Menyambung Silaturahmi

Keutamaan Menyambung Silaturahmi – Amalan Mulia

Posted on

Hasiltani.id – Keutamaan Menyambung Silaturahmi – Amalan Mulia yang Mendatangkan Keberkahan. Menyambung silaturahmi merupakan salah satu ajaran penting dalam Islam yang tidak hanya melibatkan hubungan sosial antar manusia, tetapi juga memiliki dimensi spiritual yang mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dalam Al-Qur’an dan hadis, silaturahmi selalu dipandang sebagai perbuatan yang membawa keberkahan, memperpanjang usia, serta melapangkan rezeki.

Selain itu, silaturahmi berperan besar dalam menjaga kerukunan dan keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan menjalin hubungan yang baik dengan keluarga, kerabat, dan sesama manusia, seorang muslim menunjukkan akhlak terpuji yang sangat dianjurkan dalam Islam.

Sebaliknya, memutus tali silaturahmi dianggap sebagai tindakan tercela yang mendapat ancaman berat baik di dunia maupun di akhirat. Oleh karena itu, penting bagi setiap muslim untuk memahami urgensi menyambung silaturahmi dan berusaha menjaga hubungan yang baik dengan sesama.

Manfaat Silaturahmi Menurut Islam

Pada pembahasan Menyambung Silaturahmi, Hasiltani membahas manfaat silaturahmi menurut islam.

1. Mendekatkan Diri Kepada Allah SWT

Menjalin silaturahmi dengan sesama merupakan salah satu cara mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ketika kita menyambung tali silaturahmi dan memperlakukan orang lain dengan baik, itu berarti kita menjalankan perintah Allah. Dalam sebuah riwayat, Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya Allah menciptakan makhluk, dan ketika selesai menciptakan mereka, rahim berdiri dan berkata: ‘Ini adalah tempat bagi orang yang berlindung kepada-Mu dari pemutusan.’ Lalu Allah berfirman: ‘Benar, apakah engkau ridha jika Aku menyambung orang yang menyambungmu dan memutuskan orang yang memutuskanmu?’ Rahim menjawab: ‘Ya.’ Allah berfirman: ‘Itulah untukmu.’”
(HR. Bukhari-Muslim)

Menyambung silaturahmi dengan orang yang memutusnya merupakan perbuatan mulia yang sangat dicintai Allah SWT. Rasulullah SAW juga pernah bersabda dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ali:

“Maukah kalian aku tunjukkan perilaku akhlak termulia di dunia dan di akhirat? Maafkan orang yang pernah menganiaya kalian, sambung silaturahmi dengan yang memutusnya, dan berikan sesuatu kepada yang tidak memberimu.”

Sebaliknya, orang yang suka memutuskan silaturahmi dianggap sebagai perusak bumi, sebagaimana firman Allah dalam Surat Muhammad: 22-23:

“Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa, kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan silaturahmi? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah, ditulikan telinga mereka dan dibutakan penglihatan mereka.”

2. Menjaga Kerukunan dan Keharmonisan

Silaturahmi juga menjaga kerukunan dan keharmonisan antar sesama. Melalui silaturahmi, kita terdorong untuk saling memaafkan, sehingga hubungan menjadi lebih harmonis. Setiap manusia tidak lepas dari kesalahan, dan memaafkan satu sama lain akan memperkuat tali persaudaraan.

Baca Juga :  Panduan Praktik Merawat Kuburan yang Dibolehkan dan Yang Diharamkan

Orang yang memutuskan silaturahmi mendapat ancaman serius dari Allah SWT. Dalam sebuah hadis, Nabi SAW bersabda:

“Tidak akan masuk surga orang yang memutus tali silaturahmi.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

3. Dijauhkan dari Api Neraka

Menjalin silaturahmi juga dapat menjauhkan seseorang dari api neraka. Dalam hadis lain disebutkan bahwa salah satu amalan yang dapat menjauhkan seseorang dari neraka adalah menyambung tali silaturahmi. Rasulullah SAW bersabda:

“Engkau menyembah Allah SWT dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, mendirikan salat, menunaikan zakat, dan menyambung tali silaturahmi.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Syeikh Soleh menambahkan bahwa dengan menjaga silaturahmi, iblis akan kesulitan menggoda manusia.

