Hasiltani.id – Pengertian Suhuf dan Hikmahnya Secara Lengkap.Pengertian suhuf merujuk pada lembaran-lembaran wahyu Allah SWT yang diberikan kepada para Nabi dan Rasul sebagai petunjuk hidup.
Dalam konteks ini, suhuf menjadi bagian penting dari warisan ilahi yang memberikan panduan moral dan spiritual kepada umat manusia.
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi makna mendalam di balik Pengertian Suhuf, merinci peran dan signifikansinya dalam ajaran agama.
Mari kita bersama-sama membongkar misteri lembaran wahyu ini dan memahami kebijaksanaan yang terkandung di dalamnya.
Pengertian Suhuf
Suhuf, dalam interpretasi singkatnya, merujuk pada lembaran. Kata “suhuf” sebenarnya merupakan bentuk jamak dari “shahifah,” yang artinya lembaran yang dapat digunakan sebagai media untuk menulis.
Terkait dengan asal kata tersebut, orang Arab kadang-kadang menyebut koran sebagai “shahifah” karena koran memiliki bentuk lembaran.
Ibnu Jarir at Thabari juga pernah menyebutkan hal serupa, bahwa “suhuf” merupakan bentuk jamak dari “shahifah,” dan yang dimaksud dengan “suhuf” di sini adalah kitab-kitab yang diterima oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Musa.
Berdasarkan penjelasan di atas, kita dapat memahami bahwa “suhuf” memiliki pengertian sebagai wahyu dari Allah SWT yang diberikan kepada Nabi dan Rasul, namun dengan bentuk berupa lembaran-lembaran yang terpisah.
Selain itu, arti lain dari “suhuf” adalah wahyu dari Allah yang diberikan kepada Nabi dan Rasul, yang berisi dzikir, pujian, nasehat, dan tidak diwajibkan untuk diajarkan kepada manusia.
Persamaan dan Perbedaan Suhuf dengan Kitab
Setelah membahas mengenia Pengertian Suhuf, berikut adalah persamaan dan perbedaan Suhuf dengan Kitab:
Persamaan Suhuf dengan Kitab
Mengacu pada buku “Rukun Iman” karya Hudarrohman, terdapat persamaan antara suhuf dan kitab, di antaranya:
- Mengajarkan tentang Keesaan Allah SWT: Keduanya memiliki kesamaan dalam mengajarkan konsep keesaan Allah SWT. Isi dari suhuf dan kitab turunan ini memberikan pengajaran mengenai keesaan Tuhan.
- Wahyu untuk Nabi dan Rasul: Suhuf dan kitab keduanya merupakan wahyu yang Allah turunkan kepada para nabi dan rasul sebagai panduan hidup. Melalui suhuf dan kitab ini, Allah memberikan petunjuk dan ajaran kepada utusan-Nya untuk disampaikan kepada umat manusia.
Perbedaan Suhuf dengan Kitab
Kitab adalah wahyu Allah yang diberikan kepada Rasul dengan tujuan untuk diajarkan kepada manusia sebagai petunjuk dan pedoman hidup.
Di sisi lain, suhuf juga merupakan wahyu Allah yang diberikan kepada Rasul, namun tidak diwajibkan untuk diajarkan kepada manusia.
Terdapat perbedaan kualitatif antara kitab dan suhuf. Isi dari kitab dianggap lebih sempurna dan lengkap dibandingkan dengan suhuf.
Selain itu, bentuk fisik kitab sudah dibukukan, sementara suhuf hanya berupa lembaran-lembaran terpisah.
Umumnya, kitab memiliki masa berlaku yang lebih lama jika dibandingkan dengan suhuf, menunjukkan kestabilan ajaran yang terkandung di dalamnya.
Ada pandangan yang menyebutkan bahwa kitab adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi dan Rasul, terdiri dari empat kitab yaitu Al-Qur’an, Injil, Zabur, dan Taurat. Kontennya mencakup aspek ibadah, aqidah, syariah, serta muamalah.
Sementara itu, suhuf merupakan lembaran wahyu Allah yang diturunkan pada Nabi dan Rasul. Isinya terdiri dari nasihat, zikir, dan pujian. Isi yang berbeda ini menjadi pembeda utama antara kitab dan suhuf.
Nabi dan Rasul yang Menerima Suhuf
Dalam pembahasan mengenia Pengertian Suhuf, Secara rinci, beberapa nabi dan rasul yang menerima suhuf adalah sebagai berikut:
1. Nabi Adam AS:
Nabi Adam AS, sebagai manusia pertama di muka bumi, diberikan status sebagai pemimpin oleh Allah SWT.
Beliau memperoleh pemahaman unik mengenai alam semesta yang tidak diberikan kepada makhluk lain. Allah memberikan kepadanya 10 suhuf sebagai wahyu.
2. Nabi Musa AS:
Sebagai putra Nabi Ya’kub bin Ishak, Nabi Musa AS menerima kitab Taurat. Selain itu, beliau juga menerima 10 suhuf dan mendapatkan gelar Ulul Azmi.
Allah memberikan mukjizat, seperti tongkat yang berubah menjadi ular di hadapan Raja Fir’aun.
