Min Haitsu La Yahtasib Artinya

Min Haitsu La Yahtasib Artinya – Doa Minta Rezeki

Posted on

Hasiltani.id – Min Haitsu La Yahtasib Artinya – Doa Minta Rezeki. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali merasa khawatir tentang masa depan, terutama dalam hal rezeki dan keberkahan hidup. Salah satu konsep yang sangat menarik dalam Islam adalah Min Haitsu La Yahtasib, yang artinya “dari arah yang tidak disangka-sangka.”

Konsep ini merujuk pada keyakinan bahwa Allah SWT mampu memberikan rezeki dari sumber yang tidak pernah kita duga. Oleh karena itu, banyak umat Muslim yang berdoa dan memohon kepada Allah agar diberikan rezeki yang datang dari jalan yang tak terduga ini.

Doa meminta rezeki menjadi salah satu amalan penting yang diajarkan dalam Islam, karena rezeki bukan hanya tentang materi, tetapi juga mencakup segala aspek kehidupan seperti kesehatan, ketenangan hati, dan kebahagiaan.

Memahami makna dan pentingnya Min Haitsu La Yahtasib dapat membantu kita lebih berserah diri kepada Allah, sambil terus berusaha dengan sungguh-sungguh dalam setiap aspek kehidupan.

Mengenal Surah At-Talaq

Sebelum membahas Min Haitsu La Yahtasib Artinya, Hasiltani membahas surah At-Talaq terlebih dahulu.

Surah At-Talaq adalah surah ke-65 dalam Al-Qur’an, termasuk dalam kategori surah Madaniyah, dan terdiri dari 12 ayat. Surah ini dinamakan “At-Talaq” karena mayoritas ayat-ayatnya membahas tentang masalah perceraian (talak) dan hal-hal yang terkait dengan topik tersebut.

Keutamaan Ayat Seribu Dinar

Pada pembahasan Min Haitsu La Yahtasib Artinya, Hasiltani membahas keutamaan dari surah At-Talaq ayat 2 dan 3.

Berikut keutamaan dari membaca Ayat Seribu Dinar, yakni Surah At-Thalaq ayat 2 dan 3:

1. Dimudahkan Mencari Rezeki

Membaca Ayat Seribu Dinar setiap selesai sholat fardhu akan mempermudah seseorang untuk mendapatkan rezeki dari arah yang tak disangka-sangka. Allah SWT akan memberikan rezeki kepada umat-Nya yang bertakwa melalui jalan yang tidak terduga.

Mereka yang bertakwa akan merasakan hidup yang lebih mudah karena selalu bersyukur dan merasa cukup dengan apa yang mereka miliki.

2. Meningkatkan Ketakwaan kepada Allah SWT

Orang yang rajin membaca Ayat Seribu Dinar akan lebih mudah dalam meningkatkan ketakwaannya. Selain melancarkan rezeki, ayat ini juga membantu seseorang untuk lebih taat dalam menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

3. Dilancarkan Segala Urusan

Tak hanya rezeki, Allah SWT juga akan mempermudah segala urusan bagi mereka yang bertakwa. Dengan demikian, ketakwaan bukan hanya soal ibadah, tapi juga menjadi sarana untuk mendapatkan kemudahan dalam kehidupan sehari-hari.

Bacaan Surah At-Talaq ayat 3

Pada artikel Min Haitsu La Yahtasib Artinya, Hasiltani memberikan bacaan surah At-Talaq ayat 3 dalam arab, latin dan terjemahannya.

Berikut ini bacaan Surah At-Talaq ayat 3, yang mengandung kalimat “Min haitsu la yahtasib” dan sering dijadikan sebagai doa untuk memohon rezeki yang tak terduga:

 وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ ۗاِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا ٣

Baca Juga :  Manfaat Doa Badatu Bibismillahi - Mendapatkan Hidayah

Wa yarzuq-hu min ḥaiṡu lā yaḥtasib, wa may yatawakkal ‘alallāhi fa huwa ḥasbuh, innallāha bāligu amrih, qad ja’alallāhu likulli syai`ing qadrā (QS At-Talaq Ayat 3)

Artinya: “Dan Dia akan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang dikehendaki-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu.” (QS At-Talaq Ayat 3)

Tafsir Quran Surat At-Talaq Ayat 3 Kemenag RI:

Tafsir dari ayat ini menekankan bahwa Allah SWT akan memberi rezeki dari arah yang tidak terduga bagi orang yang bertawakal kepada-Nya. Ayat ini juga menegaskan bahwa siapa pun yang menyerahkan segala urusannya kepada Allah, maka Allah akan mencukupkan segala kebutuhan dan menuntaskan segala urusannya. Allah SWT memiliki kekuasaan mutlak untuk menentukan dan mengatur segala sesuatu dengan takaran yang tepat.