4. Menjadi Makhluk yang Mulia

Orang yang menjaga silaturahmi dianggap sebagai makhluk mulia di mata Allah SWT. Berhubungan dengan mereka yang memutus tali persaudaraan merupakan tindakan terpuji. Rasulullah SAW bersabda:

“Maukah kalian aku tunjukkan perilaku akhlak termulia di dunia dan di akhirat? Maafkan orang yang pernah menganiaya kalian, sambung silaturahmi dengan yang memutusmu, dan berikan sesuatu kepada yang tidak memberimu.”

Sebaliknya, orang yang memutuskan silaturahmi disebut sebagai perusak kehidupan, sebagaimana firman Allah dalam QS. Muhammad: 22-23.

5. Memperpanjang Umur dan Melapangkan Rezeki

Manfaat lain dari silaturahmi adalah memperpanjang umur dan melapangkan rezeki. Rasulullah SAW bersabda:

“Barangsiapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka sambunglah tali silaturahmi.”
(HR. Bukhari-Muslim)

Menjaga silaturahmi tidak hanya bermanfaat di dunia, tetapi juga mendatangkan kebaikan di akhirat kelak.

Tips Memperbaiki Silaturahmi

Pada pembahasan Menyambung Silaturahmi, Hasiltani membahas tips memperbaiki silaturahmi.

Berikut ini beberapa tips untuk memperbaiki silaturahmi yang sempat terputus dan cara memeliharanya. Tips ini aku tulis berdasarkan pengalaman pribadi, semoga bisa bermanfaat.

1. Kirim Pesan atau Surat untuk Meminta Maaf

Jangan biarkan ego menguasai. Itulah yang sering aku katakan pada diriku sendiri ketika merasa gengsi untuk meminta maaf, terutama saat berselisih dengan orang tua, pasangan, atau teman.

Sering kali, ego yang menjadi penyebab keretakan hubungan. Kita merasa terlalu sulit untuk meminta maaf terlebih dahulu.

Jika merasa sulit meminta maaf secara langsung, manfaatkan teknologi dengan mengirim pesan lewat ponsel. Misalnya, saat berselisih dengan suami, aku memulai dengan pesan sederhana, seperti, “Sudah makan siang belum?” Lalu, aku lanjutkan dengan mengungkapkan isi hati.

Baca Juga :  Panduan Lengkap Bersuci dari Najis Babi Menurut Ajaran Islam

Namun, jika dengan ibu, aku punya cara berbeda. Saat berselisih dengan beliau, kadang aku terlalu takut untuk pulang ke rumah. Sebagai gantinya, aku menulis surat dengan tangan. Bukan karena beliau tidak punya ponsel, tetapi surat tangan ini menunjukkan usahaku untuk meminta maaf meskipun aku belum berani pulang.

2. Makan Bersama

Dulu, aku punya sahabat di kantor. Kami cukup dekat, tapi sering berdebat, terutama saat salah satu dari kami sedang PMS. Namun, saat waktu makan siang tiba, biasanya kami akan berdamai. Salah satu dari kami akan membelikan camilan sebagai tanda permintaan maaf.

Hal serupa juga terjadi dengan suami. Setelah bertengkar, biasanya dia pulang kerja membawa oleh-oleh sederhana seperti gorengan atau cokelat. Hal kecil ini selalu membuatku senang.

Dengan ibu, setelah mengirim surat, aku akan pulang ke rumah, duduk di sampingnya, mendengarkan ceritanya, dan mengajaknya makan bersama di luar. Momen makan bersama selalu terasa istimewa dan menjadi kesempatan untuk saling berbicara dari hati ke hati.

Selain makan, kamu juga bisa memberikan hadiah sederhana sebagai bentuk perhatian. Tidak perlu mahal, yang penting bermakna.

3. Saling Memaafkan

Meminta maaf dan memaafkan adalah dua hal yang sama-sama mendatangkan pahala. Namun, keduanya tidak selalu mudah dilakukan. Setelah mencoba memperbaiki hubungan, jangan lupa untuk saling meminta maaf dan memaafkan, karena masalah yang dibiarkan menggantung hanya akan membuat hati tidak tenang.

4. Evaluasi Diri

Aku pernah berpikir, kenapa semakin dekat dengan seseorang, justru semakin sering berantem? Ternyata, itulah yang terjadi saat dua kepala dengan pemikiran berbeda saling bertemu. Perbedaan pendapat itu wajar.

