemberian’.
‘Memberi’ merupakan kata kerja, sementara ‘pemberian’ adalah kata benda. Kata benda semacam ‘pemberian’ itulah yang disebut sebagai masdar.
Fungsi Masdar
Dalam Masdar Bahasa Arab, berikut adalah fungsi Masdar:
1. Penjelasan Asal Kata
Masdar dapat dianggap sebagai alat untuk menjelaskan asal suatu kata, khususnya dalam konteks tashrif untuk menghindari kesalahan makna dalam mufrodat.
Salah satu bentuk tashrif yang umum digunakan adalah tashrif istilahi. Sebagai contoh, untuk mengklarifikasi asal kata dari “ضَرَبُ” (darbu), akan ditashrif sebagai “ضَرَبُ – يَضْرِبُ – ضَرَبَا” yang berarti ‘memukul’.
Urutan tersebut melibatkan fi’il madhi (ضَرَبُ), fi’il mudhori (يَضْرِبُ), dan masdar/isim masdar (ضَرَبَا).
Dengan menjelaskan asal kata menggunakan masdar, kita dapat mengurangi kemungkinan kesalahan dalam memahami makna kata tersebut.
2. Pengganti Fi’il
Fungsi khusus masdar adalah sebagai pengganti kata kerja dalam struktur kalimat.
Untuk menjalankan peran sebagai pengganti fi’il, masdar biasanya dilengkapi dengan huruf “مَا” untuk memberikan makna waktu sekarang, atau huruf “اَنْ” untuk menyiratkan waktu lampau atau masa depan.
Selain dua huruf tersebut, masdar juga dapat dipadukan dengan huruf lain seperti “كَيْ”, “لَوْ”, dan “يَا”.
Dengan demikian, masdar tidak hanya berfungsi sebagai penjelas asal kata, tetapi juga dapat menggantikan peran kata kerja dalam struktur kalimat untuk memberikan nuansa waktu tertentu.
Jenis Masdar
Dalam pembahasan mengenai Masdar Bahasa Arab, terdapat beberapa jenis Masdar:
Berdasarkan Tambahan Hurufnya
1. Masdar Ashli
Masdar ashli adalah masdar yang masih murni tanpa tambahan huruf apapun.
Contoh:
- ضَرْبًا (pukulan)
- فَتْحًا (buka)
2. Masdar Mudhof
Masdar mudhof adalah jenis masdar yang digunakan untuk menggambarkan suatu perbuatan dan biasanya memiliki tambahan huruf “مَا” atau “اَنْ” di awal katanya.
Contoh:
- يَسُرُنِيْ أَدَاَؤُكَ الْوَجِبَ (Pelaksanaan kewajibanmu membuatku gembira)
- يَسُرُنِيْ أَنْ تُؤَدِي الْوَاجِبَ (Pelaksanaan kewajibanmu [dulu] membuatku gembira)
- يَسُرُنِيْ مَا تُؤَدِي الْوَاجِبَ (Pelaksanaan kewajibanmu [sekarang] membuatku gembira)
3. Masdar Manwun
Masdar manwun adalah masdar yang memiliki akhir kata berharakat tanwin. Meskipun mirip dengan fi’il, masdar ini jarang digunakan jika dibandingkan dengan masdar mudhof.
Contoh:
- أَوْ إِطْعَامٌ فِي يَوْمٍ ذِيْ مَسْغَبَةٍ (Atau memberi makan pada hari kelaparan)
4. Masdar dengan Alif Lam
Masdar ini didahului dengan alif lam, tetapi jarang digunakan dalam percakapan sehari-hari.
Contoh:
- اَلْمَجِدُ سَرِيْعُ الْإِنْجَازِ أَعْمَالُهُ (Orang yang giat dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan sangat cepat)
5. Masdar Mimi
Masdar mimi diawali dengan mim ziyadah dan memiliki wazan dari fi’il tsulasi (مَفْعَل dan مَفْعِل).
Contoh:
- مَوْعِد (janji)
- مَضرَب (pukulan)
6. Masdar Shina’i
Masdar shina’i adalah kata dasar yang dibuat dari kalimat apa pun dengan tambahan يّ dan ة di akhir.
Contoh:
- الإنسانية
Berdasarkan Kedekatan dengan Fi’il-nya
1. Masdar Ma’nawi
Masdar ma’nawi adalah masdar yang memiliki kesamaan makna dengan fi’il-nya, meskipun memiliki lafaz yang berbeda.
