Hasiltani.id – Makna dan Tata Cara Tasyahud dalam Shalat – Panduan Lengkap untuk Kesempurnaan Ibadah. Tasyahud merupakan salah satu bagian penting dalam rangkaian ibadah shalat yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim. Sebagai salah satu rukun shalat, tasyahud dilakukan pada posisi duduk setelah sujud, baik dalam shalat dua rakaat maupun lebih.
Bacaan tasyahud menjadi momen ketika seorang hamba mengucapkan salam dan bersaksi atas keesaan Allah serta kenabian Rasulullah SAW.
Pemahaman tentang tasyahud, baik dari segi bacaan maupun tata cara duduknya, sangat penting agar shalat seseorang menjadi sah dan diterima. Dengan kata lain, tanpa pelaksanaan tasyahud yang benar, shalat tidak dapat dikatakan sempurna.
Cara Duduk Tasyahud Awal
Pada artikel tata cara tasyahud, Hasiltani memberikan cara duduk tasyahud awal.
Saat duduk tasyahud awal, posisi kaki kiri direntangkan dan diduduki, sedangkan kaki kanan ditegakkan. Letakkan tangan di atas paha, dengan posisi tangan menggenggam kecuali jari telunjuk yang diarahkan ke kiblat. Setelah itu, baca doa tasyahud awal.
Doa Tasyahud Awal:
اَلتَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ ِللهِ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ.
At-tahiyyaatul mubaarakatush shalawaatuth thayyibaatulillaahi. Assalaamu ‘alaika ayyuhan-nabiyyu wa rahmatullaahi wa barakaatuhu. Assalaamu ‘alainaa wa ‘alaa ‘ibaadillaahish-shaalihiina. Asyhadu an laa ilaaha illallaahu wa asyhadu anna Muhammadar Rasuulullaahi.
Artinya: “Segala kehormatan, keberkahan, rahmat dan keselamatan, serta kebaikan hanya milik Allah. Keselamatan, rahmat, dan berkah dari Allah untukmu, wahai Nabi [Muhammad]. Semoga keselamatan juga tercurah atas kami dan seluruh hamba Allah yang saleh. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.”
Cara Duduk Tasyahud Akhir
Pada pembahasan tata cara tasyahud, Hasiltani memberikan cara duduk tasyahud akhir.
Pada duduk tawarruk (dalam tasyahud akhir), kaki kiri diletakkan di bawah tulang kering kaki kanan sehingga pantat kiri menyentuh lantai. Posisi tangan tetap sama dengan tasyahud awal, yaitu diletakkan di atas paha dengan jari telunjuk menunjuk ke kiblat.
Doa Tasyahud Akhir:
اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَرَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فِى الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid.
Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan kepada Nabi Muhammad, dan kepada keluarganya, sebagaimana Engkau telah memberikan rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Limpahkanlah pula keberkahan kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau telah memberikan keberkahan kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya di seluruh alam semesta. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.”
Syarat Sah Shalat
Pada artikel tata cara tasyahud, Hasiltani membahas syarat sah shalat.
Berikut adalah penjelasan syarat sah shalat yang dibahas oleh Habib Muhammad bin Ahmad bin Umar As-Syatiri dalam bahasa yang lebih mudah dipahami:
1. Beragama Islam
Shalat hanya sah dilakukan oleh orang yang beragama Islam.
2. Mumayyiz (Anak yang Sudah Mampu Membedakan)
Anak yang sudah berumur sekitar 7 tahun dan sudah mampu membedakan yang benar dan yang salah dapat melaksanakan shalat. Ini tidak berlaku bagi anak kecil yang belum paham atau orang yang sakit mental.
3. Sudah Masuk Waktu Shalat
Shalat baru dianggap sah jika dilakukan pada waktu yang telah ditetapkan untuk setiap shalat.
4. Mengetahui Rukun Shalat
Orang yang shalat harus mengetahui rukun-rukun (fardu) shalat agar shalatnya sah.
5. Tidak Menganggap Rukun Shalat sebagai Sunnah
Keyakinan bahwa semua rukun shalat adalah wajib, bukan sunnah, sangat penting untuk sahnya shalat.
6. Suci dari Hadas Kecil dan Besar
Seseorang harus bersih dari hadas kecil (wudhu) dan hadas besar (mandi wajib) sebelum melaksanakan shalat.
7. Suci dari Najis
Pakaian, tubuh, dan tempat shalat harus bebas dari najis.
8. Menutup Aurat
Aurat harus tertutup dengan sempurna selama shalat. Bagi laki-laki, aurat adalah antara pusar dan lutut, sementara bagi perempuan, seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan.
9. Menghadap Kiblat
Saat shalat, seseorang harus menghadap ke arah Ka’bah di Mekah, kecuali dalam kondisi tertentu seperti musafir yang melakukan shalat sunnah atau orang dalam kondisi khusus seperti berperang atau tidak tahu arah kiblat.
10. Tidak Berbicara Selain Bacaan Shalat
Selama shalat, dilarang berbicara apapun selain bacaan yang menjadi bagian dari shalat.
11. Tidak Banyak Bergerak
Gerakan yang dilakukan selama shalat harus dibatasi. Mazhab Syafi’i membatasi gerakan yang di luar gerakan shalat tidak lebih dari tiga kali.
12. Tidak Makan atau Minum
Shalat tidak sah jika dilakukan sambil makan atau minum.
13. Tidak Ragu Mengenai Takbiratul Ihram
Harus yakin bahwa takbiratul ihram (mengucapkan “Allahu Akbar” saat memulai shalat) sudah dilakukan dengan benar.
14. Tidak Berniat Memutus Shalat
Saat melaksanakan shalat, tidak boleh ada niat untuk memutus shalat atau merasa ragu apakah akan memutusnya atau tidak.
15. Tidak Menggantungkan Shalat pada Sesuatu
Shalat tidak boleh dilakukan dengan kondisi menggantungkan batalnya shalat pada sesuatu hal (misalnya, seseorang berpikir shalatnya akan batal jika ada kejadian tertentu).
Itulah penjelasan singkat mengenai 15 syarat sah shalat. Setiap syarat ini penting untuk memastikan ibadah shalat dilakukan dengan benar sesuai tuntunan.
Baca juga:
- Mengapa Meninggalkan Shalat Karena Malas Berbahaya
- Apakah Lebih Baik Wanita Sholat di Rumah atau Masjid?
- Tahajjud dan Qiyamul Lail – Apa Perbedaannya?
Penutup
Demikianlah informasi dari Hasiltani.id tentang tata cara tasyahud.
Tasyahud bukan hanya sekadar bacaan formal dalam shalat, melainkan momen penting untuk memperkuat hubungan spiritual antara seorang hamba dengan Allah SWT. Dengan memahami makna dan tata cara pelaksanaannya, setiap Muslim dapat melaksanakan shalat dengan lebih khusyuk dan sempurna.
Tasyahud menjadi salah satu penentu sahnya shalat, sehingga sangat penting untuk dilakukan dengan benar dan penuh kesadaran. Semoga dengan memperhatikan bacaan dan sikap saat tasyahud, ibadah shalat kita diterima dan mendekatkan kita kepada ridha Allah SWT.
Terimakasih telah membaca artikel tata cara tasyahud ini, semoga informasi mengenai tata cara tasyahud ini bermanfaat untuk Sobat.