Hasiltani.id – Panduan Komprehensif – Pengertian Idhofah (الإِضَافَةُ) dan Contohnya. Dalam konteks tata bahasa Arab, idhofah adalah suatu konsep yang memiliki peran penting dalam membentuk struktur kalimat.
Penggunaan idhofah tidak hanya memengaruhi sintaksis, tetapi juga memberikan makna yang mendalam dalam kalimat Arab.
Dalam artikel ini, kita akan membahas secara rinci tentang pengertian idhofah beserta syarat-syarat dan contoh-contohnya.
Pemahaman yang mendalam mengenai idhofah akan membantu pembelajar bahasa Arab memperkuat kemampuan mereka dalam membentuk kalimat yang sesuai dengan aturan tata bahasa yang berlaku.
Mari kita eksplorasi lebih lanjut mengenai konsep idhofah untuk memperkaya pemahaman kita dalam bahasa Arab.
Pengertian Idhofah
Idhofah adalah suatu konstruksi gramatikal yang bertujuan untuk mengaitkan dua lafaz, di mana lafaz kedua dibaca jar (dengan harakat) karena lafaz pertama.
Oleh karena itu, susunan idhofah harus terdiri dari dua kalimat isim, di mana kalimat isim pertama disebut mudhof dan isim kedua disebut mudhof ilaih. Sebagai contoh: كِتَابُ زَيْدٍ.
Dalam susunan idhofah tersebut, terdapat dua lafaz yang diikat (qayyid) menjadi satu, yaitu lafaz كِتَابٌ dan lafaz زَيْدٌ. Sebelum terjadi ikatan, kedua lafaz tersebut memiliki arti tersendiri.
Namun, setelah terjadi ikatan, atau yang dinamakan susunan idhofah, lafaz زَيْدٍ harus dibaca jar karena mudhof ilaih dijar oleh isim mudhof, yaitu lafaz كِتَابُ.
Idhofah dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
- Idhofah Lafdziyyah atau Idhofah Ghairu Mahdhoh
- Idhofah Ma’nawiyyah atau Idhofah Mahdhoh
Apa itu Idhofah Mahdhoh?
Idhofah Mahdhoh adalah jenis idhofah yang memiliki faidah ta’rif dan takhsis, di mana mudhofnya tidak berupa isim sifat, dan mudhof ilaihnya bukan ma’mulnya isim sifat tersebut.
Ia dinamakan idhofah ma’nawiyah (mahdhoh) karena faidahnya kembali, artinya bersamaan dengan maknanya dalam konteks kalam.
Apa itu Idhofah Ghairu Mahdhoh?
Idhofah Ghairu Mahdhoh adalah jenis idhofahnya isim sifat yang memiliki zaman hal atau mustaqbal. Ia dinamakan idhofah lafdziyah (ghairu mahdhoh) karena faidahnya bersamaan dengan lafadz, yaitu menghabiskan bacaan.
Dengan kata lain, Idhofah Mahdhoh memiliki faidah yang kembali pada maknanya dalam konteks kalam, sementara Idhofah Ghairu Mahdhoh melibatkan isim sifat yang berkaitan dengan waktu, dan faidahnya bersamaan dengan lafadz untuk mengakhiri bacaan.
Susunan Idhofah
Susunan idhofah harus terdiri dari dua lafadz (isim), di mana isim yang pertama disebut mudhof, dan isim kedua disebut mudhof ilaih.
Apabila terdapat lafadz yang memiliki nun yang bersanding dengan tanda-tanda i’rob, seperti isim tatsniyah, jamak mudzakar salim, atau kalimat yang mempunyai tanwin ketika mudhof, maka nun atau tanwin tersebut harus dihilangkan.
Sebagai contoh, نَاصِرَا بكْرٍ pada asalnya adalah نَاصِرَانِ بكْرٍ, kemudian نَاصِرُوْ بكْرٍ pada asalnya adalah نَاصِرُوْنَ بكْرٍ, dan قَلَمُ بكْرٍ pada asalnya adalah قَلَمٌ بكْرٍ. Namun, jika nun tersebut tidak bersanding dengan tanda i’rob, seperti pada lafadz بَسَطِيْنَ, سَلاَطِِيْنَ, maka tidak wajib dibuang.
Syarat Idhofah
Setelah memahami susunan idhofah, Anda telah mendapatkan gambaran tentang beberapa syarat idhofah. Adapun syarat-syarat idhofah antara lain:
- Mudhof tidak boleh memakai tanwin. Contoh: كتابُ زيد, sehingga tidak boleh diucapkan كتابٌ زيدٍ.
- Mudhof tidak boleh berupa nun tatsniyah atau nun jamak. Contoh yang tidak diperbolehkan: كتابا زيد, كتابو زيد. Sehingga tidak boleh: كتابان زيد, كتابون زيد.
- Mudhof ilaih harus dibaca jar. Contoh: كتاب زيدٍ, walaupun mudhofnya berupa rofa, nashob, atau jar.
- Mudhof tidak boleh kemasukan “al”, kecuali memenuhi dua syarat:
-
- Isim mudhof berupa isim sifat.
- Mudhof ilaih berupa isim yang kemasukan “al”.