Contoh:
- جَلَسْتُ قُعُوْدًا
Masdar ma’nawi قُعُوْدًا memiliki makna yang sama dengan fi’il-nya, yaitu جَلَسَ.
2. Masdar Lafzi
Masdar lafzi adalah masdar yang sangat mirip dengan lafaz fi’il-nya.
Contoh:
- قَتَلْتُهُ قَتْلاً
Masdar lafzi قَتْلاً memiliki kemiripan dengan lafaz fi’il-nya, yaitu قَتَلَ.
Berdasarkan Indikasinya
1. Masdar Marrah
Masdar marrah adalah kata dasar yang digunakan sebagai indikator seberapa kali suatu perbuatan terjadi, dan memiliki wazan tsulasi فَعْلَة.
Contoh:
- ضَرْبَة (satu kali pukul)
2. Masdar Hai’ah
Kata ganti hai’ah merupakan kata dasar yang diciptakan sebagai indikator format dan teknik terjadinya suatu aktivitas, mengikuti wazan tsulasi فِعْلَة. Masdar ini tidak terdapat pada wazan selain tsulasi.
Contoh:
- مِشْيَة (cara berjalan)
Contoh Masdar Dalam Al-Quran
Dalam pembahasan Masdar Bahasa Arab, setelah membahas fungsi dan jenisnya, Hasiltani akan memberikan beberapa contoh Masdar Bahasa Arab.
Sebagai bagian integral dari struktur bahasa Arab, masdar sering ditemui dalam ayat-ayat Al-Quran. Berikut adalah contoh-contoh masdar yang terdapat dalam Al-Quran:
1. Surat Al-Fath Ayat 1
اِنَّا فَتَحۡنَا لَكَ فَتۡحًا مُّبِيۡنًا
Inna fatakhna laka fathan mubinaa
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah membuka bagimu kemenangan yang nyata.”
Lafadz “fatakhna” (فَتۡحًا) merupakan masdar dari wazan (pola kata) fatakha-yaftakhu-fatkhan (فَتَحَ – يَفْتَحُ – فَتْحًا).
2. Surat Al-Hajj Ayat 58
وَالَّذِيۡنَ هَاجَرُوۡا فِىۡ سَبِيۡلِ اللّٰهِ ثُمَّ قُتِلُوۡۤا اَوۡ مَاتُوۡا لَيَرۡزُقَنَّهُمُ اللّٰهُ رِزۡقًا حَسَنًاؕ
Walladziina hajaruu fi sabiilillahi tsumma qutiluu au matuu layarzuqonnahumullahu rizqon hasanan
Artinya: “Dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, kemudian mereka terbunuh atau mati, niscaya Allah memberi rezeki yang baik kepada mereka.”
Lafadz “rizqon” (رِزۡقًا) adalah masdar dari wazan khasana-yakhsunu-khasanan (حسن – يحسن – حسنا).
3. Surat Al-Kahfi Ayat 30
اِنَّ الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ اِنَّا لَا نُضِيۡعُ اَجۡرَ مَنۡ اَحۡسَنَ عَمَلًا
Inna ladziina aamanuu wa ‘amilush sholkhaati inna la nudhiiu ajron man aksana ‘amalan
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, sungguh Kami tidak akan menyia-nyiakan upah orang yang berbuat baik.”
Lafadz “‘amalan” (عَمَلًا) adalah masdar dari wazan ‘amala-ya’malu-‘amalan (عَمَلَ يعمل عَمَلاً).
Penutup
Demikianlah informasi dari Hasiltani.id tentang Masdar Bahasa Arab.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa masdar, sebagai bagian integral dari struktur bahasa Arab, memiliki peran yang signifikan dalam memberikan kedalaman makna pada kata kerja.
Dengan memahami berbagai jenis masdar dan kemunculannya dalam ayat-ayat Al-Quran, kita dapat lebih menghargai kekayaan bahasa Arab dan keindahan struktur kalimatnya.
Melalui penggunaan masdar, Bahasa Arab mampu menyampaikan makna dengan lebih tajam dan mendalam.
Semoga pemahaman tentang masdar ini dapat menjadi landasan yang kuat dalam menggali lebih dalam ke dalam keindahan bahasa Arab.
Teruslah belajar dan eksplorasi, karena masdar adalah salah satu kunci penting untuk memahami kekayaan bahasa Arab secara menyeluruh.
Terimakasih telah membaca artikel Masdar Bahasa Arab ini, semoga informasi mengenai Masdar Bahasa Arab ini bermanfaat untuk Sobat.