Hasiltani.id – Nasi Grombyang dan Nasi Megono – Sejarah dan Resep. Nasi Grombyang dan Nasi Megono adalah dua kuliner tradisional yang menjadi ikon khas dari daerah Pemalang dan Pekalongan. Kedua hidangan ini tidak hanya menawarkan cita rasa yang unik dan lezat, tetapi juga memiliki sejarah dan budaya yang mendalam. Nasi Grombyang, dengan kuahnya yang melimpah, menggambarkan kekayaan rasa dari Pemalang, sementara Nasi Megono, yang berasal dari tradisi sesajen, kini menjadi hidangan yang akrab di meja makan masyarakat Pekalongan. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi lebih jauh keistimewaan dan sejarah di balik Nasi Grombyang dan Nasi Megono, serta bagaimana kedua hidangan ini terus dilestarikan sebagai warisan kuliner Indonesia.
Mengenal Nasi Grombyang
Pada pembahasan Nasi Grombyang dan Nasi Megono, Hasiltani akan menjelaskan mengenai nasi grombyang terlebih dahulu.
Nasi grombyang adalah kuliner khas dari Pemalang. Nama “grombyang” berasal dari bahasa Pemalang yang menggambarkan sesuatu yang mengapung di permukaan atau bergoyang-goyang. Dalam penyajiannya, kuah disajikan dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan nasi, sehingga nasi tampak mengapung dan bergoyang di antara kuah. Hidangan ini memiliki nama yang khas dan unik, yang tidak akan kamu temukan di kota-kota lain, menjadikannya sangat ikonik bagi Pemalang. Bahan utama kuliner khas Pemalang ini terdiri dari nasi putih, daging sapi atau kerbau, serta bumbu rempah-rempah yang kaya rasa.
Sejarah Nasi Grombyang
Nasi grombyang, kuliner khas Pemalang, konon sudah ada sejak tahun 1960. Pada masa itu, penjual nasi grombyang menjajakan dagangannya dengan berkeliling. Dulu, satu porsi nasi grombyang dibanderol hanya Rp15 atau 15 perak. Namun, seiring berjalannya waktu, harganya kini mencapai Rp16.000 per porsi.
Proses pembuatan nasi grombyang lebih rumit dibandingkan olahan berbasis kaldu daging seperti soto. Mulai dari memasak dan mengiris daging, menambahkan kaldu yang berbahan dasar kluwak, serundeng, dan lemak daging. Kuah nasi grombyang ini juga memiliki cita rasa khas berkat campuran rempah seperti lengkuas, jahe, kunyit, daun salam, dan kemiri. Sebelum disajikan, kuahnya ditaburi dengan irisan daun bawang dan bawang merah.
Pada awalnya, nasi grombyang banyak disajikan dengan menggunakan daging kerbau. Namun, karena daging kerbau kini semakin sulit ditemukan, banyak penjual yang beralih menggunakan daging sapi. Waktu yang dibutuhkan untuk membuat nasi grombyang juga tidak singkat, memakan waktu sekitar dua hingga tiga jam.
Resep Nasi Grombyang yang Enak
Pada artikel Nasi Grombyang dan Nasi Megono, berikut adalah membuat nasi grombyang yang enak dan mudah:
Bahan-bahan:
Bahan Utama:
- 500 gr daging sapi sandung lamur
- 3 liter air
- 250 gr kelapa parut, sangrai
Bumbu Halus:
- 7 siung bawang putih
- 15 butir bawang merah
- 4 butir kemiri
- 2 sdm tauco
- 1/2 butir pala
- 3 ruas jari jahe
- 3 ruas jari kunyit
- 4 buah kluwek
Bumbu Aromatik:
- 60 gr lengkuas, parut
- 2 lembar daun salam
- 2 batang sereh
- 2 lembar daun jeruk
Bumbu Cemplung:
- 30 gr gula merah
- 2 sdt gula pasir
- 2 sdt kaldu bubuk
- 2 sdt garam
Pelengkap:
- Daun bawang, iris halus
- Bawang goreng
- Cabe rawit hijau rebus
- Nasi putih
Cara Membuat:
- Siapkan semua bumbu dan bahan. Sangrai kelapa hingga kering kecoklatan.