Ayat ini menjadi pengingat bahwa ketergantungan penuh kepada Allah adalah kunci untuk mendapatkan keberkahan dan kemudahan dalam hidup.

Bacaan Surat At-Talaq ayat 1–12 Latin dan artinya

Berikut adalah bacaan Surat At-Talaq ayat 1–12 beserta artinya:

Ayat 1

 يٰٓاَيُّهَا النَّبِيُّ اِذَا طَلَّقْتُمُ النِّسَاۤءَ فَطَلِّقُوْهُنَّ لِعِدَّتِهِنَّ وَاَحْصُوا الْعِدَّةَۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ رَبَّكُمْۚ لَا تُخْرِجُوْهُنَّ مِنْۢ بُيُوْتِهِنَّ وَلَا يَخْرُجْنَ اِلَّآ اَنْ يَّأْتِيْنَ بِفَاحِشَةٍ مُّبَيِّنَةٍۗ وَتِلْكَ حُدُوْدُ اللّٰهِ ۗوَمَنْ يَّتَعَدَّ حُدُوْدَ اللّٰهِ فَقَدْ ظَلَمَ نَفْسَهٗ ۗ لَا تَدْرِيْ لَعَلَّ اللّٰهَ يُحْدِثُ بَعْدَ ذٰلِكَ اَمْرًا

Yā ayyuhan-nabiyyu iżā ṭallaqtumun-nisāa fa ṭalliqụhunna li’iddatihinna wa aḥṣul-‘iddah, wattaqullāha rabbakum, lā tukhrijụhunna mim buyụtihinna wa lā yakhrujna illā ay yatīna bifāḥisyatim mubayyinah, wa tilka ḥudụdullāh, wa may yata’adda ḥudụdallāhi fa qad ẓalama nafsah, lā tadrī la’allallāha yuḥdiṡu ba’da żālika amrā

Artinya: “Wahai Nabi! Apabila kamu menceraikan istri-istrimu, maka hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat (menghadapi) iddahnya (yang wajar), dan hitunglah waktu iddah itu, serta bertakwalah kepada Allah Tuhanmu. Janganlah kamu keluarkan mereka dari rumahnya, dan janganlah (diizinkan) mereka keluar, kecuali jika mereka mengerjakan perbuatan keji yang jelas. Itulah hukum-hukum Allah, dan barangsiapa melanggar hukum-hukum Allah, maka sungguh, dia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. Kamu tidak mengetahui, barangkali setelah itu Allah mengadakan suatu ketentuan yang baru.”

Ayat 2

 فَاِذَا بَلَغْنَ اَجَلَهُنَّ فَاَمْسِكُوْهُنَّ بِمَعْرُوْفٍ اَوْ فَارِقُوْهُنَّ بِمَعْرُوْفٍ وَّاَشْهِدُوْا ذَوَيْ عَدْلٍ مِّنْكُمْ وَاَقِيْمُوا الشَّهَادَةَ لِلّٰهِ ۗذٰلِكُمْ يُوْعَظُ بِهٖ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ ۚ وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا ۙ

Fa iżā balagna ajalahunna fa amsikụhunna bima’rụfin au fāriqụhunna bima’rụfiw wa asy-hidụ żawai ‘adlim mingkum wa aqīmusy-syahādata lillāh, żālikum yụ’aẓu bihī mang kāna yu`minu billāhi wal-yaumil-ākhir, wa may yattaqillāha yaj’al lahụ makhrajā

Artinya: “Maka apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, maka rujuklah (kembali kepada) mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah pengajaran itu diberikan bagi orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya,”

Ayat 3

 وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ ۗاِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا

Wa yarzuq-hu min ḥaiṡu lā yaḥtasib, wa may yatawakkal ‘alallāhi fa huwa ḥasbuh, innallāha bāligu amrih, qad ja’alallāhu likulli syai`ing qadrā

Baca Juga :  Manfaat dan Cara Mengamalkan Hizib Barqi Doa Lumpuhkan Musuh

Artinya: “dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu.”

