Hasiltani.id – Shalat Sunnah Istiadzah dan Cara Melaksanakannya. Dalam praktik ibadah sehari-hari umat Islam, Shalat Sunnah Istiadzah memiliki peran yang penting dalam memperkuat ikatan spiritual dengan Allah SWT.
Shalat sunnah ini tidak hanya menjadi bentuk pengabdian dan permohonan perlindungan kepada Tuhan, tetapi juga menjadi sarana untuk meminta pertolongan-Nya dari segala bentuk keburukan yang mungkin mengintai di waktu siang dan malam.
Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang Shalat Sunnah Istiadzah, merinci tata cara pelaksanaannya, keutamaan, dan nilai-nilai spiritual yang terkandung di dalamnya.
Mari kita eksplorasi lebih lanjut tentang keistimewaan shalat sunnah ini sebagai bagian penting dalam meningkatkan kualitas ibadah seorang Muslim.
Shalat Sunnah
Sebelum membahas mengenai Shalat Sunnah Istiadzah, Hasiltani akan memberikan penjelasan mengenai Shalat Sunnah terlebih dahulu.
Salat sunah adalah bentuk ibadah yang memberikan pahala apabila dilaksanakan, namun jika tidak dilakukan, tidak ada konsekuensi.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa mereka yang melaksanakan salat sunah akan memperoleh tambahan pahala, sedangkan yang tidak melaksanakannya dianggap kurang beruntung karena tidak mendapatkan tambahan anugerah dari Allah SWT.
Di sini, kita dapat merasakan sejauh mana kasih sayang Allah SWT terhadap manusia. Terdapat beragam amalan sunah yang dapat dijalankan untuk memperoleh penghargaan dari Allah SWT.
Salat sunah memiliki variasi, ada yang dilakukan secara mandiri dan ada pula yang dilaksanakan bersamaan dengan salat fardu.
Pelaksanaan salat sunah dapat berlangsung baik secara berjamaah maupun individu. Dalam aspek penganjurannya, Shalat Sunnah dibagi menjadi dua kategori, yaitu Shalat Sunnah Muakkad dan Shalat Sunnah Ghairu Muakkad.
Shalat Sunnah Muakkad merupakan jenis salat sunah yang sangat ditekankan dan sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW untuk dijalankan.
Sementara itu, Shalat Sunnah Ghairu Muakkad adalah jenis salat sunah yang juga dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW, namun dengan tingkat penekanan yang lebih rendah.
Dengan demikian, Shalat Sunnah Muakkad memiliki penganjuran yang lebih kuat dibandingkan dengan Shalat Sunnah Ghairu Muakkad.
Oleh karena itu, mayoritas orang cenderung lebih sering melaksanakan Shalat Sunnah Muakkad daripada Shalat Sunnah Ghairu Muakkad.
Apa itu Shalat Sunnah Istiadzah?
Shalat sunnah memiliki dua jenis, yaitu shalat sunnah yang disunahkan dilakukan secara berjamaah dan shalat sunnah yang tidak disarankan untuk dilakukan secara berjamaah.
Salah satu contoh dari shalat sunnah yang tidak disarankan untuk dikerjakan secara berjamaah adalah Shalat Sunnah Isti’adzah.
Shalat ini merupakan bentuk doa perlindungan kepada Allah SWT dari segala kejahatan yang mungkin mengancam dari luar.
Syaikh Nawawi al-Bantani, dalam kitabnya yang berjudul Nihayatu az-Zain, menjelaskan bahwa Shalat Sunnah Isti’adzah terdiri dari dua rakaat dan dilakukan setelah Shalat Dhuha.
Dalam melaksanakan Shalat Sunnah Isti’adzah, seseorang harus mengakrabi Allah SWT dengan niat istiadzah (memohon perlindungan).
Shalat ini dilakukan dengan harapan agar Allah SWT senantiasa melindungi individu tersebut dari segala bentuk keburukan yang dapat mengancamnya baik di siang maupun malam hari.
Dengan melibatkan diri dalam Shalat Sunnah Isti’adzah, umat Muslim berupaya memperkuat ikatan spiritualnya dengan Tuhan dan meminta perlindungan-Nya dalam menghadapi potensi bahaya dari lingkungan sekitar.
Cara Melaksanaan Shalat Istiadzah
Setelah membahas mengenai penjelasan Shalat Sunnah Istiadzah, Hasiltani kana membahas tata cara melaksanakan Shalat Sunnah Istiadzah.
