Hasiltani.id – Siapa yang Akan Masuk Surga? Penjelasan Berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis.Surga merupakan tempat yang dijanjikan oleh Allah SWT sebagai balasan bagi hamba-hamba-Nya yang beriman dan bertakwa.
Dalam ajaran Islam, masuk surga adalah tujuan tertinggi yang ingin dicapai oleh setiap Muslim, karena di sana terdapat kebahagiaan abadi, kenikmatan tiada tara, serta kedamaian yang sempurna. Namun, pertanyaan yang sering muncul adalah, siapa yang akan masuk surga? Al-Qur’an dan hadis memberikan gambaran yang jelas tentang kriteria orang-orang yang akan diizinkan masuk ke dalam surga, berdasarkan amal perbuatan dan ketaatan mereka selama hidup di dunia.
Artikel ini akan mengulas tentang syarat-syarat serta ciri-ciri golongan yang dijanjikan surga menurut Islam, baik dari segi keimanan, ibadah, hingga akhlak mulia yang mereka praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Gambaran Surga dalam Al-Qur’an dan Hadis
Sebelum membahas siapa yang akan masuk surga, Hasiltani membahas gambaran surga dalam Al-Quran dan hadis.
Gambaran surga dalam Al-Qur’an dan hadis memberikan gambaran tentang kemewahan, kedamaian, dan kebahagiaan yang abadi bagi penghuninya. Berikut adalah beberapa deskripsi surga menurut Al-Qur’an dan hadis:
1. Surga Tempat yang Mewah
Surga digambarkan sebagai tempat yang penuh kemewahan, di mana para penghuninya diberi perhiasan seperti gelang emas, mutiara, dan pakaian dari sutra. Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Fathir ayat 33:
“Penghuni surga Adn, mereka masuk ke dalamnya, mereka diberi perhiasan gelang-gelang dari emas dan mutiara, dan pakaian mereka di dalamnya adalah sutera.”
Hadis riwayat Muslim juga memperkuat gambaran ini:
“Dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda, ‘Surga memiliki pintu yang terbuat dari emas, dan jalan menuju surga terbuat dari emas, dan setiap pintu surga memiliki nama tersendiri.’”
2. Surga Tempat yang Sangat Luas
Surga tidak hanya mewah, tetapi juga sangat luas, seluas langit dan bumi. Al-Qur’an menggambarkan luasnya surga dalam surat Ali Imran ayat 133:
“Dan bersegeralah (berlomba-lomba) meminta ampunan kepada Allah SWT dan mendapatkan surga yang seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.”
3. Surga Dipenuhi dengan Bidadari
Di dalam surga, Allah SWT juga menciptakan bidadari sebagai pendamping penghuni surga. Gambaran ini terdapat dalam Al-Qur’an surat Al-Waqi’ah ayat 34-37:
“Dan (di surga) terdapat bidadari-bidadari yang tertutup mata dan tidak pernah dilihat oleh mata manusia sebelumnya, dan tidak pernah terpikir oleh manusia sebelumnya.”
4. Surga Mirip dengan Taman
Surga juga sering digambarkan sebagai taman yang indah, dipenuhi pohon-pohon berbuah dan aliran mata air yang jernih. Dalam surat Az-Zukhruf ayat 71, dijelaskan:
“Kepada mereka disajikan piring-piring dan gelas-gelas dari emas, dan di dalam surga itu terdapat apa yang diinginkan oleh hati dan segala yang sedap (dipandang) mata. Dan kamu kekal di dalamnya.”
5. Surga Tempat Tanpa Penderitaan
Surga adalah tempat kedamaian dan kebahagiaan abadi, bebas dari penderitaan, musibah, dan kesedihan. Dalam hadis riwayat Muslim, Rasulullah SAW bersabda:
“Di surga tidak ada bencana dan musibah, tidak ada penderitaan dan kesusahan.”
Gambaran-gambaran ini menunjukkan bahwa surga adalah tempat yang penuh dengan kenikmatan, kebahagiaan, dan kemuliaan yang tiada bandingannya, disediakan sebagai balasan bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa.
Letak Surga, Di Bumi atau Langit?
Pada pembahasan siapa yang akan masuk surga, Hasiltani membahas letak surga di bumi atau di langit.
Dalam diskusi tentang letak surga, terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama yang mencoba memahami dari mana Nabi Adam AS diusir dan di mana surga tersebut berada, apakah di bumi atau di langit. Merujuk pada buku Petunjuk ke Surga Menurut Al-Qur`an karya Lilis Nihwan, ada dua pendapat utama:
1. Surga di Langit (Surga Ma’wa)
Beberapa ulama berpendapat bahwa surga terletak di langit, dikenal dengan istilah Surga Ma’wa. Surga ini dipercaya berada di atas langit ke-7, dan banyak ulama yang sepakat bahwa Nabi Adam AS pernah tinggal di surga tersebut. Pendapat ini didasarkan pada firman Allah SWT dalam Surat Al-Baqarah ayat 38, yang menyebutkan bahwa Nabi Adam AS diperintahkan turun dari surga setelah tergoda oleh iblis. Surga yang ditempati Nabi Adam AS diyakini sebagai surga yang kekal, tempat orang-orang yang beriman akan masuk setelah hari kiamat.
2. Surga di Bumi
Di sisi lain, ada ulama yang berpendapat bahwa surga tempat tinggal Nabi Adam AS berada di bumi, bukan di langit. Menurut pandangan ini, surga yang ditempati Nabi Adam AS berbeda dengan surga abadi yang dijanjikan setelah hari kiamat. Ibnu Qoyyim Al Jauzi, dalam kitabnya Miftah Dar As Sa’adah, memberikan beberapa alasan yang mendukung pandangan ini:
- Surga abadi (khuldi) baru akan diberikan setelah hari kiamat, sementara Adam dan Hawa tinggal di surga hanya untuk sementara waktu.
- Surga adalah tempat pahala, sedangkan Nabi Adam AS tinggal di tempat ujian, yang merupakan sifat dunia.
- Surga adalah tempat kedamaian (Daarus Salaam), sementara di tempat Nabi Adam AS, mereka digoda oleh iblis, menunjukkan adanya gangguan.
- Surga disebut sebagai tempat menetap selamanya (Daarul Qaraar), namun Nabi Adam AS tidak tinggal di sana selamanya.
- Surga bersih dari bencana, tetapi di tempat Nabi Adam AS, iblis mampu mempengaruhi dan menggoda mereka, yang dianggap sebagai bencana.
- Surga adalah tempat yang tidak dihuni oleh makhluk fasik, namun iblis yang fasik berada di surga tempat Nabi Adam AS.
Perbedaan pandangan ini mencerminkan upaya para ulama dalam memahami letak surga berdasarkan dalil-dalil yang ada, namun semua sepakat bahwa surga abadi yang dijanjikan bagi orang-orang beriman adalah setelah hari kiamat.
Golongan Penghuni Surga Firdaus dalam Firman Allah
Pada pembahasan siapa yang akan masuk surga, Hasiltani membahas golongan penghuni surga firdaus dalam firman Allah.
Golongan penghuni surga Firdaus, sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah, mencakup:
1. Orang yang khusyuk dalam sholatnya
Orang yang khusyuk dalam sholat mampu memusatkan perhatian sepenuhnya pada ibadahnya. Mereka fokus dan berusaha merasakan kehadiran Allah dalam setiap gerakan dan doa. Mereka menghindari pikiran-pikiran yang mengganggu dan benar-benar memahami bahwa sholat adalah bentuk ibadah dan komunikasi dengan Allah.
Rasulullah SAW pernah bersabda:
“Sesungguhnya aku ingin menyuruh kalian untuk sholat, kemudian aku hendak memerintahkan agar kalian meninggalkan segala perbuatan dosa. Aku ingin memerintahkan para pelayan untuk memastikan kalian tetap khusyuk dalam sholat.” (HR. Ahmad)
2. Orang yang menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak berguna
Mereka adalah orang yang memilih untuk menghabiskan waktunya dengan kegiatan yang bermanfaat, seperti belajar, bekerja, dan beribadah, serta menghindari hal-hal yang hanya membuang waktu, seperti bergosip atau membicarakan hal yang tidak penting.
Rasulullah SAW bersabda:
“Berbicara tentang hal yang tidak berguna adalah dosa besar.” Para sahabat bertanya, “Apa itu, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Gosip.” (HR. Muslim)
Menunaikan zakat adalah salah satu kewajiban dalam Islam, dan merupakan bentuk kepedulian terhadap sesama. Zakat membantu mereka yang membutuhkan, seperti fakir miskin, yatim piatu, atau orang yang memiliki hutang. Orang yang menunaikan zakat berusaha membersihkan hartanya dan sekaligus membantu orang lain.
Rasulullah SAW bersabda:
“Islam dibangun atas lima dasar: bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya, mendirikan sholat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadan, dan haji ke Baitullah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
4. Orang yang menjaga kemaluannya
Dalam Islam, menjaga kemaluan berarti menjaga diri dari perbuatan yang merusak moral, seperti zina, pornografi, atau tindakan yang tidak pantas. Mereka yang menjaga kemaluannya berusaha mempertahankan kehormatan dan mengikuti ajaran agama dalam pergaulan serta menjaga aurat.
Rasulullah SAW bersabda:
“Jauhilah zina, karena zina adalah dosa yang paling besar setelah menyekutukan Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
5. Orang yang memelihara sholatnya
Orang ini selalu menjaga sholat sebagai bagian penting dari hidupnya. Mereka melaksanakan sholat tepat waktu, baik sendirian maupun berjamaah, dan memahami bahwa sholat adalah cara untuk membersihkan diri dari dosa serta mendekatkan diri kepada Allah.
Rasulullah SAW bersabda:
“Sholat adalah tiang agama. Barangsiapa yang mendirikannya, ia telah menegakkan agama, dan barangsiapa yang meninggalkannya, ia telah meruntuhkan agama.” (HR. Tirmidzi)
Dengan cara ini, kita bisa lebih memahami peran penting dari masing-masing perbuatan dalam mencapai surga Firdaus.
Baca juga: Surga dan Neraka – Gambaran Kehidupan Abadi Menurut Ajaran Islam
Penutup
Demikianlah informasi dari Hasiltani.id tentang siapa yang akan masuk surga.
Menjawab pertanyaan siapa yang akan masuk surga?, Islam memberikan panduan yang jelas melalui Al-Qur’an dan hadis. Mereka yang akan diizinkan masuk surga adalah orang-orang yang beriman, bertakwa, dan menjalankan amal saleh dengan ikhlas.
Surga adalah balasan bagi mereka yang memelihara sholat, menunaikan zakat, menjaga lisan dari perkataan sia-sia, dan memelihara diri dari perbuatan dosa. Namun, meskipun surga merupakan ganjaran bagi kebaikan dan ketaatan, rahmat dan kasih sayang Allah SWT tetap menjadi faktor penentu utama.
Oleh karena itu, sebagai manusia, kita harus senantiasa berusaha meningkatkan iman dan amal, serta berharap mendapat rahmat Allah untuk bisa meraih tempat di surga-Nya. Semoga kita termasuk dalam golongan yang berhak mendapatkan kebahagiaan abadi di surga.
Terimakasih telah membaca artikel siapa yang akan masuk surga, semoga informasi mengenai siapa yang akan masuk surga ini bermanfaat untuk Sobat.