Mukjizat lainnya adalah kemampuan tongkatnya membelah lautan, menyelamatkan beliau dan kaum beriman dari kejaran Raja Fir’aun.
3. Nabi Ibrahim AS:
Nabi Ibrahim AS, juga termasuk dalam golongan nabi Ulul Azmi seperti Nabi Musa AS. Beliau menerima 30 suhuf, meskipun ada pandangan yang menyebut hanya 10 suhuf.
Dilahirkan di tengah masyarakat kafir dan musyrik, ayahnya sendiri adalah seorang pembuat patung berhala yang terkenal. Meskipun demikian, Nabi Ibrahim tetap teguh dalam keyakinan monotheismenya.
4. Nabi Idris AS:
Nabi Idris AS, keturunan pertama setelah Nabi Adam AS dan Nabi Syits AS, dianugerahi kenabian. Beliau menerima 30 suhuf, dan konon nama aslinya adalah Akhnukh (Ukhunukh).
Gelar “Idris” diberikan karena kecintaannya pada ilmu agama dan kesholehannya yang membuatnya terkenal.
5. Nabi Syits AS:
Nabi Syits AS, putra Nabi Adam AS yang sholeh, menerima 50 suhuf, meskipun ada pendapat yang menyebutkan 60 suhuf.
Nama “Syits” yang artinya hadiah, mencerminkan keberkahan dan keutamaan beliau. Selain ke sholehan, Nabi Syits AS juga memiliki hubungan yang erat dengan Nabi Adam AS.
Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai jumlah total suhuf yang diterima oleh nabi-nabi tersebut.
Sebagian berpendapat bahwa jumlahnya mencapai 100 suhuf, namun ada perbedaan apakah Nabi Musa dimasukkan dalam hitungan ini karena beliau sudah menerima kitab Taurat.
Di sisi lain, ada pendapat yang menyatakan total suhuf mencapai 100, dengan mengesampingkan Nabi Adam dan Nabi Musa. Dalam pandangan ini, Nabi Ibrahim dikatakan menerima 20 suhuf.
Selain itu, ada juga pandangan lain yang menyebutkan bahwa Nabi Adam dan Nabi Ibrahim masing-masing menerima 5 suhuf.
Perbedaan pendapat ini menunjukkan kompleksitas dalam menentukan jumlah dan distribusi suhuf di antara para nabi dan rasul, dan menjadi bahan perdebatan di kalangan ulama.
Hikmah Beriman kepada Kitab-kitab Allah SWT
Dalam Pengertian Suhuf, Hasiltani juga membahas hikmah beriman kepada kitab-kitab Allah SWT:
1. Meningkatkan Keimanan dan Ketakwaan:
Beriman kepada kitab-kitab Allah SWT dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan seseorang kepada Allah SWT, mengakui bahwa kitab suci merupakan pedoman hidup yang diberikan oleh-Nya kepada hamba-Nya.
2. Mengamalkan Isi Kandungan:
Beriman kepada kitab-kitab Allah SWT mendorong seseorang untuk mengamalkan isi kandungannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan mempraktikkan ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya, seseorang dapat mencapai kehidupan yang lebih bermakna.
3. Keyakinan pada Risalah Para Nabi dan Rasul:
Beriman kepada kitab-kitab Allah SWT berarti meyakini bahwa para nabi dan rasul telah menyampaikan risalah yang berasal dari Allah SWT.
Ini memperkuat keyakinan terhadap ajaran-ajaran ilahi yang terkandung dalam kitab-kitab tersebut.
4. Menjalankan Perintah dan Menjauhi Larangan:
Beriman kepada kitab-kitab Allah SWT mendorong seseorang untuk senantiasa menjalankan segala perintah dan menjauhi larangan-Nya.
Hal ini merupakan wujud dari ketaatan dan kepatuhan terhadap ajaran Allah SWT.
5. Ketertiban Hidup:
Dengan adanya hukum yang bersumber dari kitab suci, kehidupan seseorang menjadi lebih tertata.
Ajaran-ajaran yang terkandung dalam kitab-kitab Allah memberikan landasan moral dan etika yang membentuk masyarakat yang beradab dan teratur.
Penutup
Demikianlah informasi dari Hasiltani.id tentang Pengertian Suhuf.
Dengan menguraikan pengertian suhuf, kita telah menjelajahi lembaran-lembaran wahyu Allah SWT yang menjadi cahaya pencerahan bagi umat manusia.
Suhuf bukan sekadar lembaran-lembaran terpisah, melainkan petunjuk hidup yang diberikan-Nya kepada para Nabi dan Rasul.
Dalam setiap lembarannya terdapat hikmah, nasihat, dan petunjuk yang menjadi panduan untuk menjalani kehidupan dengan penuh makna dan kebenaran.
Semoga pemahaman kita tentang suhuf ini membawa kita pada kebijaksanaan dan peningkatan spiritual dalam perjalanan hidup ini.
Terimakasih telah membaca artikel Pengertian Suhuf ini, semoga informasi mengenai Pengertian Suhuf ini bermanfaat untuk Sobat.