Prosedur pelaksanaan Shalat Sunnah Isti’adzah umumnya mengikuti tata cara pelaksanaan shalat biasa. Niat untuk melaksanakan Shalat Sunnah Isti’adzah diucapkan dengan menggunakan lafal sebagai berikut:
أُصَلِّى سُنَّةَ الإسْتِعَاذَةِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ لله تَعَالَى
Artinya: “Aku niat sholat sunnah mohon perlindungan, dua raka’at dengan menghadap kiblat karena Allah Ta’ala.”
Dalam kitab “Nihayah Az-Zain” karya Syeikh Nawawi Al-Bantani, diuraikan bahwa dalam pelaksanaan Shalat Sunnah Isti’adzah, terdapat tata cara khusus dalam membaca ayat-ayat Al-Qur’an.
Pada rakaat pertama setelah membaca surah Al-Fatihah, langkah selanjutnya adalah membaca surah Al-Falaq. Sedangkan pada rakaat kedua, setelah membaca Al-Fatihah, dilanjutkan dengan membaca surah An-Nas.
Setelah menyelesaikan dua rakaat shalat, pelaksanaan Shalat Sunnah Isti’adzah ditutup dengan membaca doa isti’adzah, sebagai berikut:
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمٰنِ الرّحِيْمِ، اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَ صَلَّى اللّٰهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلأُمِّيِّ وَ عَلَى آلِهِ وَ صَحْبِهِ وَ سَلَّمَ، اللّٰهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنْ خَلِيْلٍ مَاكِرٍ عَيْنَاهُ تَرَيَانِيْ وَ قَلبُهُ يَرَعَانِيْ إِنْ رَأَى حَسَنَةً دَفَنَها، وَ إِنْ رَأَى سَيِّئَةً أَذَاعَهَا، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ يَوْمِ السُّوْءِ وَ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ لَيْلَةِ السُّوْءِ، وَ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ سَاعَةِ السُّوْءِ، وَ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ صَاحِبِ السُّوْءِ، وَ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ جَارِ السُّوْءِ فِي الدَّارِ الْمَقَامِ، وَ صَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَ سَلَّمَ
“Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillahi robbil ‘alamin, wa shallallahu ‘ala sayyidina Muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam. Allahumma inni a’udzubika min khalilin makirin ainahu tarayani wa qalbuhu yara’ani in ra-a hasanatan dafanaha, wa in ra-a sayyi-atan adza’aha. Allhumma inni a’udzubika min yaumis su’i wa a’udzubika min lailatis su’i, wa a’udzubika min sa’atis su’i, wa a’udzubika min shahibis su’i, wa a’udzubika min jaris su’i fid daril maqam. Wa shallallahu ‘ala sayyidina Muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam.”
Artinya:
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Semoga rahmat dan keselamatan senantiasa tercurah kepada junjungan kami, Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya dan para sahabatnya. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kedengkian orang jahat yang selalu mengawasi dan mencari cela pada diriku, yang menyembunyikan kebaikan jika melihatnya dan menyebarkan keburukan jika menemukannya. Ya Allah, aku memohon perlindungan kepada-Mu dari hari yang buruk, malam yang buruk, waktu yang buruk, teman yang buruk, dan tetangga rumah yang buruk. Semoga rahmat dan keselamatan senantiasa tercurah kepada junjungan kami, Nabi Muhammad SAW, serta kepada keluarganya dan para sahabatnya.”
Penutup
Demikianlah informasi dari Hasiltani.id tentang Shalat Sunnah Istiadzah.
Dengan demikian, Shalat Sunnah Istiadzah bukan sekadar rutinitas ibadah, melainkan merupakan jalan yang membuka pintu pertolongan dan perlindungan dari Allah SWT.
Melalui shalat sunnah ini, umat Islam memiliki kesempatan untuk mendekatkan diri kepada-Nya, memohon perlindungan dalam setiap langkah kehidupan, baik di saat terang maupun gelap.
Semoga pembahasan mengenai Shalat Sunnah Istiadzah ini memberikan inspirasi dan pemahaman yang lebih dalam bagi setiap individu yang ingin mengokohkan hubungannya dengan Sang Pencipta.
Teruslah menjalankan shalat sunnah ini dengan penuh kesungguhan hati, sehingga kita senantiasa merasakan limpahan rahmat dan perlindungan-Nya dalam setiap langkah perjalanan hidup kita.
Shalat Sunnah Istiadzah, sebuah kunci kehadiran Allah yang senantiasa menjaga dan melindungi hamba-Nya.
Terimakasih telah membaca artikel Shalat Sunnah Istiadzah ini, semoga informasi mengenai Shalat Sunnah Istiadzah ini bermanfaat untuk Sobat.