- Rebus daging sapi dalam air hingga empuk, lalu potong-potong daging sesuai selera.
- Haluskan bumbu halus, lalu tambahkan tauco dan kluwek. Blender kembali hingga halus.
- Parut lengkuas. Tumis bumbu halus bersama daun salam, sereh, daun jeruk, dan lengkuas parut hingga harum dan matang.
- Masukkan bumbu yang sudah ditumis ke dalam rebusan daging. Tambahkan garam, gula merah, gula pasir, kaldu bubuk, dan serundeng. Koreksi rasa, cenderung gurih manis. Masak hingga bumbu meresap.
- Siapkan daun bawang yang sudah diiris halus dan cabe rawit hijau yang sudah direbus. Sajikan nasi putih di mangkuk saji.
- Siram dengan kuah grombyang, lalu taburi dengan daun bawang, bawang goreng, dan cabe rawit hijau sesuai selera.
- Penyajian dengan lontong: Lumatkan cabe rawit, tambahkan lontong, kemudian siram dengan kuah grombyang. Sajikan selagi hangat dengan taburan daun bawang dan bawang goreng.
- Penyajian dengan nasi: Sama seperti di atas, cabe rawit digerus dalam mangkuk, tambahkan nasi, dan siram dengan kuah grombyang. Beri taburan daun bawang serta bawang goreng.
Sajikan segera untuk menikmati kelezatan nasi grombyang yang kaya rasa.
Nasi Megono
Pada pembahasan Nasi Grombyang dan Nasi Megono, Hasiltani membahas nasi megono.
Nasi megono, atau dikenal juga sebagai sega megana, adalah makanan tradisional yang mudah ditemukan di warung-warung sekitar Pekalongan, Kabupaten Batang, hingga Kabupaten Pemalang. Hidangan ini terdiri dari nasi putih yang di atasnya ditaburi campuran cacahan nangka muda dan kelapa parut berbumbu. Biasanya, nasi megono disajikan bersama mendoan, yaitu tempe goreng tepung yang dimasak setengah matang.
Pada awal kemunculannya, nasi megono sering dinikmati bersama tauto, sejenis soto dengan tauco khas Pekalongan. Namun, seiring waktu, nasi megono berkembang dan bisa disajikan dengan berbagai lauk-pauk sesuai selera, seperti telur balado, tempe orek, sayur lodeh, sambal goreng daging, ikan pindang, garang asem, hingga ikan asin.
Seperti nasi kuning atau nasi uduk, nasi megono juga menjadi pilihan populer untuk menu sarapan. Hidangan ini sering disajikan dalam acara-acara seperti arisan, pertemuan keluarga, hingga acara spesial lainnya.
Untuk membuat nasi megono, diperlukan berbagai bahan dan bumbu, antara lain nangka muda, kelapa parut setengah tua, bawang merah, bawang putih, ketumbar, kemiri, terasi, kencur, cabai merah, serai, bunga kecombrang, daun melinjo, daun salam, laos, dan daun jeruk.
Sejarah Nasi Megono
Nasi megono memiliki sejarah yang kaya, berawal dari tradisi pemberian sesajen yang dipersembahkan kepada Dewi Sri. Tradisi ini merupakan bagian dari budaya Kraton Yogyakarta pada zaman Mataram Kuno. Saat itu, nasi megono dipersembahkan kepada Dewi Sri sebagai ungkapan syukur atas hasil panen yang melimpah dan sebagai doa agar rakyat hidup makmur. Sesajen ini diberikan dalam Upacara Bekakak yang diadakan di wilayah kekuasaan Mataram Kuno, termasuk Pekalongan.
Dalam Upacara Bekakak, nasi megono dipersembahkan bersama sesajen lainnya, berbentuk seperti nasi tumpeng. Di sekitar tumpeng nasi megono, terdapat hidangan pendamping seperti gudangan, gori atau nangka muda, dan urapan cecek. Urapan cecek sendiri adalah olahan nangka yang dicacah dan dibumbui dengan parutan kelapa serta rempah-rempah.
Ketika Islam masuk ke Pekalongan, fungsi nasi megono bergeser dari sesajen menjadi hidangan yang disajikan dalam acara-acara keagamaan seperti tahmid dan tahlil yang diadakan di masjid setempat.
Jika berkunjung ke Pekalongan, nasi megono mudah ditemukan karena banyak warung yang menjualnya. Hidangan ini disajikan dengan urapan khas nangka muda yang dicacah dan dimasak dengan parutan kelapa. Untuk menikmati nasi megono, disarankan menyantapnya bersama mendoan, tempe kemul, atau lauk lainnya seperti cumi, baceman, ikan pe, dan kikil. Hingga kini, nasi megono terus dilestarikan dan menjadi salah satu kuliner khas Pekalongan yang tetap populer.
Resep Nasi Megono
Berikut adalah cara membuat nasi megono:
Bahan-bahan:
- Nasi putih – 8 porsi
- Nangka muda, cacah halus – 100 gram
- Kelapa parut – 100 gram
- Petai, cacah – 1 papan
- Bunga kecombrang, iris tipis – 1/8 buah
- Daun melinjo muda, iris tipis – 5 lembar
- Lengkuas – 3 ruas jari
- Daun salam – 1 lembar
- Daun jeruk – 2 lembar
- Cabai merah, iris tipis – 2 buah
Bumbu Halus:
- Bawang putih – 2 siung
- Bawang merah – 4 buah
- Kencur – 3 ruas jari
- Kemiri – 2 butir
- Cabai rawit – 3 buah
- Ketumbar – 1/2 sdt
- Terasi bakar – 1/2 sdt
- Garam – 1 sdt
- Gula merah – 1 sdt
Langkah-langkah:
- Siapkan panci kukusan atau dandang.
- Tata bahan-bahan dalam panci: Daun salam, daun jeruk, dan lengkuas di bagian bawah. Kemudian tambahkan cacahan nangka, daun melinjo, kecombrang, petai, cabai merah, dan parutan kelapa. Taruh bumbu halus di bagian atas. Kukus selama 30 menit. Setelah matang, matikan api.
- Campur rata semua hasil kukusan dan koreksi rasa sesuai selera.
- Sajikan nasi putih di piring, lalu beri campuran megono di atasnya.
- Nasi megono siap disajikan dengan aneka lauk lainnya.
Tips: Gunakan kelapa parut yang berusia sedang, tidak terlalu tua maupun terlalu muda, untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Penutup
Demikianlah informasi dari Hasiltani.id tentang Nasi Grombyang dan Nasi Megono.
Nasi Grombyang dan Nasi Megono bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga cerminan dari kekayaan budaya dan sejarah yang diwariskan dari generasi ke generasi. Kedua kuliner ini memperlihatkan betapa kayanya tradisi kuliner Indonesia, khususnya di wilayah Pemalang dan Pekalongan.
Dengan mempertahankan resep-resep tradisional dan terus menghidangkannya dalam berbagai acara, masyarakat setempat berperan penting dalam melestarikan warisan kuliner ini. Nasi Grombyang dan Nasi Megono akan selalu menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas budaya daerah, sekaligus menjadi daya tarik bagi siapa saja yang ingin merasakan kelezatan dan keunikan cita rasa Nusantara.
Terimakasih telah membaca artikel Nasi Grombyang dan Nasi Megono ini, semoga informasi mengenai Nasi Grombyang dan Nasi Megono ini bermanfaat untuk Sobat.