Setiap kali menghadapi masalah, penting untuk introspeksi diri. Setelah masalah terselesaikan, cobalah evaluasi dengan beberapa pertanyaan:

  • Apa penyebab masalah?
  • Bagaimana cara mencegahnya agar tidak terulang?
  • Apa yang bisa dilakukan untuk memperbaiki hubungan agar kembali baik?

5. Menjaga Komunikasi

Setelah memperbaiki silaturahmi yang sempat terputus, tugas berikutnya adalah menjaganya. Salah satu caranya dengan tetap menjaga komunikasi.

Saat ini, teknologi sudah memudahkan segalanya. Tak ada lagi alasan jarak dan waktu untuk saling bertukar kabar. Dengan adanya internet, kita bisa tetap terhubung dengan orang-orang terdekat, baik yang berada di dalam negeri maupun luar negeri, terutama di momen spesial seperti Idul Fitri.

Ancaman bagi Orang yang Memutus Silaturahmi

Pada pembahasan Menyambung Silaturahmi, Hasiltani membahas ancaman bagi orag yang memutus silaturahmi.

Baca Juga :  Memahami Hukum Barang-Barang Yang Terbuat Dari Kulit Binatang

Setelah memahami berbagai manfaat silaturahmi, setiap muslim diharapkan semakin menyadari pentingnya menjaga tali persaudaraan. Namun, perlu diingat bahwa selain manfaat yang besar, ada juga ancaman serius bagi mereka yang memilih untuk memutuskan silaturahmi.

Rasulullah SAW dengan tegas menjelaskan dalam hadis bahwa orang yang memutus tali silaturahmi akan mendapatkan balasannya, baik di dunia maupun di akhirat. Dalam sebuah riwayat disebutkan:

“Tidak ada dosa yang lebih pantas untuk disegerakan balasannya bagi para pelakunya [di dunia ini] – berikut dosa yang disimpan untuknya [di akhirat] – daripada perbuatan melampaui batas (kezaliman) dan memutus silaturahmi (dengan orang tua dan kerabat).”
(HR. Abu Daud & Tirmidzi)

Hadis ini menunjukkan bahwa dosa memutus silaturahmi memiliki konsekuensi langsung di dunia, selain balasan yang akan diterima di akhirat.

Lebih jauh lagi, ancaman bagi mereka yang memutuskan silaturahmi sangat serius, bahkan Rasulullah SAW menyatakan bahwa orang tersebut tidak akan masuk surga:

“Tidak masuk surga orang yang memutus silaturahmi.”
(HR. Bukhari & Muslim)

Dalil-dalil ini menegaskan bahwa memutuskan hubungan silaturahmi adalah dosa besar yang bisa menghalangi seseorang dari keselamatan di surga. Tindakan ini bukanlah sesuatu yang sepele, karena implikasinya sangat besar bagi kehidupan akhirat seorang mukmin.

Namun, penting untuk diingat bahwa ancaman ini tidak berlaku bagi mereka yang memiliki alasan yang sah, seperti keterbatasan waktu, kendala finansial, atau hambatan lainnya. Ancaman ini lebih ditujukan kepada orang yang dengan sengaja dan aktif menolak untuk berhubungan, berinteraksi, atau menjaga silaturahmi dengan kerabatnya, bahkan enggan menjaga hubungan sedikit pun.

Penutup

Demikianlah informasi dari Hasiltani.id tentang Menyambung Silaturahmi.

Menyambung silaturahmi adalah salah satu amalan mulia yang tidak hanya memperkuat hubungan sosial, tetapi juga mendatangkan keberkahan dari Allah SWT. Dengan menjaga silaturahmi, kita tidak hanya mempererat hubungan dengan keluarga dan kerabat, tetapi juga memperoleh pahala dan keutamaan yang besar di sisi Allah. Sebaliknya, memutus tali silaturahmi mendatangkan konsekuensi berat baik di dunia maupun di akhirat. Oleh karena itu, mari kita senantiasa berusaha untuk menyambung silaturahmi, menjalin hubungan baik dengan sesama, serta memaafkan dan saling mendukung demi terciptanya kehidupan yang harmonis dan penuh berkah. Dengan demikian, kita dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan keselamatan di akhirat.

Terimakasih telah membaca artikel Menyambung Silaturahmi ini, semoga informasi mengenai Menyambung Silaturahmi ini bermanfaat untuk Sobat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *