Hasiltani.id – Surat Al-Baqarah Ayat 256-260 – Arab, Latin dan Terjemahannya. Surat Al-Baqarah, yang merupakan bagian dari Al-Quran, adalah sumber ilmu dan petunjuk bagi umat Muslim di seluruh dunia.
Surat ini memiliki sejumlah ayat yang mengandung pesan-pesan penting yang membimbing umat Islam dalam berbagai aspek kehidupan mereka.
Salah satu bagian yang menonjol dalam Surat Al-Baqarah adalah ayat 256 hingga 260. Ayat-ayat ini membawa pesan-pesan yang mendalam tentang kebebasan beragama, keimanan yang tulus, dan kekuasaan Allah yang luar biasa.
Mari kita jelajahi makna dan pelajaran yang terkandung dalam Surat Al-Baqarah ayat 256-260 ini, yang dapat menjadi sumber inspirasi dan panduan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Mengenai Surat-Al Baqarah
Sebelum membahas mengenai bacaan Surat Al-Baqarah Ayat 256-260, beirkut akan dijelaskan mengenai Surat Al-Baqarah ini.
Surat Al-Baqarah, yang merupakan bagian dari Al-Quran, memegang tempat istimewa dengan jumlah ayat terbanyak dibandingkan dengan surat-surat lainnya.
Surat ini terdiri dari total 286 ayat, mengandung 6.221 kata, serta menghimpun sekitar 25.500 huruf dalam teksnya yang kaya makna.
Nama “Al-Baqarah” diberikan kepada surat ini, yang secara harfiah dapat diterjemahkan sebagai “Sapi Betina”, karena surat ini merangkum cerita penting tentang penyembelihan sapi betina yang diperintahkan oleh Allah kepada Bani Israil.
Kisah ini telah diabadikan dalam Al-Quran dan menjadi salah satu peristiwa penting dalam sejarah ketuhanan.
Pada sesi ngaji kali ini, kita akan memfokuskan perhatian pada beberapa ayat yang terdapat dalam Surat Al-Baqarah. Secara khusus, kita akan mengkaji ayat-ayat 256 hingga 260 dalam surat ini, karena ayat-ayat ini memegang peranan penting dalam pemahaman kita tentang ajaran-ajaran Al-Quran.
Dengan menggali makna dan hikmah yang terkandung dalam ayat-ayat ini, kita dapat mendapatkan wawasan yang lebih dalam tentang pesan-pesan yang Allah sampaikan kepada kita melalui Al-Quran.
Bacaan Surat Al-Baqarah Ayat 256-260
Berikut adalah Bacaan Surat Al-Baqarah Ayat 256-260 arab, latin dan terjemahannya:
Ayat 256:
لَآ اِكْرَاهَ فِى الدِّيْنِۗ قَدْ تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ ۚ فَمَنْ يَّكْفُرْ بِالطَّاغُوْتِ وَيُؤْمِنْۢ بِاللّٰهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقٰى لَا انْفِصَامَ لَهَا ۗوَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ ٢٥٦
lā ikrāha fid-dīn, qat tabayyanar-rusydu minal-gayy, fa may yakfur biṭ-ṭāgụti wa yu`mim billāhi fa qadistamsaka bil-‘urwatil-wuṡqā lanfiṣāma lahā, wallāhu samī’un ‘alīm.
Artinya:
Dalam (menganut) agama (Islam), tidak ada paksaan, karena perbedaan antara jalan yang benar dan jalan yang sesat telah dinyatakan dengan jelas. Barang siapa menolak ketaatan kepada segala yang dianggap sebagai otoritas selain Allah (Tagut) dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya, dia telah memegang erat tali yang kuat yang tidak akan pernah terputus. Allah adalah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.
Ayat 257:
اَللّٰهُ وَلِيُّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا يُخْرِجُهُمْ مِّنَ الظُّلُمٰتِ اِلَى النُّوْرِۗ وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اَوْلِيَاۤؤُهُمُ الطَّاغُوْتُ يُخْرِجُوْنَهُمْ مِّنَ النُّوْرِ اِلَى الظُّلُمٰتِۗ اُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ النَّارِۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ ٢٥٧
allāhu waliyyullażīna āmanụ yukhrijuhum minaẓ-ẓulumāti ilan-nụr, wallażīna kafarū auliyā`uhumuṭ-ṭāgụtu yukhrijụnahum minan-nụri ilaẓ-ẓulumāt, ulā`ika aṣ-ḥābun-nār, hum fīhā khālidụn.
Artinya:
Allah adalah penjaga bagi mereka yang beriman. Dia membimbing mereka keluar dari kegelapan menuju cahaya iman. Sedangkan bagi orang-orang yang kafir, penjaganya adalah setan, yang membawa mereka dari cahaya ke dalam kegelapan. Mereka adalah penghuni neraka, dan mereka akan kekal di dalamnya.
Ayat 258:
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ ٢٥٨
a lam tara ilallażī ḥājja ibrāhīma fī rabbihī an ātāhullāhul-mulk, iż qāla ibrāhīmu rabbiyallażī yuḥyī wa yumītu qāla ana uḥyī wa umīt, qāla ibrāhīmu fa innallāha ya`tī bisy-syamsi minal-masyriqi fa`ti bihā minal-magribi fa buhitallażī kafar, wallāhu lā yahdil-qaumaẓ-ẓālimīn
Artinya:
Tidakkah kamu perhatikan orang yang berdebat dengan Ibrahim tentang Tuhannya, padahal Allah telah memberinya kekuasaan (kerajaan)? Ketika Ibrahim mengatakan, “Tuhanku adalah Yang menghidupkan dan mematikan,” orang tersebut menjawab, “Saya juga bisa menghidupkan dan mematikan.” Kemudian Ibrahim mengungkapkan, “Allah membiarkan matahari terbit dari timur, maka buatlah ia terbit dari barat.” Hal ini membuat orang kafir itu terkejut dan bingung. Ingatlah bahwa Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang berlaku zalim.
Ayat 259:
اَوْ كَالَّذِيْ مَرَّ عَلٰى قَرْيَةٍ وَّهِيَ خَاوِيَةٌ عَلٰى عُرُوْشِهَاۚ قَالَ اَنّٰى يُحْيٖ هٰذِهِ اللّٰهُ بَعْدَ مَوْتِهَا ۚ فَاَمَاتَهُ اللّٰهُ مِائَةَ عَامٍ ثُمَّ بَعَثَهٗ ۗ قَالَ كَمْ لَبِثْتَ ۗ قَالَ لَبِثْتُ يَوْمًا اَوْ بَعْضَ يَوْمٍۗ قَالَ بَلْ لَّبِثْتَ مِائَةَ عَامٍ فَانْظُرْ اِلٰى طَعَامِكَ وَشَرَابِكَ لَمْ يَتَسَنَّهْ ۚ وَانْظُرْ اِلٰى حِمَارِكَۗ وَلِنَجْعَلَكَ اٰيَةً لِّلنَّاسِ وَانْظُرْ اِلَى الْعِظَامِ كَيْفَ نُنْشِزُهَا ثُمَّ نَكْسُوْهَا لَحْمًا ۗ فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهٗ ۙ قَالَ اَعْلَمُ اَنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ ٢٥٩
au kallażī marra ‘alā qaryatiw wa hiya khāwiyatun ‘alā ‘urụsyihā, qāla annā yuḥyī hāżihillāhu ba’da mautihā, fa amātahullāhu mi`ata ‘āmin ṡumma ba’aṡah, qāla kam labiṡt, qāla labiṡtu yauman au ba’ḍa yaụm, qāla bal labiṡta mi`ata ‘āmin fanẓur ilā ṭa’āmika wa syarābika lam yatasannah, wanẓur ilā ḥimārik, wa linaj’alaka āyatal lin-nāsi wanẓur ilal-‘iẓāmi kaifa nunsyizuhā ṡumma naksụhā laḥmā, fa lammā tabayyana lahụ qāla a’lamu annallāha ‘alā kulli syai`ing qadīr.
Artinya:
Contoh lainnya adalah seperti seseorang yang melewati sebuah kota yang telah hancur berantakan hingga reruntuhan bangunan menutupi atap-atapnya. Orang itu bertanya, “Bagaimana mungkin Allah akan menghidupkan kembali kota ini setelah kehancurannya yang begitu parah?” Kemudian Allah membiarkan orang tersebut tidur selama seratus tahun, lalu membangunkannya kembali. Allah bertanya, “Berapa lama kamu tinggal di sini?” Orang itu menjawab, “Aku tinggal di sini hanya sehari atau setengah hari.” Allah menjawab, “Tidak, kamu telah tinggal di sini selama seratus tahun. Perhatikan makanan dan minumanmu, yang tetap segar, tetapi lihatlah keledaimu yang telah menjadi tulang belulang. Ini Kami tunjukkan sebagai bukti kekuasaan Kami atas manusia. Lihatlah bagaimana Kami mengatur kembali tulang belulang keledai itu, kemudian menutupinya dengan daging.” Setelah melihat itu, orang tersebut menyatakan, “Saya yakin bahwa Allah memiliki kekuasaan atas segala sesuatu.”
Ayat 260:
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ٢٦٠
wa iż qāla ibrāhīmu rabbi arinī kaifa tuḥyil-mautā, qāla a wa lam tu`min, qāla balā wa lākil liyaṭma`inna qalbī, qāla fakhuż arba’atam minaṭ-ṭairi fa ṣur-hunna ilaika ṡummaj’al ‘alā kulli jabalim min-hunna juz`an ṡummad’uhunna ya`tīnaka sa’yā, wa’lam annallāha ‘azīzun ḥakīm.
Artinya:
Ingatlah saat Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, tunjukkanlah kepada saya bagaimana Engkau menghidupkan orang yang telah mati.” Allah bertanya, “Apakah kamu tidak percaya?” Ibrahim menjawab, “Aku percaya, tapi aku ingin menenangkan hatiku.” Allah kemudian bersabda, “Jika begitu, ambillah empat ekor burung dan cincanglah mereka, kemudian letakkan potongan-potongan itu di atas empat bukit yang berbeda, lalu panggillah mereka. Mereka akan datang kepadamu dengan segera.” Ini adalah bukti kekuasaan dan kebijaksanaan Allah yang Mahaagung.
Makna Surat Al-Baqarah Ayat 256-260
Surat Al-Baqarah ayat 256-260 menyampaikan beberapa pesan penting yang berkaitan dengan iman, kebebasan beragama, serta ketetapan Allah dalam menguji keimanan manusia.
Berikut adalah makna dari ayat-ayat tersebut:
1. Ayat 256:
Ayat ini menegaskan prinsip dasar dalam Islam bahwa agama tidak boleh dipaksakan kepada siapa pun. Keimanan harus datang dari hati yang tulus dan pilihan bebas individu.
Allah mengingatkan bahwa perbedaan antara jalan yang benar (agama) dan yang sesat (kemurtadan) sangat jelas.
Jika seseorang menolak otoritas selain Allah (Tagut) dan beriman kepada-Nya, maka dia memiliki pegangan yang kuat yang tidak akan pernah terputus. Pesan ini menunjukkan pentingnya keimanan yang kokoh dan pilihan bebas dalam memeluk agama.
2. Ayat 257:
Ayat ini menggambarkan peran Allah sebagai pelindung orang yang beriman. Dia membimbing mereka dari kegelapan (kemusyrikan) menuju cahaya (iman).
Sebaliknya, orang-orang yang kafir memiliki setan sebagai pelindung, yang membimbing mereka dari cahaya (iman) menuju kegelapan (kemusyrikan).
Ayat ini menekankan akibat dari pilihan yang salah, yaitu menjadi penghuni neraka yang kekal di dalamnya.
3. Ayat 258:
Ayat ini mengisahkan perdebatan antara Ibrahim dan seorang penguasa yang sombong. Meskipun penguasa itu memiliki kekuasaan dunia, Ibrahim mengingatkan bahwa Allah-lah yang menghidupkan dan mematikan.
Ayat ini menggambarkan kerendahan hati Ibrahim dan kelemahan argumen penguasa tersebut.
4. Ayat 259:
Ibrahim memberikan bukti lebih lanjut tentang kekuasaan Allah dengan mengajukan permintaan yang mustahil menurut hukum alam, yaitu meminta matahari terbit dari arah barat.
Ini bertujuan untuk menggambarkan betapa luar biasanya kekuasaan Allah dan kebingungan orang-orang kafir yang tidak bisa memberikan bukti sebaliknya.
5. Ayat 260:
Ayat ini mengingatkan bahwa Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang yang berlaku zalim dan sombong. Orang-orang yang memilih untuk berbuat zalim dan menentang kebenaran tidak akan mendapatkan petunjuk dari-Nya.
Baca juga:
- Surat Al-Baqarah Ayat 216-220 – Arab, Latin dan Terjemahannya
- Surat Al-Baqarah Ayat 11-15 – Arab, Latin, dan Terjemahannya
- Surat Al-Baqarah Ayat 186-190 – Arab, Latin dan Terjemahannya
Penutup
Demikianlah informasi dari Hasiltani.id tentang Surat Al-Baqarah Ayat 256-260.
Surat Al-Baqarah ayat 256-260 mengandung pesan-pesan yang mendalam dan relevan bagi umat Muslim. Ayat-ayat ini menegaskan prinsip dasar dalam Islam tentang kebebasan beragama dan keimanan yang tulus.
Mereka mengingatkan kita bahwa Allah adalah pelindung orang-orang yang beriman dan bahwa kita harus menjauhkan diri dari kegelapan kemusyrikan.
Kisah debat Ibrahim dengan penguasa sombong juga menggambarkan betapa rendahnya argumen orang-orang yang menolak kebenaran. Ibrahim, dengan kerendahan hati dan keyakinan yang kuat, berhasil mengilustrasikan kekuasaan luar biasa Allah.
Oleh karena itu, saat kita merenungkan Surat Al-Baqarah ayat 256-260, kita diingatkan untuk menjaga keimanan kita dengan tulus, menghormati kebebasan beragama, dan menjauhi kezaliman. P
esan-pesan ini sangat relevan dalam konteks kehidupan modern, di mana kebebasan beragama dan toleransi sangat penting. Semoga kita semua dapat merenungkan makna-makna yang terkandung dalam ayat-ayat ini dan menjadikannya panduan dalam perjalanan spiritual kita.
Terima kasih telah membaca artikel Surat Al-Baqarah Ayat 256-260 ini, semoga informasi mengenai Surat Al-Baqarah Ayat 256-260 ini bermanfaat untuk Sobat.