Ayat 4

 وَالّٰۤـِٔيْ يَىِٕسْنَ مِنَ الْمَحِيْضِ مِنْ نِّسَاۤىِٕكُمْ اِنِ ارْتَبْتُمْ فَعِدَّتُهُنَّ ثَلٰثَةُ اَشْهُرٍۙ وَّالّٰۤـِٔيْ لَمْ يَحِضْنَۗ وَاُولٰتُ الْاَحْمَالِ اَجَلُهُنَّ اَنْ يَّضَعْنَ حَمْلَهُنَّۗ وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مِنْ اَمْرِهٖ يُسْرًا

Wal-lāi yaisna minal-maḥīḍi min nisāikum in irtabtum fa ‘iddatuhunna ṡalāṡatu asy-huriw wal-lāi lam yahiḍn, wa ulātul-aḥmāli ajaluhunna ay yaḍa’na ḥamlahunn, wa may yattaqillāha yaj’al lahụ min amrihī yusrā

Artinya: “Perempuan-perempuan yang tidak haid lagi (menopause) di antara istri-istrimu jika kamu ragu-ragu (tentang masa iddahnya) maka iddahnya adalah tiga bulan; dan begitu (pula) perempuan-perempuan yang tidak haid. Sedangkan perempuan-perempuan yang hamil, waktu iddah mereka itu ialah sampai mereka melahirkan kandungannya. Dan barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia menjadikan kemudahan baginya dalam urusannya.”

Ayat 5

 ذٰلِكَ اَمْرُ اللّٰهِ اَنْزَلَهٗٓ اِلَيْكُمْۗ وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّاٰتِهٖ وَيُعْظِمْ لَهٗٓ اَجْرًا

Żālika amrullāhi anzalahū ilaikum, wa may yattaqillāha yukaffir ‘an-hu sayyi`ātihī wa yu’ẓim lahū ajrā

Artinya: “Itulah perintah Allah yang diturunkan-Nya kepada kamu; barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipatgandakan pahala baginya.”

Ayat 6

 اَسْكِنُوْهُنَّ مِنْ حَيْثُ سَكَنْتُمْ مِّنْ وُّجْدِكُمْ وَلَا تُضَاۤرُّوْهُنَّ لِتُضَيِّقُوْا عَلَيْهِنَّۗ وَاِنْ كُنَّ اُولٰتِ حَمْلٍ فَاَنْفِقُوْا عَلَيْهِنَّ حَتّٰى يَضَعْنَ حَمْلَهُنَّۚ فَاِنْ اَرْضَعْنَ لَكُمْ فَاٰتُوْهُنَّ اُجُوْرَهُنَّۗ وَأْتَمِرُوْا بَيْنَكُمْ بِمَعْرُوْفٍۚ وَاِنْ تَعَاسَرْتُمْ فَسَتُرْضِعُ لَهٗۤ اُخْرٰى

Askinụhunna min ḥaiṡu sakantum min wujdikum wa lā tuḍārrụhunna lituḍayyiqụ ‘alaihin, wa ing kunna ulāti ḥamlin fa anfiqụ ‘alaihinna ḥattā yaḍa’na ḥamlahun, fa in arḍa’na lakum fa atụhunna ujurahunna, wa`tamirụ bainakum bima’rụfiw, wa ing ta’āsartum fa saturḍi’u lahū uḵrā

Artinya: “Tempatkanlah mereka (para istri) di mana kamu tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan hati mereka. Jika mereka (istri-istri yang telah ditalak) sedang hamil, maka berikanlah nafkah kepada mereka sampai mereka melahirkan kandungannya. Kemudian jika mereka menyusui (anak-anak)mu untukmu, maka berikanlah upah mereka; dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan jika kamu mengalami kesulitan, maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya.”

Ayat 7

 لِيُنْفِقْ ذُوْ سَعَةٍ مِّنْ سَعَتِهٖۚ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهٗ فَلْيُنْفِقْ مِمَّاۤ اٰتٰىهُ اللّٰهُۗ لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا مَآ اٰتٰىهَاۗ سَيَجْعَلُ اللّٰهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُّسْرًا

Liyunfiq żụ sa’atin min sa’atih, wa mang qudira ‘alaihi rizquhụ falyunfiq mimmā atāhullāh, lā yukallifullāhu nafsan illā mā atāhā, sayaj’alullāhu ba’da ‘usrin yusrā

Artinya: “Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya; dan orang yang terbatas rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekadar) apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.”

Ayat 8

 وَكَأَيِّنْ مِّنْ قَرْيَةٍ عَتَتْ عَنْ اَمْرِ رَبِّهَا وَرُسُلِهٖ فَحَاسَبْنٰهَا حِسَابًا شَدِيْدًا وَّعَذَّبْنٰهَا عَذَابًا نُّكْرًا

Wa ka`ay-yim min qaryatin ‘atat ‘an amri rabbihā wa rusulih, fa ḥāsabnāhā ḥisābasy-syadīdaw wa ‘ażżabnāhā ‘ażābannukrā

Artinya: “Dan betapa banyak (penduduk) negeri yang mendurhakai perintah Tuhan dan rasul-rasul-Nya, lalu Kami menghisab mereka dengan hisab yang keras dan Kami mengazab mereka dengan azab yang mengerikan.”

Baca Juga :  Konsep Pengertian Ujian, Azab, dan Istidraj Menurut Islam

Ayat 9

 فَذَاقَتْ وَبَالَ اَمْرِهَا وَكَانَ عَاقِبَةُ اَمْرِهَا خُسْرًا

Fa żāqat wabāla amrihā wa kāna ‘āqibatu amrihā khusrā

Artinya: “Maka mereka merasakan akibat buruk dari perbuatannya, dan akibat perbuatan mereka adalah kerugian yang besar.”

Ayat 10

 اَعَدَّ اللّٰهُ لَهُمْ عَذَابًا شَدِيْدًا ۖ فَاتَّقُوا اللّٰهَ يٰۤاُولِي الْاَلْبَابِ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا ۚ قَدْ اَنْزَلَ اللّٰهُ اِلَيْكُمْ ذِكْرًا

A’addallāhu lahum ‘ażābasy-syadīdā, fattaqullāha yā ulil-albābillażīna āmanū, qad anzalallāhu ilaikum żikrā

Artinya: “Allah menyediakan untuk mereka azab yang keras; maka bertakwalah kepada Allah, hai orang-orang yang mempunyai akal, (yaitu) orang-orang yang beriman. Sesungguhnya Allah telah menurunkan peringatan kepadamu.”

Ayat 11

 رَسُوْلًا يَّتْلُوْا عَلَيْكُمْ اٰيٰتِ اللّٰهِ مُبَيِّنٰتٍ لِّيُخْرِجَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ مِنَ الظُّلُمٰتِ اِلَى النُّوْرِۗ وَمَنْ يُّؤْمِنْ بِاللّٰهِ وَيَعْمَلْ صَالِحًا يُّدْخِلْهُ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَآ اَبَدًا ۗ قَدْ اَحْسَنَ اللّٰهُ لَهٗ رِزْقًا

Rasụlal(y) yatlụ ‘alaikum āyātillāhi mubayyināti liyukhrijal-lażīna āmanụ wa ‘amiluṣ-ṣāliḥāti minaż-ẓulumāti ilan-nụr, wa may yu`min billāhi wa ya’mal ṣāliḥā(ṅ) yudkhilhụ jannātin tajrī min taḥtihal-anhāru khālidīna fīhā abada, qad aḥsanallāhu lahụ rizqā

Artinya: “(yaitu) seorang rasul yang membacakan ayat-ayat Allah yang menjelaskan (kepadamu), agar Dia mengeluarkan orang-orang yang beriman dan beramal saleh dari kegelapan kepada cahaya. Barangsiapa beriman kepada Allah dan mengerjakan amal saleh, niscaya Dia akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sungguh, Allah memberi rezeki yang baik kepadanya.”

Ayat 12

 اَللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَ سَبْعَ سَمٰوٰتٍ وَّمِنَ الْاَرْضِ مِثْلَهُنَّ ۖيَتَنَزَّلُ الْاَمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ وَّاَنَّ اللّٰهَ قَدْ اَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا

Allāhul-lażī khalaqa saba’ samāwātin wa minal-arḍi miṡlahunn, yatanażżalul-amru bainahunna lita’lamū annaallāha ‘alā kulli syaiing qadīr, wa annaallāha qad aḥāṭa bikulli syaiin ‘ilmā

Artinya: “Allah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu dan Allah, ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.”

Baca juga:

Penutup

Demikianlah informasi dari Hasiltani.id tentang Min Haitsu La Yahtasib Artinya.

Sebagai penutup, memahami konsep Min Haitsu La Yahtasib artinya “dari arah yang tidak disangka-sangka,” dapat memberikan ketenangan dan keyakinan bahwa Allah SWT senantiasa mengatur rezeki bagi hamba-Nya dengan cara yang paling baik. Melalui doa meminta rezeki, kita tidak hanya memohon kepada Allah untuk diberi kecukupan, tetapi juga menunjukkan ketergantungan dan kepercayaan penuh kepada-Nya.

Dengan senantiasa berdoa dan berusaha, kita membuka pintu-pintu rezeki yang mungkin tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. Percayalah, rezeki akan datang dari arah yang tak terduga, asalkan kita tetap bertawakal dan yakin bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik bagi setiap hamba-Nya. Tetaplah berdoa, berusaha, dan berserah diri kepada-Nya, karena Allah adalah sebaik-baiknya pemberi rezeki.

Terimakasih telah membaca artikel Min Haitsu La Yahtasib Artinya ini, semoga informasi mengenai Min Haitsu La Yahtasib Artinya ini bermanfaat untuk Sobat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *