Struktur Cerita Fabel

Memahami Struktur Cerita Fabel – Elemen dan Peranannya

Posted on

Hasiltani.id – Memahami Struktur Cerita Fabel – Elemen dan Peranannya dalam Menyampaikan Pesan Moral. Cerita fabel merupakan salah satu bentuk cerita yang mengandung pesan moral dan sering kali menggunakan binatang sebagai tokoh utama yang berperilaku seperti manusia. Untuk menyampaikan pesan-pesan tersebut dengan efektif, struktur cerita fabel memiliki peranan penting. Struktur cerita fabel tidak hanya membantu pembaca mengikuti alur cerita, tetapi juga memastikan bahwa nilai-nilai moral yang ingin disampaikan dapat dipahami dengan jelas.

Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang struktur cerita fabel, yang meliputi orientasi, komplikasi, resolusi, dan koda, serta bagaimana masing-masing elemen ini berperan dalam membangun cerita yang menarik dan bermakna.

Mengenal Fabel

Sebelum membahas struktur cerita fabel, Hasiltani membahas mengenai fabel.

Fabel adalah cerita yang menggambarkan sifat dan budi pekerti manusia yang diperankan oleh binatang. Teks fabel bersifat khayalan atau fiksi, di mana tokoh-tokoh binatang seperti semut dan belalang dapat mengobrol dan bertindak seperti manusia, meskipun dalam kehidupan nyata, hewan-hewan tersebut tidak bisa berbicara atau tertawa layaknya manusia.

Tokoh-tokoh binatang dalam teks fabel biasanya memiliki karakter yang berbeda, mirip dengan tokoh manusia dalam cerita lainnya. Sifat asli hewan sering kali dimasukkan dalam karakter tokoh cerita. Misalnya, dalam kisah “Semut dan Belalang”, semut digambarkan sebagai tokoh yang rajin, karena semut memang identik dengan sifat tersebut.

Baca Juga :  Pidato Bahasa Jawa Tentang Pemanasan Global - Pengertian dan Penyebab

Di Indonesia, banyak sekali teks fabel yang populer, seperti “Kisah Babi dan Domba”, “Kisah Semut dan Belalang”, “Kisah Persahabatan Singa dan Tikus”, dan lainnya. Fabel sering kali mengandung pesan moral yang dapat memberikan pelajaran tentang kehidupan dan budi pekerti.

Struktur Cerita Fabel

Struktur cerita fabel berikut penjelasan lengkapnya:

1. Orientasi

Orientasi adalah bagian pertama dalam cerita fabel yang berfungsi untuk memperkenalkan tokoh, latar tempat, dan waktu terjadinya peristiwa.

2. Komplikasi

Komplikasi adalah bagian yang mengandung masalah atau konflik. Pada bagian ini, konflik muncul dari kepribadian tokoh-tokoh dalam cerita.

3. Resolusi

Setelah konflik, bagian cerita fabel berlanjut dengan resolusi, yaitu penyelesaian masalah. Biasanya, bagian ini muncul setelah puncak masalah dan berisi cara-cara pemecahan masalah.

4. Koda

Koda adalah bagian akhir cerita fabel yang menunjukkan perubahan pada tokoh setelah menghadapi masalah. Koda juga menyampaikan pesan moral yang dapat memberikan pelajaran bagi pembaca.

Latar pada Teks Cerita Fabel dan Contohnya

Setelah membahas struktur cerita fabel, Hasiltani membahas latar pada teks cerita fabel dan contohnya.

Teks cerita fabel memiliki latar yang meliputi suasana, tempat, dan waktu, yang bertujuan untuk menggambarkan kisah sehingga pembaca bisa merasakannya. Berikut penjelasan tentang latar dalam cerita fabel:

1. Latar Suasana

Latar suasana menggambarkan perasaan atau keadaan yang dialami oleh tokoh, seperti ketakutan, kecemasan, atau ketegangan.
Contoh: Bulu kuduk si Kancil langsung berdiri, dan ia gemetar saat melihat gigi-gigi tajam sang buaya.

2. Latar Tempat

Latar tempat menjelaskan lokasi kejadian dalam cerita, seperti di sungai, hutan, atau padang rumput.
Contoh: Si Kancil sampai di tepi sungai yang jernih.

3. Latar Waktu

Latar waktu menggambarkan waktu terjadinya peristiwa dalam cerita, seperti pagi, sore, atau malam hari.
Contoh: Matahari mulai terbit di ufuk timur, dan sinarnya menyentuh kulit si Kancil yang sedang tidur lelap.