Contoh yang diizinkan:
-
- الضاربُ رأسِ الجاني (isim sifat dengan zaman hal atau mustaqbal)
- الجعد الشعر (isim sifat)
- هذان الضاربا عمرى, أولئك الضاربو بكر (isim tatsniyah atau jamak)
Contoh Idhofah
Setelah memahami pengertian, syarat, dan susunan idhofah, kali ini Hasiltani akan memberikan 10 contoh kalimat idhofah, di antaranya:
- أركان الإسلامخمسة
- أركان الإيمانستّة
- أركان الصلاة سبعة عشر
- فروض الوضوء ستّة
- موجبات الغسل إثنان
- نواقض الوضوء أربعة أشياء
- أسباب التيمم ثلاثة
- شروط التيمم عشرة
- فروض التيممخمسة
- شروط الصلاة ثمانية
Berikut adalah 5 contoh idhofah dalam Al-Quran:
وَلَوْ أَنَّهُمْ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَمَثُوبَةٌ مِّنْ عِندِ اللَّهِ خَيْرٌ ۗ لَّوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ
(Al-Baqarah 2:103)
Artinya:
“Seandainya mereka benar-benar beriman dan bertakwa, pahala dari Allah pasti lebih baik, seandainya mereka mengetahuinya.” Lafadz “عِندِ اللَّهِ” adalah contoh idhofah dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 103.
مَا يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَلَا الْمُشْرِكِينَ أَن يُنَزَّلَ عَلَيْكُم مِّنْ خَيْرٍ مِّن رَّبِّكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَخْتَصُّ بِرَحْمَتِهِ مَن يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ (Al-Baqarah 2:105)
Artinya:
“Orang-orang kafir dari golongan Ahlulkitab dan orang-orang musyrik tidak menginginkan diturunkannya kepadamu suatu kebaikan dari Tuhanmu. Akan tetapi, secara khusus Allah memberikan rahmat-Nya kepada orang yang Dia kehendaki. Allah pemilik karunia yang besar.” Lafadz “أَهْلِ الْكِتَابِ” adalah contoh idhofah dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 105.
“أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۗ وَمَا لَكُم مِّن دُونِ اللَّهِ مِن وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ” (Al-Baqarah 2:107)
Artinya:
“Apakah engkau tidak mengetahui bahwa Allah memiliki kerajaan langit dan bumi? Tidak ada bagimu pelindung dan penolong selain Allah.” Lafadz “مُلْكُ السَّمَاوَاتِ” adalah contoh idhofah dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 107.
“أَمْ تُرِيدُونَ أَن تَسْأَلُوا رَسُولَكُمْ كَمَا سُئِلَ مُوسَىٰ مِن قَبْلُ ۗ وَمَن يَتَبَدَّلِ الْكُفْرَ بِالْإِيمَانِ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاءَ السَّبِيلِ” (Al-Baqarah 2:108)
Artinya:
“Ataukah kamu menghendaki untuk meminta Rasulmu (Nabi Muhammad) seperti halnya Musa (pernah) diminta (Bani Israil) dahulu? Siapa yang mengganti iman dengan kekufuran, sungguh, dia telah tersesat dari jalan yang lurus.” Lafadz “سَوَاءَ السَّبِيلِ” adalah contoh idhofah dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 108.
“وَقَالَتِ الْيَهُودُ لَيْسَتِ النَّصَارَىٰ عَلَىٰ شَيْءٍۖ وَقَالَتِ النَّصَارَىٰ لَيْسَتِ الْيَهُودُ عَلَىٰ شَيْءٍۖ وَهُمْ يَتْلُونَ الْكِتَابَۗ كَذَٰلِكَ قَالَ الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ مِثْلَ قَوْلِهِمْۗ فَاللَّهُ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ” (Al-Baqarah 2:113)
Artinya:
“Orang Yahudi berkata, ‘Orang Nasrani itu tidak menganut sesuatu (agama yang benar)’ dan orang-orang Nasrani (juga) berkata, ‘Orang-orang Yahudi tidak menganut sesuatu (agama yang benar), ‘ padahal mereka membaca Kitab. Demikian pula orang-orang yang tidak berilmu (musyrik Arab) berkata seperti ucapan mereka itu. Allah akan memberi putusan di antara mereka pada hari Kiamat tentang apa (agama) yang mereka perselisihkan.” Lafadz “مِثْلَ قَوْلِهِمْ” adalah contoh idhofah dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 113.
Baca juga:
- Mengenal Lebih Jauh Melalui Contoh Kalimat Idhofah dalam Al-Qur’an
- Contoh Idhofah dalam Al-Quran Surat Al-Fatihah
Penutup
Demikianlah informasi dari Hasiltani.id tentang Pengertian Idhofah.
Dalam mengakhiri pembahasan mengenai pengertian idhofah, dapat disimpulkan bahwa konsep ini memiliki peranan vital dalam memahami struktur kalimat bahasa Arab.
Pemahaman yang mendalam terhadap idhofah membantu pembelajar bahasa Arab untuk melihat bagaimana dua lafadz dapat terhubung dan memberikan makna yang kaya.
Dengan mengetahui syarat-syarat dan contoh-contoh idhofah, diharapkan pembaca dapat mengaplikasikan konsep ini secara tepat dalam pembentukan kalimat Arab.
Pemahaman yang baik terhadap idhofah tidak hanya memberikan kejelasan dalam tata bahasa, tetapi juga meningkatkan kemampuan pembaca dalam memahami teks-teks Arab yang lebih kompleks.
Semoga artikel ini memberikan kontribusi positif bagi pembelajar bahasa Arab dalam mengasah keterampilan tata bahasa mereka.
Terimakasih telah membaca artikel Pengertian Idhofah ini, semoga informasi mengenai Pengertian Idhofah ini bermanfaat untuk Sobat.