Baca Juga :  Khutbah Id Itu Dua Khutbah atau Cukup Satu Khutbah?

Cara Menulis Cerita Fabel

Pada pembahasan struktur cerita fabel, berikut adalah langkah-langkah cara menulis cerita fabel

1. Menentukan Ide Cerita

Langkah pertama adalah menentukan ide cerita yang akan ditulis. Ide ini bisa didapatkan dengan membaca referensi atau mengamati binatang di sekitar kita.

2. Menentukan Alur Cerita

Setelah ide ditentukan, tentukan alur cerita, yaitu rangkaian peristiwa yang saling terkait dengan sebab-akibat di dalamnya.

3. Menciptakan Tokoh

Selanjutnya, ciptakan tokoh-tokoh dalam cerita, yang biasanya merupakan binatang dengan sifat dan karakter yang menyerupai manusia.

4. Menentukan Sudut Pandang

Tentukan sudut pandang dalam bercerita. Sudut pandang ini bisa berupa:

  • Orang pertama sebagai pelaku utama
  • Orang pertama sebagai pelaku sampingan
  • Orang ketiga serba tahu (omniscient)
  • Orang ketiga yang mengamati apa yang dilihat, dialami, dipikirkan, dan dirasakan oleh tokoh

5. Mengembangkan Cerita

Setelah kerangka cerita terbentuk, kembangkan cerita dengan menarik perhatian pembaca. Dimulai dengan menulis bagian pembuka cerita yang menarik.

6. Membuat Penutup

Bagian penutup berisi amanat atau pesan moral yang bisa dipetik dari cerita fabel yang telah dibuat.

Cerita Fabel Singkat: Rusa Benci Kakinya yang Ramping

Sang rusa sangat bangga dengan tanduknya yang indah, tetapi ia membenci kakinya yang ramping dan kurus. Suatu hari, sang rusa berniat mencari hewan yang bisa mengubah keempat kakinya agar lebih gemuk. Namun, saat sedang berjalan di tengah hutan, tiba-tiba ia mendengar suara anjing pemburu yang sedang mengejarnya.

Tanpa berpikir panjang, sang rusa langsung berlari secepat mungkin untuk menyelamatkan diri. Ia menerobos hutan yang lebat dengan semak belukar dan pohon-pohon tinggi. Karena ketakutan dan terburu-buru, tiba-tiba… duk! Tanduknya yang indah tersangkut di batang pohon. Sang rusa berusaha keras untuk melepaskan tanduknya, namun usaha itu sia-sia. Sementara anjing-anjing pemburu semakin dekat.

Baca Juga :  Apakah Tato Haram dalam Islam? Pandangan Ulama dan Dalil Larangannya

Dalam keadaan genting, sang rusa mengambil ancang-ancang dan dengan sekuat tenaga menghentakkan kakinya. Tanduk yang tersangkut akhirnya terlepas! Dengan keempat kaki rampingnya, sang rusa pun berlari secepat mungkin dan akhirnya berhasil selamat dari kejaran anjing pemburu.

Setelah kejadian itu, sang rusa baru menyadari bahwa kakinya yang selama ini ia sepelekan, justru yang menyelamatkannya. Sementara tanduk yang selalu ia banggakan malah hampir mencelakakannya. Sejak saat itu, sang rusa tidak lagi mempersoalkan bentuk kakinya dan mulai menghargai apa yang dimilikinya.

Penutup

Demikianlah informasi dari Hasiltani.id tentang struktur cerita fabel.

Dalam cerita fabel, struktur cerita fabel memainkan peran yang sangat penting dalam menyampaikan pesan moral secara jelas dan efektif. Setiap elemen, mulai dari orientasi, komplikasi, resolusi, hingga koda, bekerja bersama untuk menciptakan alur yang menarik dan mudah dipahami oleh pembaca. Melalui struktur yang terorganisir dengan baik, cerita fabel tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan pelajaran hidup yang berharga. Dengan memahami struktur ini, kita dapat lebih menghargai bagaimana setiap bagian cerita saling mendukung untuk menyampaikan nilai-nilai moral yang ada dalam kisah-kisah fabel.

Terimakasih telah membaca artikel struktur cerita fabel ini, semoga informasi mengenai struktur cerita fabel ini bermanfaat untuk Sobat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *